Puskesmas mengatakan bahwa sumber dana berasal dari APBD daerah dan kementerian serta bantuan BOK dalam penyediaan alat-alat.
4.3.8 Pernyataan Informan tentang Sarana dan Prasarana yang
Diperlukan dalam Pelaksanaan Program TB Paru di Puskesmas Desa Lalang
Tabel 4.12 Matriks Pernyataan Informan tentang Sarana dan Prasarana
yang Diperlukan dalam Pelaksanaan Program TB Paru di Puskesmas Desa Lalang
Informan Pernyataan
Staf PMK Dinkes Kalo sarana dan prasarana di puskesmas, kalo dia lengkap
dia bisa jadi PRM, kalo tidak lengkap dia jadi PS, tapi minimal ada petugasnya yang kompeten untuk itu, tapi yang
di PS dia bisa membuat fiksasi. Logistik selalu disediakan dan dikirim ke puskesmas. Termasuk mikroskop itu kan alat
jadi harus dipelihara dan dirawat, jadi setiap tahun ada pemeliharaan itu ada orang khusus yang merawatnya.
Kepala Puskesmas
Kalo sarana, prasarana disini tersedia untuk TB paru, cuma disini kan status puskesmasnya Puskesmas Satelit, jadi
alatnya hanya untuk fiksasi aja, cuma nampung dahak, nanti dirujuk ke puskesmas Helvetia untuk periksa laboratorium,
baru hasilnya dibawa kesini untuk dibaca dokter
Petugas TB Alat-alatnya ya, harus di tulis ya, maksudnya lengkap lah,
kalo kelengkapannya lengkapnya semua, pembacannya pun 85 lah kita bilang pembacaan BTA itu dek, kalo di sini
kan kita hanya fiksasi, baru pembacaannya disana di Helvetia, kalo di sini lengkap 100 gak ada kekurangan.
Apa yang kita butuhkan selalu ada. Kalo alat kita kayak mikroskop adanya, cuma kita kan bukan PRM, PS nya kita,
puskesmas satelit. Kalo untuk pemeriksaan mikroskop ya harus kesana ke Helvetia. Kita tapi belum bisa dibuka jadi
PRM, jadi itu gak dipakai, cuma semua lengkap lah disini
PMO Gak tau juga lengkap atau gak nya nak, disana pas brobat itu
gak ada pake alat-alat, cuma dikasih untuk nampung dahak itu 3 biji kan, terus dikasih obat sama kadang-kadang di
timbang lah
PMO Kalo masalah itu gak tau aku, gak tau juga apa-apa aja alat-
alat nya itu Pasien TB
Ya sama aja memang, sebenarnya ya sama nya gak ada beda nya berobat di tempat lain sama di puskesmas sini.
Pasien TB Kalo untuk peralatannya belum pernah diberikan pake
peralatan di puskesmas, karna belum tau peralatan disana itu
Universitas Sumatera Utara
macem mana gitu. Karna cuma di praktek dokter itu aja di rontgen baru disuruh ke puskesmas.
Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui informan Staf PMK Dinkes mengatakan bahwa sarana dan prasarana dalam pelaksanaan program
penanggulangan TB paru khususnya penemuan kasus dan pemeriksaan dahak sudah memadai, kalau peralatannya lengkap maka dikatakan PRM, namun jika
tidak lengkap maka dikatakan PS, perawatan terhadap alat-alat juga dilakukan secara rutin oleh Dinas Kesehatan setiap tahunnya. Kepala puskesmas dan petugas
TB mengatakan bahwa sarana dan prasarana di puskesmas sudah tersedia dan lengkap dikarenakan di puskesmas tersebut merupakan puskesmas satelit dan
hanya melakukan penampungan dahak serta fiksasi, kemudian pemeriksaan dahaknya di bawa ke PRM Helvetia. Informan PMO dan pasien TB mengatakan
bahwa mereka tidak mengetahui sarana dan prasarana di puskesmas lengkap atau tidak dikarenakan belum pernah mendapatkan pemeriksaan dengan peralatan
disana.
4.3.9 Pernyataan Informan tentang Alur Pemeriksaan Penderita TB Paru dengan Strategi DOTS di Puskesmas Desa Lalang
Tabel 4.13 Matriks Pernyataan Informan tentang Alur Pemeriksaan
Penderita TB Paru dengan Strategi DOTS di Puskesmas Desa Lalang
Informan Pernyataan
Staf PMK Dinkes Penemuan penderita kita bisa dari pasien yang datang
sendiri berobat ke puskesmas kemudian diperiksa dan dokter menyatakan dia sebagai suspek. Kalo dia suspek
ditulis di TB 06, kemudian dia periksa lab dengan pengantar lab ditulis di TB 05, di laboratorium diregister di TB 04,
setelah itu balek lagi dia ngisi TB 05 kemudian ke poliklinik, di poliklinik kalo dia hasilnya positif atau negatif
dengan rontgen positif itu langsung dicatat di TB 01 yang artinya pasien itu diobati. Kemudian pasien dikasih obat dan
untuk kontrol lagi dikasih TB 02 sesuai SOP.
Universitas Sumatera Utara
Kepala Puskesmas
Ya ke ruang kartu daftarkan diri dulu, terus nanti diperiksa dokter sakit apa, nanti dilihat keluhannya apa aja, kalo
keluhannya sesuai gejala TB Paru, ya di bawa ke ruang TB buat di periksa dahaknya, terus di tensi dia nya kemudian
ditimbang berat badan pasien itu kan, supaya dia gak berobat ke tempat lain, jadi dikasih kartu dari sini untuk
menandakan bahwa dia pasien yang berobat disini
Petugas TB Harus tetap prosedurnya melalui ruang kartu, pendaftaran
ditanya keluhannya apa, terus masuklah ke poliklinik jumpa dokter langsung kan di periksa sama dokter, kalo ada
keluhannya tadi batuk, kita suspek lah dia dengan pemeriksaan BTA, tau kan keluhan TB nya apa aja kan, kalo
mendukung keluhan TB paru nya kita suspek lah dia, dan kita tamping dahak nya hari ini, kita bekali lagi besoknya 2
potnya lagi, tergantung juga kondisi pasien, kita kan mau nya 3 SPS tadi. Lebih kurang 2 hari atau 3 hari, krna kan
kita puskesmas nya jauh belum tentu kita antar hari itu juga, besoknya lah baru di antar, jadi hasilnya paling di hari ke 4
paling, tergantung helvetnya lah, jadi kalo disuspek terus hasilnya keluar, kalo misalnya hasilnya negatif kita rujuklah
kalo masih ada gejala kita rujuk dan rontgen ya kan, mungkin
penampungan dahaknya
gak sempurna.
Tergantung pasien nya mau dirujuk dimana, ke B4, sari mutiara, Advent tergantung pasien lah tapi yang dekat-dekat
sini. Kalo hasilnya positif dia kena TB paru, yaudah kita suruh dia berobat disini dan ambil obat disini. Ada juga
pasien yang tidak tau cara menampung dahak, jadi kadang hasil pembacaan labnya salah jadi harus di ajarin dulu yang
benarnya ke dia.
PMO Itu disuruh daftar dulu kan, terus diperiksa sama dokternya
nak, di tensi sama timbang berat badan, disuruhnya pagi hari dahak bapak di tamping di pot nya itu, terus dibawa ke sana
lagi besoknya
PMO Diperiksa kan sama dokter liat sakit apa dia, terus disuruh
ambil dahak, sesudah itu disuruhnya minum obat dari puskesmas, cuma selain minum obat disuruh minum puding
juga, tapi kan kami periksa lagi ditempat lain, udah dapat hasilnya dari tempat lain, terus dibilang kena TBC, habis tu
disuruh berobat ke puskesmas dikasih obat nya sama orang tu
Pasien TB Ya keruang kartu dulu lah, kan disitu pembayaran semua
nya, ya baru itulah diminta dahak nya, setelah itu ya gak ada, cuma saya dioper kesana kemari foto apa semua lah kan
jadi berobat sama dr chen itulah,dikasih tau dia memang gak dibilangnya kena TBC cuma dibilangnya ada cairan di paru-
parunya, setelah diperiksa dapat hasil, terus disuruh berobat
Universitas Sumatera Utara
di puskesmas, jadi dikasih kartu gitu untuk ambil obat di sana nanti
Pasien TB Pertamanya kan ke puskesmas Kampung Lalang sana daftar
di ruang kartu itu kan, terus disuruh test dahak itu terus ditimbang. Kita kan udah ada kartu duluan, cuma gak di
puskesmas desa lalang kartunya, tapi di Puskesmas Balam, karna kan daerah ini termasuk wilayah Sei Balam, cuma
karna saya minta berobat lebih lanjut kan, jadi mereka kasih surat keterangan bahwa saya mau diperiksa dahak di sini,
Hasil test dahak yg kemarin itu gak dikasih tau, kalo hasil dahaknya dikasih tau, ya saya gak perlu rontgen, dari
puskesmasnya minta nomor tlpn saya, terus mereka bilang
gini “kalo hasilnya negatif, gak kami kabari, tapi kalo positif kami kabari dlm waktu seminggu2 ini” gitu. Cuma hasilnya
di tunggu 2 minggu gak ada hasil gitu kan, tapi saya merasa nggak enak dgn keadaan saya ini, ya jadi saya rontgen ke dr
sugito itu, dapet hasilnya, terus dikasih surat disuruh ke puskesmas, jadi setelah itu, saya ngambil obat disini.,
Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui informan Staf PMK Dinkes mengatakan bahwa pemeriksaan terhadap penderita TB paru dilakukan
berdasarkan anamnese dari dokter kemudian diperiksa, jika dinyatakan suspek maka dicatat sesuai formulir TB yang tersedia di puskesmas. Sedangkan informan
lainnya semua mengatakan bahwa alur pemeriksaan pertama yaitu mendaftar di ruang kartu kemudian dilakukan pemeriksaan dahak, jika hasilnya positif maka
diberikan pengobatan TB paru. Informan petugas TB paru mengatakan bahwa dalam penampungan dahak, pasien kadang tidak mengetahui cara menampung
yang baik, sehingga terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil laboratoriumnya.
4.3.10 Pernyataan Informan tentang Diagnosa Penderita TB Paru di Puskesmas Desa Lalang