Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pemberian kredit harus didasarkan dengan adanya rasa kepercayaan. Kepercayaan pihak bank kepada calon debitur nya dalam membayar atau mengembalikan uang kepada pihak bank. Dalam pemberian kredit di Bank Sumut sebelumnya pihak Bank Sumut akan melakukan analisis terhadap calon debitur nya, analisis yang dilakukan yaitu memahami karakteristik dari calon debitur, mencari tahu tentang tujuan pengambilan kredit tersebut, mencari tahu tentang keberadaan dan kondisi usaha calon debiturnya, apakah usaha tersebut dapat membantu calon debitur nya dimasa yang akan datang dalam menyelesaikan hutangnya kepada bank. Analisis ini dilakukan guna meminimalisir akan terjadinya kredit macet. Setelah memenuhi persyaratan untuk mengambil kredit, pihak calon debitur masih akan melewati beberapa tahap sampai akhirnya kredit yang diminta oleh pihak nasabah dapat diberikan atau dicairkan oleh pihak Bank Sumut. 2. Kredit macet pada umumnya adalah kredit yang mengalami kesulitan pembayaran akibat adanya faktor-faktor atau unsur kesengajaan atau karena kondisi diluar kemampuan debitur. Dalam pengertian dasar tentang kredit macet adalah debitur mengingkari janji mereka membayar bunga dan atau kredit induk yang telah jatuh tempo, sehingga terjadi keterlambatan pembayaran atau sama sekali tidak ada pembayaran. Pengertian kredit itu dikatakan macet menurut Bank Sumut berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia 72PBI2005 masing-masing pasal 12 ayat 3 tentang 75 penilaian kualitas aktiva produktif, dibagi menjadi lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet. Hal ini di sebut dengan kolektibilitas kredit atau juga disebut dengan sandi. Yang dimaksud dengan kolektibilitas kredit adalah kondisi dimana kita memahami tingkat pengembalian dari nasabah. 3. Yang menjadi unsur terjadinya proses mediasi perbankan salah satunya adalah ada nya sengketa. Apabila tidak ada sengketa maka tidak akan terjadi mediasi. Proses mediasi perbankan di Bank Sumut dalam penyelesaian kredit macet belum begitu terkenal. Proses nya juga hanya dilakukan oleh Bank Sumut saja, pihak Bank Indonesia hanya menjadi fasilisator yang kemudian mengkonfirmasikan kembali ke pihak Bank Sumut untuk melakukan mediasi tersebut sendiri. Setelah dilakukannya proses mediasi yang akhirnya menghasilkan kesepakatan antara kedua bela pihak, para pihak diminta untuk menandatangani kesepakatan tersebut, dan diharapkan kedua belah pihak untuk melaksanakan kesepakatan tersebut. 4. Hambatan yang dihadapi dalam melakukan mediasi perbankan untuk penyelesaian kredit macet adalah antara lain, masih tidak adanya itikad baik dari nasabah untuk melakukan pembayaran, meskipun mediasi telah dilakukan dan telah mendapatkan kesepakatan yang telah mereka sepakati sebelumnya. Hambatan lain yang dihadapi dalam pelaksanaan mediasi antara lain : 1. Adanya perbedaan pandangan atau pendapat antara bank dengan nasabah tentang masalah yang disengketakan, dimana bank pada dasarnya hanya berpegang dengan perjanjian kredit yang telah disepakati sebelumnya yang seharusnya dilakukan oleh pihak nasabah. Perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor karakteristik atau cara pandang yang berbeda antara pihak bank dengan nasabah 2. Nasabah yang mengadukan permasalahannya tidak mau menerima penjelasan dari pihak bank, karena dipengaruhi oleh faktor emosional sehingga merasa paling benar . 3. Nasabah yang telah menyepakati mediasi perbankan dan telah mendapatkan hasil dari mediasi pihak nasabah tersebut masih melakukan wanprestasi yaitu nasabah juga tidak melakukan prestasi yang sudah di sepakati dalam mediasi. 4. Adapun faktor lain yang menjadi hambatan dalam melakukan mediasi yaitu kurangnya pengetahuan pihak nasabah mengenai mediasi perbankan, dan pihak nasabah tidak melengkapi syarat-syarat yang harus ditujukan dalam melakukan mediasi.

B. Saran