2. Sengketa yang dapat diajukan adalah sengketa yang timbul dari hasil
penyelesaian pengaduan Nasabah yang telah dilakukan oleh Bank. 3.
Nasabah tidak dapat mengajukan tuntutan finansial yang diakibatkan oleh kerugian immaterial. Yang dimaksud dengan kerugian immaterial adalah
kerugian karena pencemaran nama naik dan perbuatan yang tidak menyenangkan.
C. Manfaat dan Tujuan Mediasi Perbankan
Bank indonesia telah menyediakan fasilitas lembaga mediasi perbankan yang bertujuan untuk membantu para nasabah untuk dapat menyelesaikan
sengketanya kepada pihak bank. Sengeketa yang sering terjadi dalam dunia perbankan adalah sengketa dalam persoalaan kredit, dimana permasalahan kredit
ini harus lah segera diselesaikan, karena dapat mengganggu kondisi bank tersebut. Permasalahan sengketa diantara bank dan nasabah diaggap penting dan
harus segera diselesaikan, mediasi perbankan di harapkan dapat menyelesaikan sengketa antara pihak bank dengan nasabah dengan cara yang cepat, sederhana,
dan biaya rinngan. Penyelesaian sengketa melalui jalur mediasi sangat dirasakan manfaatnya,
karena para pihak telah mencapai kesepakatan yang mengakhiri persengketaan mereka secara adil dan saling menguntungkan. Bahkan dalam mediasi yang gagal
pun, di mana para pihak belum mencapai kesepakatan, sebenarnya juga telah merasakan manfaatnya. Kesediaan para pihak bertemu di dalam proses mediasi,
paling tidak telah mampu mengklarifikasikan akar persengketaan dan mempersempit perselisihan di antara mereka. Hal ini menunjukkan adanya
keinginan para pihak untuk menyelesaikan sengketa, namun mereka belum menemukan format tepat yang dapat disepakati oleh kedua belah pihak.
Model utama penyelesaian sengketa adalah keinginan dan iktikad baik para pihak dalam mengakhiri persengketaan mereka. Keinginan dan iktikad baik
ini, kadang-kadang memerlukan bantuan pihak ketiga dalam perwujudannya. Mediasi merupakan salah satu bentuk penyelesaian sengketa yang melibatkan
pihak ketiga. Adapun beberapa karakteristik dari mediasi adalah sebagai berikut :
1. Interest accommodationinterest based-problem solving, penyelesaian
sengketa didasarkan pada terakomodasinya kepetingan-kepentingan pihak- pihak yang bersengketa. Mekanisme ini lebih mengutamakan persamaan dari
pada perbedaan. 2.
Voluntary and consensual, kesediaan para pihak untuk menyelesaikan sengketa dengan menempuh melalui mediasi bersifat sukarela dan telah
disepakati oleh pihak yang bersengketa. 3.
Procedural flexibility, prosedur yang ditempuh dalam proses untuk mencapai kesepakatan bersifat informal, mudah, tidak ada suatu proses yang baku atau
standar yang harus diterapkan seperti dalam proses litigasi di pengadilan atau arbitrase. Pada mediasi, prosedurnya ditetapkan oleh pihak-pihak yang
bersengketa dengan dibantu oleh Mediator. 4.
Norm creating, penyelesaian sengketa tidak harus mengacu pada norma hukum privat yang berlaku atau pada isi perjanjian atau kontrak yang menjadi
pokok sengketa. Di dalam mekanisme ini para pihak dengan dibantu mediator
dapat membangun norma-norma baru yang disepakati para pihak sebagai acuan untuk menyelesaikan sengketa mereka.
5. Person-centered, untuk dapat mencapai kesepakatan sangat tergantung dari
kemauan yang serius atau itikad baik dari para pihak untuk mencapai kesepakatan. Kesepakatan tidak akan tercapai apabila dalam diri masing-
masing pihak masih ada keengganan untuk melanjutkan kerjasama. 6.
Relationship-oriented, mekanisme mediasi dilaksanakan dalam hal para pihak yang bersengketa masih saling menghargai atau setidaknya menilai bahwa
hubungan bisnis atau kerjasama diantara mereka masih bisa untuk dilanjutkan. 7.
Future focus, mediasi berfokus untuk mencapai kesepakatan karena para pihak memahami bahwa jika konflik terus berlanjut maka para pihak akan
mengalami kerugian. 8.
Private and confidential, sengketa yang diselesaikan melalui mekanisme mediasi adalah terutama dalam wilayah sengketa pribadi yang tunduk pada
hukum perdata atau dagang.
26
Untuk tercapainya kesepakatan dalam mediasi atau mediasi bisa dikatakan berhasil, Garry Goodpaster mengemukakan pendapatnya bahwa syarat-syarat agar
mediasi berhasil adalah sebagai berikut : 1.
Para pihak mempunyai kekuatan tawar menawar yang seimbang. 2.
Para pihak menaruh perhatian terhadap kelanjutan hubungan kerjasama dimasa depan.
3. Terdapat persoalan yang memungkinkan terjadinya pertukaran
kepentingan. 4.
Terdapat urgensi atau batas waktu untuk menyelesaikan. 5.
Para pihak tidak memiliki permusuhan yang berlangsung lama dan mendalam.
6. Mempertahankan suatu hak tidak lebih penting dibandingkan
menyelesaikan persoalan mendesak.
27
26
Arus Akbar Silondae, Andi Fariana Fathoeddin, Op.Cit. Hal 89-91
27
Ibid, Hal. 92
Mediasi perbankan dapat memberikan sejumlah manfaat antara lain: 1.
Mediasi diharapkan dapat menyelesaikan sengketa secara cepat dan relatif murah dibandingkan dengan membawa perselisihan tersebut ke pengadilan
atau ke lembaga arbitrase. 2.
Mediasi akan memfokuskan perhatian para pihak pada kepentingan merekan secara nyata dan pada kebutuhan emosi atau psikologis mereka,
sehingga mediasi bukan hanya tertuju pada hak-hak hukumnya. 3.
Mediasi memberikan kesempatan para pihak untuk berpartisipasi secara langsung dan secara informal dalam menyelesaikan perselisihan mereka.
4. Mediasi memberikan para pihak kemampuan untuk melakukan kontrol
terhadap proses dan hasilnya. 5.
Mediasi dapat mengubah hasil, yang dalam litigasi dan arbitrase sulit diprediksi, dengan suatu kepastian melalui konsensus.
6. Mediasi memberikan hasil yang tahan uji dan akan mampu menciptakan
saling pengertian yang lebih baik di antara para pihak yang bersengketa karena mereka sendiri yang memutuskannya.
7. Mediasi mampu menghilangkan konflik atau permusuhan yang hampir
selalu mengiringi setiap putusan yang bersifat memaksa yang dijatuhkan oleh hakim di pengadilan atau arbiter pada lembaga arbitrase.
28
Tujuan dari pembentukan lembaga mediasi perbankan ini adalah agar hak- hak nasabah dapat terpenuhi dengan baik dan setiap pihak yang bersengketa dapat
mencapai kesepakatan damai antara kedua belah pihak. Terciptanya Peraturan Bank Indonesia ini tentang Mediasi Perbankan diharapkan akan mencitptakan
iklim perbankan yang semakin kondusif. 1.
Tujuan Utama a.
Membantu mencarikan jalan keluar atau alternatif penyelesaian sengketa yang timbul diantara para pihak yang disepakati dan dapat
diterima oleh pihak yang bersengketa. b.
Mencapai suatu penyelesaian masalah dan bukan kebenaran dan atau dasar hukum untuk diterapkan dalam suatu sengketa.
2. Tujuan Tambahan
a. Melalui proses mediasi diharapkan dapat dicapai komunikasi yang
lebih baik antara para pihak yang bersengketa. b.
Menjadikan para pihak yanng bersengketa dapat mendengar, memahami alasan penjelasan argumentasi yang menjadi dasar
pertimbangan pihak lain.
28
Tujuan dan
manfaat mediasi
dalam http:handarsubhandi.blogspot.com201411tujuan-dan-manfaat-mediasi.htmln
diakses pada
tanggal 27 November 2014
c. Dengan adanya pertemuan tatap muka, diharapkan dapat
mengurangi rasa marah bermusuhan antara para pihak. d.
Memahami kekurangan kelebihan kekurangan masing-masing, dan hal ini diharapkan dapat mendekatkan cara pandang dari pihak-
pihak yang bersengketa, menuju suatu kompromi yang dapat diterima para pihak.
29
D. Penyelesaian Sengketa Pada Perbankan Melalui Mediasi