Nilai-nilai Karakter Kajian tentang Pendidikan Karakter

18 Pembangunan karakter di Indonesia saat ini dirasakan mendesak. Pendidikan karakter terus diupayakan, melihat situasi masyarakat bahkan situasi dunia pendidikan di Indonesia menjadi motivasi pokok pengutamaan mainstreamming implemntasi pendidikan karakter. pendidikan karakter di Indonesia dirasakan sangat perlu pengembangannya bila melihat krisis moral yang dialami masyarakat Indonesia. Zubaedi 2011:1 menyatakan bahwa Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan besar, yaitu mengatasi krisis moral yang terjadi secara nyata dan mengkhawatirkan dalam masyarakat indonesia. Krisis itu antara lain berupa meningkatnya pergaulan seks bebas, kekerasan anak-anak dan remaja, tawuran, perdagangan manusia, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, pemerkosaan, dan kebiasaan menyontek. Seperti yang diberitakan media masa baik dalam surat kabar, artikel dalam internet, dan media elektronik mengungkapkan semakin banyak masalah-masalah sosial yang terjadi di Indonesia. Karakter merupakan salah satu aspek penting dari kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa di mana kualitas karakter bangsa menentukan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Selanjutnya sebagaimana dikemukakan Furqon Hidayatullah 2010: 3, lembaga pendidikan, khususnya sekolah dipandang sebagai tempat yang strategis untuk membentuk karakter. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik dalam segala ucapan, sikap, dan perilakunya mencerminkan karakter yang baik dan kuat. 19 Selanjutnya, Masnur Muslich, 2011: 36 menyatakan bahwa sistem pendidikan dini yang ada sekarang ini terlalu berorientasi pada pengembangan otak kiri kognitif dan kurang memperhatikan pengembangan otak kanan afektif, empati, dan rasa. Padahal, pengembangan karakter lebih berkaitan dengan optimalisasi fungsi otak kanan. Doni Koesoema A 2007: 115 mengemukakan bahwa pendidikan karakter menjadi semakin mendesak untuk diterapkan dalam lembaga pendidikan, mengingat berbagai macam perilaku yang non-edukatif kini telah merambah dalam lembaga pendidikan. Hal senada juga diungkapkan oleh Djoko Dwiyanto dan Ign. Gatut Saksono 2012: 37 “pendidikan karakter menjadi sebuah jalan keluar b agi proses perbaikan dalam masyarakat”. Di paragraf selanjutnya juga dikatakan bahwa “pendidikan karakter akan memperluas wawasan para pelajar tentang nilai-nilai moral dan etis yang membuat mereka semakin mampu mengambil keputusan yang secara moral dapat dipertanggungjawabkan”. Dengan kata lain, pendidikan karakter di sekolah diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam perbaikan kualitas sumber daya manusia sejak dini. Dalam hal ini khususnya peserta didik, agar dapat menambah pengetahuan tentang nilai-nilai yang baik sehingga mampu mempertanggungjawabkan keputusan yang diambil

C. Konsep Pendidikan Karakter di Indonesia

Di Indonesia, sebagai hasil Sarasehan Nasional Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa yang dilaksanakan di Jakarta tanggal 14 Januari 2010 20 telah dicapai Kesepakatan Nasional Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa yang dinyatakan sebagai berikut: 1. Pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari pendidikan nasional secara utuh. 2. Pendidikan budaya dan karakter bangsa harus dikembangkan secara komprehensif sebagai proses pembudayaan. Oleh karena itu, pendidikan dan kebudayaan secara kelembagaan perlu diwadahi secara utuh. 3. Pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, sekolah, dan orang tua. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa harus melibatkan keempat unsur tersebut. 4.Dalam upaya merevitalisasi pendidikan budaya dan karakter bangsa diperlukan gerakan nasional guna menggugah semangat kebersamaan dalam pelaksanaan di lapangan. Muchlas Samani dan Hariyanto, 2012:105-106 Pengembangan dan implementasi pendidikan karakter perlu dilakukan dengan mengacu pada grand design yang telah dikembangkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional. Grand design menjadi rujukan konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosio-kultural tersebut dikelompokkan dalam Olah Hati Spiritual and Emotional Development, Olah Pikir Intelectual Development, Olah Raga dan Kinestetik Physical and Kinestetic Development, Olah Rasa dan Karsa Affective and Creativity Development Masnur Muslich, 2011: 85.

D. Peran Komponen Sekolah dalam Pendidikan Karakter

Institusi pendidikan memiliki peran yang besar dalam pembentukan karakter anak karena sebagian waktu siswa dihabiskan di sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Djoko Dwiyanto dan Ign.