dapat pada tahun ini terbatas, hanya untuk pertemuan komunitas PPM, peningkatan diagnosa, dan supervisi.
4.3.2 Pernyataan Informan
tentang Kerjasama
dalam Program
Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Desa Lalang Tabel 4.6
Matriks Pernyataan Informan tentang Kerjasama dalam Program Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Desa Lalang
Informan Pernyataan
Staf PMK Dinkes Kerjasama lintas sektor berati sama kecamatan gitu yaa, kita
secara berkala ada sosialisasi dari dana APBD sama kader kecamatan. Kalo lintas programnya sudah terstruktur, kita
sama dinkes provinsi lah. Oh iya, tadi lintas sektoral juga bukan hanya dengan camat, tapi dengan program lain seperti
JKM CEPAT, Aisiyah, Yayasan Budha Suci.
Kepala Puskesmas
Kerjasama nya ya ke kecamatan, kelurahan, masyarakat lah supaya ikut berperan dalam mencegah penyakit TB paru ini,
terus sama lembaga Aisyah itu kalo mereka ada kegiatan juga ikut.
Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa Dinas Kesehatan Kota Medan sudah melakukan kerjasama lintas sektor dan lintas program dalam
menanggulangi penyakit TB paru. Kerjasama lintas sektor yang dilakukan yaitu dengan kecamatan, JKM CEPAT, Aisiyah, Yayasan Budha Suci, dan lain-lain.
Sedangkan lintas program sudah terstruktur yaitu Dinas Kesehatan Provinsi, Kementerian Kesehatan. Kepala puskesmas mengatakan bahwa puskesmas juga
melakukan kerjasama dengan kecamatan, kelurahan serta peran serta masyarakat dalam mencegah penyakit TB paru.
4.3.3 Pernyataan Informan tentang Jumlah dan Pekerjaan Petugas TB Paru di Puskesmas Desa Lalang
Tabel 4.7 Matriks Pernyataan Informan tentang Jumlah dan Pekerjaan
Petugas TB Paru di Puskesmas Desa Lalang
Informan Pernyataan
Petugas TB Kalo yang nangani TB di sini cuma 1, saya sendiri aja lah,
adalah yg bantu-bantu org lab juga. Ya tugas nya ya itu
Universitas Sumatera Utara
meriksa dahak pasien kan kena TB atau gak, terus fiksasi. Kan disini gak bisa meriksa dahak, jadi ngantar lah ke PRM
di Puskesmas Helvetia sana untuk di periksa lab. Kadang ada kasih penyuluhan juga ke penderita TB dan masyarakat
yang datang kesini.
Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa petugas TB paru hanya terdiri 1 orang saja, namun terkadang dibantu oleh petugas laboratorium.
Pekerjaan yang dilakukan oleh petugas TB paru yaitu melakukan penemuan kasus, penjaringan, fiksasi dan melakukan penyuluhan ke penderita TB paru dan
masyarakat. 4.3.4 Pernyataan Informan tentang Pelatihan Petugas dalam Pelaksanaan
Program Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Desa Lalang Tabel 4.8
Matriks Pernyataan Informan tentang Pelatihan Petugas dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan TB Paru di
Puskesmas Desa Lalang
Informan Pernyataan
Staf PMK Dinkes Kalo untuk puskesmas, 39 puskesmas yang ada di Medan itu
semua DOTS, ada dokter, petugas TB, analis, dan tenaga kesehatan nya semua itu sudah dilatih. Pelatihannya tidak
dilakukan dari Dinas kota aja, ada juga dari Dinas Provinsi juga melakukan pelatihan, atau dari kementerian yang
ngadakan. Cuma setiap bulan selalu ada pertemuan sama setiap petugas TB untuk sosialisasi aja, karna kalo dikatakan
pelatihan kan harus 1 kali 60 jam ya.
Kepala Puskesmas
Pelatihan TB udah di ikuti sama petugas TB nya, tapi di puskesmas ini hanya 1 petugas yang menangani TB itu
sendiri, kalo hanya untuk fiksasi, nampung dahak aja sudah cukup menurut saya disini.
Petugas TB Pelatihan TB paru kan? ada di ikuti, udah pernah lah, itu
tahun 2012 atau kalo gak salah itu tahun 2013 gitu lah, antara itu. Mengenai TB ajalah, cuma kan kalo ada seminar-
seminar, pertemuan2 kan, monev ya di undanglah kita. Kalo pelatihan TB nya cuma sekali aja, cuma kalo ada pertemuan
yakan, pertemuan ttg TB Paru di Pemko ya kan secara rutin, pertemuan dengan kader Aisya, kadang kemarin kita ada
masuk ke seperti panti-panti, masuk ke situ ada kasih penyuluhan kita, dan ya ikut dalam evaluasi kerja ya kan di
kantor dinas
Universitas Sumatera Utara
Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui informan Staf PMK Dinkes mengatakan bahwa semua petugas TB paru di 39 puskesmas di Kota
Medan telah mendapatkan pelatihan TB paru dan telah mencukupi di setiap puskesmas. Pelatihan terhadap petugas TB paru dilakukan oleh Dinas Kota
Medan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kementerian Kesehatan. Informan Kepala Puskesmas mengatakan bahwa petugas TB paru telah mendapatkan pelatihan TB
yang dilatih untuk fiksasi slide dan menampung dahak. Informan Petugas TB mengatakan bahwa sudah melakukan pelatihan TB paru selama 1 kali dan sudah
mengikuti pertemuan-pertemuan tentang TB secara rutin di Dinas Kesehatan Kota
Medan. 4.3.5 Pernyataan Informan tentang Pelayanan yang Dilakukan Oleh
Petugas Kesehatan di Puskesmas Desa Lalang Tabel 4.9
Matriks Pernyataan Informan tentang Pelayanan yang Dilakukan Oleh Petugas Kesehatan di Puskesmas Desa Lalang
Informan Pernyataan
PMO Pelayanannya bagus lah nak, petugasnya ramah, pasien itu
dilayani walaupun agak lama karena kan yang berobat banyak
PMO Pelayanannya
bagus, karena
pengobatannya gratis,
petugasnya baik juga, dan sekarang abang ku pun berobat disana udah gak parah seperti kemarin lagi
Pasien TB Pelayanan di puskesmas ini bagus-bagusnya semua, gak ada
masalah, karna di sini semuanya cepat nunggu hasilnya juga cepat, cuma pelayanannya aja agak lama yang di BP4 itu,
pertama kan kami berobat di P4 itu dibilang orang tu kenapa gak di puskesmas terdekat berobatnya katanya. Terus dokter
yang di P4 itu minta data riwayat berobat saya terus dia ambil kesimpulan saya kena TB itu, itu yang gak cocok saya
rasa. Tapi yaudah lah saya terima aja namanya saya mau berobat
Pasien TB Eee gak ada, gak tau juga, cuma waktu berobat disana pun
mungkin yaa karna saya cuma kena penyakit TBC hanya diminta dahak pas pertama berobat ke puskesmas itu, tapi
hasilnya ditunggu 2 minggu gak keluar, jadi cuma diperiksa
Universitas Sumatera Utara
dari dr. sugito itu aja, udah rontgen disana, ada hasil penyakit saya ini, langsung saya bawa ke puskesmas terus
diliat kartu tanda pengenal dr. sugito itu kan, baru dengan kartu itu baru orang itu menyatakan bahwa saya harus
berobat kesana gitu dan minta obat aja disana. Kalo penangganannya menurut saya bagus, mereka itu langsung
melayani masyarakatnya, cuma kalo lama nunggu ya wajar aja mungkin mereka nya sibuk ya.
Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui terdapat kesamaan pendapat yang diberikan informan bahwa pelayanan yang diberikan oleh
puskesmas sudah bagus dan tidak ada keluhan, baik dilihat dari segi pengobatan
kepada pasien maupun petugas kesehatannya 4.3.6 Pernyataan Informan tentang Penyuluhan Program Penanggulangan
TB Paru di Puskesmas Desa Lalang Tabel 4.10
Matriks Pernyataan Informan tentang Penyuluhan Program Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Desa Lalang
Informan Pernyataan
PMO Gak pernah dikasih informasi penyakit paru nak.
PMO Kalo rame-rame ga pernah, cuma pas bawa berobat itu
dijelasin kalo penyakitnya itu menular, jadi harus diobati dia dan obatnya harus rutin diminum.
Pasien TB Gak ada, kalo karna saya dulu berobat pertama kan gak
disitu, dasar pertama saya berobat kan di jalan Tomat di sama Prof siapa namanya, dr. Chen, hmm. Itu nya saya
pertama berobat. Terus berobat di BP4 yang di Jalan Asrama itu, terus dikirim ke puskesmas terdekat, jadi
disuruh berobatnya ke puskesmas ini saja. Karna kambuh lagi batuk nya sama panas dingin gitu, dan saya gak ada
dana lagi udah berobat sana sini, saya ke puskesmas larinya, terus diminta dahak nya supaya diperiksa, udah 4 bulan
inilah berobat disini udah mau habis pun, gak ada dijelasin lah kalo program penanggulangan TB itu, cuma hanya
berobat-berobat gitu aja udah,
Pasien TB Eee, waktu dijelaskan mula-mula sih enggak, waktu kita
meriksa dahak gitu kan belum ada hasil sampe 2 minggu, baru saya rontgen di Kapten muslim tempat praktek dokter
Sugito namanya. Dia spesialis paru-paru, jadi di rontgen baru ketahuan kalo ada paru-paru basah atau TBC, eee kalo
di puskesmas periksa dahak udah 2 minggu nggak ada hasilnya, semakin parah, jadi saya curiga kalo ada apa-apa
Universitas Sumatera Utara
ini, jadi saya rontgen ke sana, rupanya betol ada kena paru- paru. Katanya paru-parunya kena infeksi, kalo ketahuan nya
baru udah ada 1 bulan setengah lah, cuma batuknya udah ada sekitar 3 bulan gitu. Kalo program penanggulangan
TBC ada dijelaskan kalo
bahwasanya ini dalam
perobatannya ada nanti dalam waktu 6 bulan, ee kita disuruh kesana 15 hari sekali cuma ngambil obat aja.
Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui semua informan berpendapat sama bahwa penyuluhan tentang program penanggulangan TB Paru
tidak ada dilaksanakan, tetapi ketika saat pasien berobat saja diberikan informasi mengenai pengobatan TB Paru.
4.3.7 Pernyataan Informan tentang Sumber Pendanaan dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Desa Lalang
Tabel 4.11 Matriks Pernyataan tentang Sumber Pendanaan dalam
Pelaksanaan Program Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Desa Lalang
Informan Pernyataan
Staf PMK Dinkes Sumber pendanaan yang utama itu dari APBD kota dan
APBD provinsi, kita juga ada donor dari Global Fund, KNCV, sama JKM CEPAT dari USAID, atau dari LSM dan
organisasi keagamaan.
Kepala Puskesmas
Itu dana nya dari dari APBD daerah, dari kementerian juga dan untuk alat-alat itu ya dari BOK disediakan
Petugas TB Sumber pendanaannya, itu semua obat-obat kita dapat dari
dinas, dinas lah yang lebih tau kerjasamanya dengan siapa ya kan, kurasa dengan apaaaa, Global Fund kayaknya obat-
obatan ini. Tapi kalo seperti apa ini kan, pot-pot dahak ini kayaknya APBD, ntah APBD dari provinsi atau kementerian
kurang tau, antara itulah tu
Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui staf bidang pengendalian masalah kesehatan Dinas Kesehatan mengatakan bahwa sumber dana TB paru
yang utama berasal dari dana APBD kota dan provinsi dan donor Global Fund, KNCV dan JKM CEPAT dari USAID. Hal yang sama juga dikatakan oleh
petugas TB bahwa dana berasal dari APBD dalam penyediaan pot-pot dahak dan donor dana Global Fund dalam penyediaan obat-obat TB paru. Informan Kepala
Universitas Sumatera Utara
Puskesmas mengatakan bahwa sumber dana berasal dari APBD daerah dan kementerian serta bantuan BOK dalam penyediaan alat-alat.
4.3.8 Pernyataan Informan tentang Sarana dan Prasarana yang