Pengertian Pendidikan Karakter Kajian tentang Pendidikan Karakter

15

3. Nilai-nilai Karakter

Menurut Said Hamid Hasan Zubaedi, 2011:74 nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter di Indonesia diidentifikasi berasal dari empat sumber, yaitu: a. Agama, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat beragama, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaan. Oleh karena itu, nilai-nilai pendidikan karakter harus didasari nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama. b. Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 yang dijabarkan lebih lanjut ke dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan pilitik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. c. Budaya, manusia yang hidup bermasyarakat selalu didasari oleh nilai- nilai budaya yang diakui masyarakat tersebut. Nilai budaya ini dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antara anggota masyarakat tersebut. Budaya begitu penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa. d. Tujuan Pendidikan Nasional, sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Pengembangan nilai-nilai karakter yang ada di Indonesia berasal dari pandangan hidup bangsa, agama, dan budaya yang dirumuskan ke dalam tujuan pendidikan nasional. Untuk mewujudkan pelaksanaan pendidikan karakter, dari keempat sumber tersebut dapat diidentifikasi nilai-nilai karakter sebagaimana berikut: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai 16 prestasi, bersahabatkomunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Retno Listyarti 2012:5-8 menjabarkan 18 nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dibuat oleh Diknas. 18 nilai-nilai tersebut adalah : a. Religius: sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain. b. Jujur: perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. c. Toleransi: sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. d. Disiplin: tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. e. Kerja Keras: perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. f. Kreatif: berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari apa yang telah dimiliki. g. Mandiri: sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. h. Demokratis: cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. i. Rasa Ingin Tahu: sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. j. Semangat Kebangsaan: cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. k. Tanah Air: Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya. l. Menghargai Prestasi: sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain. m. Bersahabat dan Komunikatif: tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain. n. Cinta Damai: sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadirannya. 17 o. Membaca: kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan baginya. p. Peduli Lingkungan: sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. q. Peduli Sosial: sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. r. Tanggungjawab: sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan alam, sosial, dan budaya, negara dan Tuhan Yang Maha Esa Darmiyati Zuchdi, 2011: 168-170. Untuk mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia, 18 nilai nilai karakter tersebut dapat diintegrasikan dalam rencana kerja sekolah, program sekolah, kurikulum sekolah, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan proses.

B. Pentingnya Pendidikan Karakter

Ketika bangsa indonesia mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, para pendiri bangsa menyadari ada tiga tantangan besar yang harus dihadapi Indonesia. Pertama, mendirikan negara yang bersatu dan berdaulat. Kedua, membangun bangsa, dan yang ketiga adalah membangun karakter. Pada implementasinya mendirikan negara lebih cepat jika dibandingkan upaya membangun bangsa dan membangun karakter. Para pendiri bangsa menegaskan bahwa bangsa harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter, karena pembangunan karakter inilah yang akan membuat Indonesia menjadi negara besar, maju, jaya, dan bermartabat Muchlas Samani, 2011:1. 18 Pembangunan karakter di Indonesia saat ini dirasakan mendesak. Pendidikan karakter terus diupayakan, melihat situasi masyarakat bahkan situasi dunia pendidikan di Indonesia menjadi motivasi pokok pengutamaan mainstreamming implemntasi pendidikan karakter. pendidikan karakter di Indonesia dirasakan sangat perlu pengembangannya bila melihat krisis moral yang dialami masyarakat Indonesia. Zubaedi 2011:1 menyatakan bahwa Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan besar, yaitu mengatasi krisis moral yang terjadi secara nyata dan mengkhawatirkan dalam masyarakat indonesia. Krisis itu antara lain berupa meningkatnya pergaulan seks bebas, kekerasan anak-anak dan remaja, tawuran, perdagangan manusia, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, pemerkosaan, dan kebiasaan menyontek. Seperti yang diberitakan media masa baik dalam surat kabar, artikel dalam internet, dan media elektronik mengungkapkan semakin banyak masalah-masalah sosial yang terjadi di Indonesia. Karakter merupakan salah satu aspek penting dari kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa di mana kualitas karakter bangsa menentukan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Selanjutnya sebagaimana dikemukakan Furqon Hidayatullah 2010: 3, lembaga pendidikan, khususnya sekolah dipandang sebagai tempat yang strategis untuk membentuk karakter. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik dalam segala ucapan, sikap, dan perilakunya mencerminkan karakter yang baik dan kuat.