Peran Komponen Sekolah dalam Pendidikan Karakter

23 karakter tertentu yang akan dibudayakan dan ditanamkan di lingkungan sekolah. Tim ini bertugas untuk merencanakan dan menyusun program pelaksanaan pembudayaan dan penanaman karakter di lingkungan sekolah dalam rentang waktu tertentu.

c. Guru

Peran guru sangatlah penting dalam pelaksanaan pendidikan karakter terhadap siswa, karena berinteraksi langsung secara terus menerus dalam proses pembelajaran. Guru harus mempersiapkan berbagai pilihan dan strategi untuk menanamkan setiap nilai-nilai, norma-norma, dan kebiasaan-kebiasaan ke dalam setiap mata pelajaran yang diampunya. Guru merupakan model secara langsung bagi siswa, oleh karena itu guru harus memiliki sikap-sikap sebagai pendidik karakter. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa guru bukan hanya menjadi pentransfer ilmu science, tetapi juga pentransfer nilai-nilai values. Oleh karena itu, ia berperan sebagai “tuladha” yang bisa diteladani oleh peserta didik dan masyarakat sekitar Sri Sultan Hamengku Buwono X, 2012: 2.

d. Keluarga

Orang tuawali murid dapat terlibat dalam kegiatan pembudayaan dan penanaman karakter melalui beberapa kegiatan. Orang tuawali murid secara aktif dapat memantau perkembangan perilaku anak mereka melalui buku kegiatan siswa yang sudah disiapkan pihak sekolah. Orang tuawali murid secara aktif mengikuti kegiatan rutin atau bergilir yang 24 dilaksanakan pihak sekolah dalam pertemuan-pertemuan antara orang tuawali murid dengan wali kelas dan guru-guru kelas. e. Komite sekolah dan masyarakat Sekolah bersama komite sekolah dan masyarakat secara bersama- sama menyusun suatu kegiatan yang dapat mendukung terwujudnya pembudayaan dan penanaman karakter yang baik bagi seluruh warga sekolah.

E. Pengintegrasian Pendidikan Karakter

Muchlas Samani 2011:144, mengungkapkan bahwa strategi dapat dimaknai dalam kaitannya dengan kurikulum, model tokoh, serta metodologi. Strategi dalam kaitannya dengan kurikulum, strategi yang umum digunakan oleh sekolah-sekolah yaitu mengintegrasi pendidikan karakter dalam bahan ajar, artinya tidak membuat kurikulum pendidikan karekter tersendiri. Kemudian, kaitannya dengan model tokoh yaitu bahwa seluruh tenaga pendidik, seperti kepala sekolah, seluruh guru, dan seluruh Bimbingan dan Konseling, serta tenaga administrasi di sekolah harus mampu menjadi model teladan yang baik. Selanjutnya, menurut M. Furqon Hidayatullah 2010: 43- 59 strategi dalam pendidikan karakter dapat dilakukan melalui sikap-sikap sebagai berikut.

a. Keteladanan

Keteladanan memiliki kontribusi yang sangat besar dalam mendidik karakter. Keteladanan guru dalam berbagai aktivitasnya akan menjadi 25 cermin siswanya. Oleh karena itu, sosok guru yang bisa diteladani siswa sangat penting. b. Penanaman disiplin Kedisiplinan menjadi alat yang ampuh dalam mendidik karakter. Banyak orang sukses karena menegakkan kedisiplinan.

c. Pembiasaan

Pendidikan karakter tidak cukup hanya diajarkan melalui mata pelajaran di kelas, tetapi sekolah dapat juga menerapkannya melalui pembiasaan. Pembiasaan diarahkan pada upaya pembudayaan pada aktivitas tertentu sehingga menjadi aktivitas yang terpola atau tersistem.

d. Menciptakan suasana yang kondusif

Lingkungan dapat dikatakan merupakan proses pembudayaan anak dipengaruhi oleh kondisi yang setiap saat dihadapi dan dialami anak. Demikian halnya, menciptakan suasana kondusif di sekolah merupakan upaya membangun kultur atau budaya yang memungkinkan untuk membangun karakter, terutama berkaitan dengan budaya kerja dan belajar di sekolah.

e. Integrasi dan internalisasi

Pendidikan karakter membutuhkan proses internalisasi nilai-nilai. Sejalan dengan pendapat di atas, Agus Wibowo 2012: 84 menyebutkan bahwa model pengintegrasian pendidikan karakter di sekolah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. 26

a. Integrasi dalam Program Pengembangan Diri

1 Kegiatan Rutin Sekolah Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Misalnya, pemeriksaan kebersihan badan, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran, mengucap Salam. 2 Kegiatan Spontan Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat guru atau tenaga kependidikan yang lain mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari peserta didik, yang harus dikoreksi pada saat itu juga. Misalnya, mengkoreksi kesalahan ketika ada anak didik yang membuang sampah tidak pada tempatnya, berteriak- teriak, berkelahi. Selain itu, memberikan pujian ketika anak didik memperoleh nilai tinggi, menolong orang lain, memperoleh prestasi 3 Keteladanan Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan yang lain dalam memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik, sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya. Misalnya, berpakaian rapi, datang tepat waktu, bekerja keras, bertutur kata sopan, kasih sayang, perhatian terhadap peserta didik, jujur, menjaga kebersihan. 27 4 Pengkondisian Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter maka sekolah harus dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu. Sekolah harus mencerminkan kehidupan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang diinginkannya. Misalnya, toilet yang selalu bersih, bak sampah ada di berbagai tempat, dan selalu dibersihkan, sekolah terlihat rapi, dan alat belajar ditempatkan teratur.

b. Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran

Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai- nilai tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP. Pengembangan nilai- nilai itu dalam silabus ditempuh melalui cara-cara berikut ini: 1 mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada Standar Isi untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang tercantum itu sudah tercakup didalamnya, 2 menggunakan tabel yang memperlihatkan keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan indikator untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan, 3 mencantumkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam tabel itu ke dalam silabus, 4 mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke RPP, mengembangkan proses pembelajaran secara aktif yang emungkinkan