Pemilihan Model Terbaik Poliklinik Bedah

58 Integrated d ditentukan dari tingkat stasioneritasnya dengan melakukan differencing yang artinya menghitung perubahan atau selisih nilai observasi. Pada tahap ini, kita telah mengetahui bahwa data yang kita punya telah melakukan differencing pada tingkat pertama d = 1, sehingga pada tahap ini kita hanya menentukan nilai Koefisien ARp dan MAq dengan melakukan metode trial and error terhadap model-model yang akan digunakan dan model tersebut masing-masing dibandingkan melalui parameter-parameter penentuan model terbaik. Perlu diketahui, bahwa data yang kita gunakan pada penentuan nilai koefisien ARp dan MAq adalah data yang sudah stasioner atau dengan kata lain, data yang telah mengalami differencing tingkat pertama d=1. Jadi, setelah dilakukan metode untuk menentukan model terbaik, terpilih beberapa model dari berbagai model umum yang dapat digunakan dalam melakukan proyeksi. model-model yang terpilih dari berbagai model umum untuk penelitian ini, yaitu ARIMA1,1,1, ARIMA2,1,1, ARIMA1,1,2, ARIMA2,1,2. Model tersebut kemudian kita bandingkan untuk menentukan model terbaik.

3. Pemilihan Model Terbaik

Setelah dilakukan uji diagnostik untuk keempat model tersebut, ternyata keempat model tersebut lolos untuk uji diagnostik sehingga langkah selanjutnya memilih model terbaik diantara keempat model tersebut. Universitas Sumatera Utara 59 Ada beberapa kriteria dalam memilih model terbaik :  Nilai Akaike Info Criterion AIC yang kecil  Nilai Schwarz Criterion yang kecil  Sum Squared Residual SSE yang kecil  Adjusted R Squared yang besar Maka, untuk menentukan model terbaik ialah dengan membandingkan kriteria diatas. Berikut tabel perbandingan keempat model tersebut. Tabel 4.17 Perbandingan Pemilihan Model terbaik ARIMA Model AIC SBC SSE Adj. R Squared ARIMA1,1,1 11,67007 11,77665 358322,5 0,66192 ARIMA2,1,1 11,68765 11,79518 357740,7 0,066897 ARIMA1,1,2 11,66153 11,76811 355276,5 0,074129 ARIMA2,1,2 11,76983 11,87736 388381,6 -0,013029 Setelah dilihat hasilnya diperoleh bahwa model terbaik adalah ARIMA 1,1,2 karena memenuhi kriteria pemilihan model terbaik. Dengan nilai ordo p AR = -0,294799, dan nilai ordo q MA = -0,223220 dan Konstanta � ′ = 8,741200. Sehingga digunakan model ARIMA 1,1,2 untuk proyeksi jumlah kunjungan pasien poliklinik bedah tahun 2016- 2017, dengan persamaan : � � = − , � �− + , � �− + , + � − , �− Universitas Sumatera Utara 60 Tabel 4.18 Proyeksi Kunjungan Pasien Rawat Jalan Poliklinik Bedah Tahun 2016-2017 Tahun 2016 Bulan Proyeksi Januari 599 Februari 608 Maret 617 April 626 Mei 634 Juni 643 Juli 652 Agustus 661 September 670 Oktober 678 November 687 Desember 696 Jumlah 7.771 Dari tabel diatas, kita peroleh bahwa proyeksi kunjungan pasien rawat jalan tahun 2016 dan 2017 pada poliklinik bedah cenderung mengalami peningkatan. Dapat kita lihat dari jumlah kunjungan pasien rawat jalan yang selalu meningkat dari bulan januari 2016 sampai dengan bulan desember 2017. Tahun 2017 Bulan Proyeksi Januari 704 Februari 713 Maret 722 April 731 Mei 740 Juni 748 Juli 757 Agustus 766 September 774 Oktober 783 November 792 Desember 800 Jumlah 9.030 Universitas Sumatera Utara 61

4.2.7 Poliklinik Medical Check-Up