karangan deskripsi, 6 guru menyajikan objek langsung di depan kelas, 7 siswa mengidentifikasi ciri-ciri objek yang disajikan, 8 siswa merangkai objek
langsung menjadi satu rangkaian yang indah, 9 siswa memilih kata kunci sesuai dengan objek yang disajikan dengan cara berdiskusi, 10 perwakilan kelompok
menyampaikan laporan diskusi, 11 kelompok lain mengomentari laporan diskusi yang disampaikan, 12 siswa kembali ke tempat duduknya masing-masing, 13
siswa merangkai kata kunci menjadi beberapa kalimat dengan sebagai kerangka karangan deskripsi, 14 siswa mengembangkan kerangka karangan menjadi
karangan deskripsi yang utuh, 15 siswa menyunting karangan milik temanya, 16 siswa membacakan hasil karangan deskripsinya di depan kelas, 17 siswa
dan guru menyimpulkan dan merefleksikan pembelajaran.
2.3 Kerangka Berpikir
Keterampilan menulis memerlukan berbagai metode, teknik, media, dan pelatihan menulis yang tepat dengan latihan secara terus menerus. Hal ini
berdasarkan pada alasan bahwa keterampilan menulis bukan merupakan bakat alami yang dengan sendirinya dapat dimiliki oleh seseorang. Untuk memiliki
kemampuan menulis yang baik, diperlukan beberapa keterampilan dan pelatihan yang
memadai. Kemampuan
ini meliputi
kemampuan memahami,
mengembangkan gagasan, struktur kalimat, koherensi, diksi, ejaan dan tanda baca.
Kemampuan menulis siswa kelas V SD N 7 Wirosari Kabupaten Grobogan masih kurang. Untuk itu, perlu adanya upaya untuk mengatasi masalah
tersebut dengan mengubah model dan media. Salah satunya dengan teknik kata kunci dan media objek langsung. Dalam penggunaan teknik kata kunci dan media
objek langsung, guru berperan sebagai fasilitator sehingga siswa berperan aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Tujuan digunakanya teknik kata kunci dan media objek langsung diharapkan dapat menjadi model dan media pembelajaran yang dapat mengatasi
kesulitan siswa dalam belajar, khususnya dalam menulis karangan deskripsi. Melalui model dan media pembelajaran tersebut, siswa dikondisikan dengan
dihadapkan secara langsung pada objek yang akan ditulis. Walaupun media ini sederhana, tapi mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang tidak
membosankan, lebih hidup, dan lebih menarik sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi.
Penggunaan teknik kata kunci dan media objek langsung dalam pembelajaran ini diharapkan dapat mengatasi kesulitan dalam menulis karangan
deskripsi siswa kelas V SD N 7 Wirosari Kabupaten Grobogan. Dalam penggunaan model dan media ini diharapkan siswa dapat aktif berperan serta
dalam kegiatan pembelajaran, termotivasi menjadi lebih baik oleh suasana kompetensi yang muncul, bergembira dalam proses pembelajaran, dan semakin
mudah dalam menuangkan gagasan-gagasan atau imajinasi tentang objek yang dilihatnya dalam bentuk karangan deskripsi.
Untuk lebih jelasnya, kerangka berpikir disajikan dalam bagan berikut.
Bagan 2.1 Bagan Kerangka Berpikir 2.5 Hipotesis Tindakan Kelas
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah setelah mengikuti pembelajaran menulis karangan deskripsi
dengan teknik kata kunci dan media objek langsung pada siswa kelas V SD N 7 Wirosari Kabupaten Grobogan meningkat dan perilaku siswa dalam pembelajaran
menulis karangan deskripsi juga mengalami perubahan ke arah yang lebih positif.
MASALAH
kemampuan menulis
deskripsi
rendah PEMBELAJARAN
Teknik Kata Kunci Media objek
langsung Latihan
Motivasi
TUJUAN
Kemampuan menulis
karangan deskripsi
meningkat
REFLEKSI
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan teknik kata kunci dan media objek langsung merupakan Penelitian Tindakan Kelas PTK
yang didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat relatif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan
praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional Subyantoro 2007:7. Penelitian ini berbasis kelas karena dilakukan dengan melibatkan komponen yang
terdapat di dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, meliputi siswa, materi pelajaran, dan teknik pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan sistem siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Dalam proses siklus pertama, apabila pemecahan masalah belum terselesaikan maka dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Kekurangan pada siklus pertama
diperbaiki pada siklus selanjutnya. Jadi tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperbaiki
pelaksanaan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini terdapat dua siklus yang masing-masing terdiri atas empat tahap yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Desain siklus penelitian tindakan kelas menurut Tripp dalam Subyantoro 2007:25. Untuk memperjelas prosedur
pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut.