E. Pengaturan Hukum Mengenai Mediasi Perbankan
Mengenai alternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan, antara lain diatur dalam arbitrase dan mediasi seperti yang diatur dalam UU No. 30 tahun
1999. Pengaturan mediasi di pengadilan diatur dalam PERMA No. 2 tahun 2003. Mediasi diatur dalam UU No.4 tahun 2004 pasal 16 ayat 2 tentang
kekuasaan kehakiman yang berbunyi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak menutup usaha penyelesaian perkara perdata dengan cara perdamaian.
UU No. 30 tahun 1990 tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa, yang lebih memperjelas keberadaan lembaga mediasi sebagai lembaga alternatif
penyelesaian sengketa. Sedangkan Mediasi Perbankan diatur dalam PBI No. 85PBI2006.
32
Sesuai dengan pasal 3 ayat 1 PBI No.85PBI2006, yang membentuk lembaga mediasi perbankan independen adalah asosiasi perbankan. Asosiasi
perbankan yang membentuk lembaga mediasi perbankan independen dapat terdiri dari gabungan asosiasi perbankan untuk menjaga indepedensinya. Bank Indonesia
harus mewajibkan seluruh bank untuk menjadi anggota dari lembaga mediasi perbankan. Agar mempunyai kekuatan hukum yang mengikat, maka Bank
Indonesia perlu membuat PBI tentang kewajiban Bank menjadi anggota lembaga mediasi.
Dalam lembaga mediasi harus ada mediator independen yang dapat memberikan saran sesuai dengan profesinya masing-masing, misalnya apabila ada
sengketa antara nasabah dengan bank, maka harus ada mediator yang ahli dalam bidang perbankan.
33
32
Muhammad Djumhana Hukum Perbankan di Indonesia, Citra Aditya Bakti ,Bandung 2006, Hal. 343
33
Mediasi Perbankan Sebagai wujud Perlindungan Nasabah http:www.bphn.go.id-
lensa-forum Diakses pada tanggal 9 Februari 2015
Pembentukan mediasi perbankan diharapkan akan memberikan nilai positif baik bagi nasabah maupun bank, seoerti terciptanya keseimbangan
hubungan antara posisi nasabah dengan bank.
34
Keberadaan Lembaga
Mediasi Perbankan
di Indonesia
telah disosialisasikan melalui Peraturan Bank Indonesia No.85PBI2006, tanggal 30
Januari 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 101PBI2008 tentang Mediasi Perbankan dan Surat Edaran No. 814DPNP
tanggal 1 Juni 2006, sehingga bank-bank di Indonesia telah dapat menginformasikan kepada masyarakat umum dan juga nasabahnya tentang Bank
Indonesia yang menjalankan fungsi Mediasi Perbankan sebagai sarana yang sederhana, murah, cepat dalam hal penyelesaian sengketa antara pihak nasabah
dan bank.
35
Pengajuan penyelesaian sengketa yang dimaksud dapat disampaikan kepada Bank Indonesia oleh Nasabah atau Perwakilan Nasabah dengan
persyaratan sebagai berikut : 1.
Sengketa yang dapat diajukan adalah sengketa keperdataan yang timbul dari transaksi keuangan.
2. Sengketa yang dapat diajukan adalah sengketa yang timbul dari hasil
penyelesaian pengaduan nasabah yang telah dilakukan oleh bank. 3.
Nasabah tidak dapat mengajukan tuntuan finansial yang diakibatkan oleh kerugian immaterial. Yang dimaksud dengan kerugian immaterial antara
lain adalah karena pencemaran nama baik dan perbuatan tidak menyenangkan.
34
Ibid.
35
Astrid Vinolia Siahaan, Op.Cit, Hal 24-25
4. Nilai tuntutan finansial diajukan dalam mata uang rupiah dengan jumlah
maksimal adalah Rp. 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah. Jumlah tersebut dapat berubah kumulatif dari kerugian karena penundaan atau
tidak dapat dilaksanakan transaksi keuangan nasabah dengan pihak lain, dan atau biaya-biaya yang telah dikeluarkan nasabah untuk mendapatkan
penyelesaian sengketa. 5.
Batas waktu pengajuan adalah paling lambat 60 hari kerja, yang dihitung sejak tanggal surat hasil penyelesaian pengaduan nasabah dari bank.
6. Nasabah mengajukan penyelesaian sengketa kepada lembaga Mediasi
Perbankan secara tertulis dengan menggunakan formulir terlampir atau dibuat sendiri oleh nasabah dan dilengkapi dokumen pendukung antara
lain : a.
Foto copy surat hasil penyelesaian pengaduan yang diberikan Bank kepada Nasabah.
b. Foto copy bukti identitas Nasabah yang masih berlaku.
c. Surat pernyataan yang ditandatanganii diatas materai yang cukup
bahwa sengketa yang diajukan tidak sedang dalam proses atau telah mendapatkan keputusan dari lembaga arbitrase, peradilan, atau
lembaga mediasi lainnya dan belum pernah diproses dalam Mediasi Perbankan yang difasilitasi oleh Bank Indonesia.
d. Foto copy dokumen pendukung yang terkait dengan sengketa yang
diajukan. e.
Foto copy surat kuasa, dalam hal pengajuan penyelesaian sengketa dikuasakan.
f. Formulir yang telah diisi dan dilengkapi dokumen pendukung
disampaikan kepada Bank Indonesia yang berada di Jakarta bidang Direktorat Investigasu dan Mediasi Perbankan.
36
36
Lihat Surat Edaran Bank Indonesia No.814DPNP tanggal 1 Juni 2006
BAB III TINJAUAN UMUM MENGENAI KREDIT PERBANKAN