12 senada juga disampaikan oleh Muchlas Samani dan Hariyanto 2012: 43
bahwa karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh
lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Thomas Lickona karakter adalah “A reliable inner
disposition to respon to situation in a morally good way.” Lickona juga menambahkan bahwa, “character so conceived has three interrelated part:
moral knowing, moral feeling, and moral behavior.” Agus Wibowo, 2013: 12. Selanjutnya Masnur Muslich 2011: 84 menyatakan bahwa karakter
merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan
yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat
istiadat. Dari pendapat para ahli di atas, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa karakter adalah sesuatu yang melekat dalam diri
seseorang berupa sikap, pikiran, tindakan sebagai ciri khas kepribadian yang membedakan antara satu individu dengan individu lain.
2. Pengertian Pendidikan Karakter
Frye Agus Wibowo, 2013: 15 mendefinisikan pendidikan karakter sebagai, “ A National movement creating schools that foster ethical,
responsible, and caring young people by modeling and teaching good character through an emphasis on universal values that w
e all share”.
13 Sri Sultan Hamengku Buwono X 2012: 5 mengemukakan bahwa
pendidikan karakter adalah sebuah upaya untuk membimbing perilaku manusia menuju standar-standar baku dan nilai-nilai budaya sebuah bangsa.
Sementara itu, Masnur Muslich 2011: 84 menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah suatu sistem pemahaman nilai-nilai karakter kepada warga
sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang
Maha Esa YME, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan
sehingga menjadi manusia insan kamil.
Selanjutnya, Winton menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan
nilai-nilai kepada para siswanya Muchlas Samani dan Hariyanto, 2012: 43. Sependapat dengan Winton, Zamroni menegaskan bahwa pendidikan
karakter merupakan proses untuk mengembangkan pada diri setiap peserta didik kesadaran sebagai warga bangsa yang bermartabat, merdeka, dan
berdaulat dan berkemauan untuk menjaga dan mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan tersebut Darmiyati Zuchdi, 2011: 159.
Pendapat senada juga disampaikan oleh Muchlas Samani dan Hariyanto 2012: 45 bahwa pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan
kepada peserta didik untuk menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang
berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga,serta rasa dan karsa.
Agus Wibowo 2012: 36 juga mengungkapkan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan
14 karakter-karakter luhur kepada anak didik, sehingga mereka memiliki
karakter luhur itu, menerapkan dan mempraktikkan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara.
Senada dengan pendapat Agus Wibowo, Buchory M. Sukemi 2012: 354 mengemukakan bahwa pendidikan karakter merupakan usaha sadar dan
sengaja untuk menanamkan berbagai kebiasaan yang baik habituation sehingga peserta didik mampu bersikap dan berperilaku sesuai dengan nilai-
nilai yang menjadi kepribadiannya.
Rukiyati dan L. Andriani Purwastuti 2016: 131 menyimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah sebuah upaya membimbing perilaku
manusia menuju nilai-nilai kehidupan. Upaya ini juga memberi jalan untuk menghargai persepsi dan nilai-nilai pribadi yang ditampilkan peserta didik,
baik di rumah, sekolah maupun di lingkup masyarakat yang lebih luas. Fokus pendidikan karakter adalah pada tujuan-tujuan etika, tetapi
praktiknya meliputi penguatan kecakapan-kecakapan yang penting yang
mencakup perkembangan sosial peserta didik. journal.uny.ac.id
Dari pendapat para ahli di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa pendidikan karakter adalah sebuah upaya menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai luhur kepada anak didik, sehingga mereka memiliki, menerapkan dan mempraktikkan nilai-nilai luhur itu dalam
kehidupannya, baik dalam keluarga, masyarakat, serta bangsa dan negara.