Pentingnya Pendidikan Karakter KAJIAN TEORI

20 telah dicapai Kesepakatan Nasional Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa yang dinyatakan sebagai berikut: 1. Pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari pendidikan nasional secara utuh. 2. Pendidikan budaya dan karakter bangsa harus dikembangkan secara komprehensif sebagai proses pembudayaan. Oleh karena itu, pendidikan dan kebudayaan secara kelembagaan perlu diwadahi secara utuh. 3. Pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, sekolah, dan orang tua. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa harus melibatkan keempat unsur tersebut. 4.Dalam upaya merevitalisasi pendidikan budaya dan karakter bangsa diperlukan gerakan nasional guna menggugah semangat kebersamaan dalam pelaksanaan di lapangan. Muchlas Samani dan Hariyanto, 2012:105-106 Pengembangan dan implementasi pendidikan karakter perlu dilakukan dengan mengacu pada grand design yang telah dikembangkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional. Grand design menjadi rujukan konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosio-kultural tersebut dikelompokkan dalam Olah Hati Spiritual and Emotional Development, Olah Pikir Intelectual Development, Olah Raga dan Kinestetik Physical and Kinestetic Development, Olah Rasa dan Karsa Affective and Creativity Development Masnur Muslich, 2011: 85.

D. Peran Komponen Sekolah dalam Pendidikan Karakter

Institusi pendidikan memiliki peran yang besar dalam pembentukan karakter anak karena sebagian waktu siswa dihabiskan di sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Djoko Dwiyanto dan Ign. 21 Gatut Saksono 2012: 50 bahwa lembaga sekolah merupakan institusi pendidikan kedua setelah keluarga, yang berperan besar dalam pembentukan dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian bagi para siswa. Pendapat senada juga disampaikan oleh Furqon Hidayatullah 2010: 21 bahwa pendidikan tidak cukup hanya membuat anak pandai, tetapi juga mampu menciptakan nilai-nilai luhur atau karakter. Oleh karena itu, penanaman nilai luhur harus dilakukan sejak dini. Peterson dan Deal Darmiyati Zuchdi, 2011: 148 menyatakan bahwa masing-masing komponen sekolah memainkan peran yang berbeda-beda. Secara keseluruhan, peran yang didapat dimainkan oleh masing-masing komponen sekolah dalam mewujudkan budaya sekolah yang berbasis karakter terpuji adalah sebagai berikut.

a. Kepala sekolah

Peran yang dimainkan kepala sekolah dalam membangun budaya sekolah yang berbasis karakter memang sangat menentukan, yaitu melakukan pembinaan secara terus-menerus dalam hal pemodelan modeling, pengajaran teaching, dan penguatan karakter reinforcing yang baik terhadap semua warga sekolah guru, siswa, dan karyawan. Kepala sekolah harus menjadi teladan bagi guru, karyawan, siswa, dan bahkan orang tuawali siswa. Secara teratur dan berkesinambungan kepala sekolah harus melakukan komunikasi dengan warga sekolah mengenai terwujudnya budaya sekolah tersebut. 22 Beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan kepala sekolah dalam mewujudkan budaya sekolah dengan karakter terpuji adalah sebagai berikut: 1 Berjuang atau berusaha keras untuk memodelkan diri atau menjadi model bagi semua guru, karyawan dan siswa. 2 Mendorong semua guru dan karyawan untuk menjadi model karakter yang baik bagi semua siswa. 3 Menyediakan waktu dalam suatu siklus berkelanjutan, mingguan atau bulanan misalnya, bagi para guru merencanakan dan melaksanakan pengintegrasian nilai-nilai karakter tertentu ke dalam pokok bahasan masing-masing mata pelajaran. 4 Membentuk dan mendukung bekerjanya Tim Budaya Sekolah dan Karakter dalam memperkuat pelaksanaan dan pembudayaan nilai, norma, dan kebiasaan-kebiasaan karakter di lingkungan sekolah. 5 Menyelenggarkan kegiatan-kegiatan tertentu yang mendukung pembudayaan dan penanaman karakter di lingkungan sekolah, seperti seminar, pentas seni, dan pemutaran film.

b. Tim Pengawal Budaya Sekolah dan Karakter

Untuk membantu pelaksanaan program budaya sekolah yang berbasis karakter, pihak sekolah atau kepala sekolah hendaknya membentuk tim tersendiri. Tim ini bisa melibatkan atau terdiri dari unsur pimpinan sekolah bimbingan dan konseling, guru, dan perwakilan orang tuawali siswa. Tim ini bertugas untuk menentukan prioritas nilai, norma, kebiasaan-kebiasaan