Pernyataan Informan tentang Tugas Pengawas Menelan Obat PMO di Puskesmas Desa Lalang Pernyataan Informan tentang Ketersediaan OAT di Puskesmas Desa Lalang

4.3.12 Pernyataan Informan tentang Tugas Pengawas Menelan Obat PMO di Puskesmas Desa Lalang

Tabel 4.16 Matriks Pernyataan Informan tentang Tugas Pengawas Menelan Obat PMO di Puskesmas Desa Lalang Informan Pernyataan PMO Kalo tugasnya disuruh ngawasin minum obat bapak aja, di ingatin dia makan 4 obat sehari sebelum sarapan, kemarin agak susah karna tiap minum obat muntah, tapi sekarang gak lagi, terus dikasih puding atau vitamin lah, dan dikasih motivasi lah ke bapak kalo mau sembuh harus minum obat secara teratur PMO Ya disuruh orang puskesmas nya supaya nyuruh dia minum obat nya itu 1 jam sebelum makan, kalo puasa gini kan ya 1 jam sebelum sahur lah, tapi kadang gak saya yang ingatkan dia kadang orang tua, gantianlah Dari pernyataan informan diatas diketahui bahwa tugas dari pengawas menelan obat PMO adalah mengawasi dan mengingatkan pasien dalam minum obat dan memberikan motivasi kepada pasien untuk mengkonsumsi obat secara teratur.

4.3.13 Pernyataan Informan tentang Ketersediaan OAT di Puskesmas Desa Lalang

Tabel 4.17 Matriks Pernyataan Informan tentang Ketersediaan OAT di Puskesmas Desa Lalang Informan Pernyataan Staf PMK Dinkes Ketersediaan obat untuk 1 puskesmas yaa.. kalo 1 pasien itu 1 kotak obat, dan ee permintaan obat juga disesuaikan dengan jumlah pasien sebelumnya, eee obat di distribusikan ke puskesmas dan selalu ada sesuai kebutuhan puskesmas, kalo pun kehabisan, dia bisa kontak ke dinkes untuk mengambilnya di dinkes. Jenis obat yang diberikan di puskesmas itu bentuk FDC karna lebih mudah karna semua udah 1 tablet dan jumlah yang diminum sesuai berat badan pasien, tapi ada beberapa dokter yang pakai kombipak, karna bentuknya kombipak, jadi 1 paket itu lah diberikan sama 1 pasien. Jenis obatnya sudah jelas, kalo kombipak itu yaitu RHZE ada didalam 1 paket itu. Petugas TB Gak ada kendala, obat selalu ada, kalo pun sempat kemarin obat gak ada pun ya pinjam di puskesmas lain, tapi sekarang Universitas Sumatera Utara ini obat selalu ada banyak. Sebenarnya kalo gak ada keluhan lain selain TB paru ya dikasih obat TB aja, tapi kalo ada keluhan lain seperti hipertensi lebih dari obat TB lah dikasih, tapi kalo ada keluhan lain ya disuruh jumpa dokter lagi PMO Untuk ambil obat di sana gak ada masalah, gampang aja ngambilnya nak, langsung dikasih lah setelah nunjukin kartu berobat nya PMO Mudah lah kalo ngambil obatnya, gak ribet kali Pasien TB Gak ada masalah, itu gampangnya, begitu datang langsung di layani sama orang tu, gak adapun dibayar, Cuma kalo ntah 2 atau 3 minggu sekali ditimbang. Pasien TB Mudah, tinggal nunjukin kartu, ditimbang sebentar, udah dikasih obatnya. Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa persediaan OAT masih cukup. Informan Staf PMK Dinkes mengatakan bahwa permintaan obat dari puskesmas disesuaikan dengan jumlah pasien sebelumnya dan pendistribusian obatnya harus sesuai, jika puskesmas kehabisan obat maka bisa menghubungi Dinas Kesehatan untuk mengambil obat. Informan dari PMO dan pasien TB mengatakan bahwa untuk mendapatkan obat TB paru di puskesmas juga mudah, hanya menunjukkan kartu berobat langsung diberikan obatnya dan dilakukan penimbangan berat badan. 4.3.14 Pernyataan Informan tentang Pencatatan dan Pelaporan yang dilakukan dalam Program Penanggulangan TB Paru Tabel 4.18 Matriks Pernyataan Informan tentang Pencatatan dan Pelaporan yang dilakukan dalam Program Penanggulangan TB Paru Informan Pernyataan Staf PMK Dinkes Kita di program TB nasional punya 13 format laporan, dan laporan puskesmas itu dibuat secara berjenjang dan berkesinambungan. Emm dari puskesmas, begitu pasien ketemu itu dicatat di TB 06 daftar suspek, setelah dia di bilang sebagai suspek, diberikan TB 05 pengantar lab, kemudian pergi dia ke lab.puskesmas atau PRM, hasilnya ditulis di TB 04 dan analis melengkapi TB 05, dan dibawa kembali ke poliklinik atau PS, jadi dokter atau perawatnya Universitas Sumatera Utara tau hasil laboratorium. Apabila ditemukan BTA + dia langsung diobatin dan dicatat di TB 01 informasi pasien, kemudian pasien dikasih obat selama 1 minggu dan untuk kontrol diberikan TB 02 kartu kontrol pasien yang dibawa setiap kali berobat. Berkala tiap 3 bulan sekali dilaporkan ke dinkes melalui TB 03 rekapitulasi pasien selama 3 bulan, dibagi menjadi 4 triwulan, dalam TB 03 untuk pasien yang triwulan 1 yang dari januari-maret dilaporkan ke kami di awal tribulan 2 jadi dibulan 4. Untuk TB 01-06 itu ada dipuskesmas, TB 07-08 itu di dinas, kalo TB 09-10 itu juga ada dipuskesmas, TB 11 ini laporan konversi, TB 12 untuk uji silang, TB 13 untuk penerimaan dan pemakaian obat. Petugas TB Dari dinas ada kasih formulir mengenai semua tentang TB paru itu kan, itulah di isi di puskesmas semua mengenai pasien TB, pelaporannya itu harus sudah siap di tanggal 2 setiap bulannya, karna sebelum tanggal 5 sudah kita laporkan ke dinas. Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa pencatatan dan pelaporan sudah dilakukan sesuai dengan format laporan TB yang disediakan. Informan Staf PMK Dinkes mengatakan bahwa pencatatan dilakukan dengan 13 format laporan yang tersedia dan pihak puskesmas diberikan format laporan TB 01-06 dan TB 09-10 yang dilaporkan selama 3 bulan sekali ke dinas kesehatan. Informan petugas TB paru mengatakan bahwa pencatatan dan pelaporan yang dilakukan di puskesmas harus sudah siap pada tanggal 2 setiap bulannya dan harus dilaporkan ke dinas kesehatan sebelum tanggal 5. 4.3.15 Pernyataan Informan tentang Sistem Pemantauan dan Evaluasi yang dilakukan dalam Penatalaksanaan Program TB Paru dengan DOTS Tabel 4.19 Matriks Pernyataan Informan tentang Sistem Pemantauan dan Evaluasi yang dilakukan dalam Penatalaksanaan Program TB Paru dengan DOTS Informan Pernyataan Staf PMK Dinkes Kita komitmen laporan sebelum tanggal 5 sudah masuk ke dinas setiap bulan karna laporan harus diolah di dinas, eee harusnya tepat karna kita harus masukkan follow up. Kalo misalnya laporan mereka gak datang, kita kan ada rapat bulanan, nah disitu kalo udah lebih dari tanggal 5 biasanya Universitas Sumatera Utara petugas dinas mengingatkan petugas puskesmas untuk mengantarkan kemari. Kalo kelengkapan datanya kita liat tergantung kita ada di triwulan mana, misalnya kita di triwulan 1, berati triwulan lalu datanya harus lengkap semuanya, TB 06 kita periksa dengan TB 04, jadi orang PS tidak bisa suka-sukanya dia menulis hasil, karna kita disini cross check, TB 04 kan punya PRM, kemudian diliat di suspeknya PS di TB 06 sama gak, gitu. Jadi setiap bulan laporan harus ada dan dicross di dinkes. Kemudian kita juga turun ke puskesmas kita supervisi, memantau pencatatan dan pelaporan TB di puskesmas yang kita datangi. Kepala Puskesmas Pokoknya data itu dibawah tanggal 5 harus sudah diantar ke dinas, jadi semua datanya sebelum tanggal 2 gitu udah diserahkan datanya dari petugas, ya lengkaplah laporannya, kalo gak lengkap disuruh cek lagi. Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa pemantauan dan evaluasi dilakukan bersamaan dengan supervisi ke puskesmas. Pemantauan dan evaluasi dalam pelaporan TB yang dilakukan oleh Dinas kesehatan harus dilaporkan sebelum tanggal 5, jika lebih dari tanggal yang ditetapkan biasanya petugas dinas mengingatkan kepada petugas TB. Kelengkapan data laporan yang diberikan oleh puskesmas juga di periksa ulang sehingga tidak boleh salah dalam menulis hasil laporan. 4.3.16 Pernyataan Informan tentang Tantangan Internal maupun Eksternal dalam Pelaksanaan Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Desa Lalang Tabel 4.20 Matriks Pernyataan Informan tentang Tantangan Internal maupun Eksternal dalam Pelaksanaan Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Desa Lalang Informan Pernyataan Staf PMK Dinkes Tantangan internal, pertama harus ikhlas dalam diri sendiri untuk melakukan tugasnya, mood kerja, lingkungan kerja juga kadang pengaruh dalam kerjaan kita kan, terus masalah lain terkadang untuk barang cetakan itu seperti formulir TB kan dari APBD gak selalu ada, kapan mereka turun disitu baru dikasih, namun dalam satu sisi pasien disuatu tempat juga banyak, dan dipuskesmas formulirnya kebetulan sudah Universitas Sumatera Utara habis, itu kan harus ada formulir untuk pelaporan, jadi kalo masalah formulir masih bisa dikerjakan oleh petugas TB sendiri dengan paduan yang ada, itulah kendalanya ya. Jadi karna formulir itu kurang akibatnya data yang dilaporkan ke dinas kan kurang lengkap gitu. Distribusi obat juga harus diperhatikan, jangan sampai kehabisan obat TB nya. Petugas TB Kalo dalam pengobatan ada kendala tapi gak begitu-begitu kali. Cuma ada lah yang mangkir, ya sekitar 4-5 orang dari 50-70 pasien yang berobat, penyuluhan tentang TB paru gak sering dilakukan sesuai BOK, terus gak semua pasien nya di suruh datang mau datang kan untuk penyuluhan gitu, karna petugas TB hanya 1, jadi yang jaga disini siapa kalo saya penyuluhan gitu Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui informan Dinas Kesehatan mengatakan bahwa tantangan internal yang terjadi salah satunya adalah mood dalam bekerja dan faktor lingkungan. Format laporan TB yang ada di puskesmas terkadang habis dan melapor ke Dinas Kesehatan, kemudian pendistribusian obat harus diperhatikan. Sedangkan informan petugas TB mengatakan bahwa adanya pasien yang mangkir dalam berobat serta kurangnya penyuluhan tentang TB paru kepada masyarakat dikarenakan tidak adanya kemauan masyarakat untuk datang mengikuti penyuluhan tersebut.

4.3.17 Pernyataan Informan