5.2.3 Kesinambungan Ketersediaan Obat
Dalam mendukung penerapan strategi DOTS, disediakan secara gratis paket OAT bagi penderita dewasa maupun anak. Pada tahun 2003, OAT
dipergunakan untuk penderita dewasa dalam dua bentuk yaitu OAT dalam bentuk Kombipaks dan OAT dalam bentuk Fixed Dose Combinaton FDC. Pengadaan
obat dilakukan setiap tahun melalui APBN, dan penggunaan OAT FDC pengadaannya melalui hibah luar negeri melalui dana Global Fund.
Pengadaan OAT menjadi tanggungjawab pusat mengingat OAT merupakan obat yang sangat-sangat esensial SSE. Kabupatenkota maupun
provinsi yang akan mengadakan OAT perlu berkoordinasi dengan pusat Dirjen PP PL Depkes RI sesuai dengan peraturan yang berlaku. Obat yang telah diadakan,
dikirim langsung oleh pusat sesuai dengan rencana kebutuhan masing-masing daerah, OAT disimpan di Instalasi Gudang Farmasi maupun Gudang Obat
Provinsi sesuai persyaratan penyimpanan obat. Penyimpanan obat harus disusun berdasarkan FEFO First Expired First Out, artinya obat yang kadaluarsanya
lebih awal harus diletakkan didepan agar dapat didistribusikan lebih dulu. Jaminan tersedianya obat secara teratur, menyeluruh dan tepat waktu,
sangat diperlukan guna keteraturan pengobatan. Masalah utama dalam hal ini adalah perencanaan dan pemeliharaan sediaan obat pada berbagai tingkat
daerah. Maka dari itu diperlukan pencatatan dan pelaporan penggunaan obat yang baik, seperti misalnya jumlah kasus pada setiap kategori pengobatan, kasus yang
ditangani pada waktu lalu untuk memperkirakan kebutuhan, data akurat sediaan di masing-masing gudang yang ada, dan lain-lain WHO. 1999.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa Puskesmas Desa Lalang sudah memiliki persediaan obat yang cukup, Puskesmas
mengambil persediaan obat ke PRM Helvetia. OAT yang diberikan melalui Instalasi Gudang Farmasi Kota Medan kepada Puskesmas Helvetia sebagai PRM
dengan membuat permintaan obat ke dinas kesehatan dan dilanjutkan membuat permintaan ke instalasi gudang farmasi, kemudian diserahkan ke puskesmas
satelit yang bekerjasama dengan PRM. Walaupun obat di puskesmas habis, maka petugas TB akan mencari obat TB paru ke puskesmas lain.
Penderita maupun PMO yang berobat di Puskesmas Desa Lalang juga merasa tidak ada masalah dalam memperoleh obat TB paru di puskesmas, mereka
hanya menunjukkan kartu berobat TB paru, kemudian di timbang dan langsung diberikan obat TB paru kepada pasien atau PMO.
5.2.4 Pencatatan dan Pelaporan dalam Monitoring dan Evaluasi