60 Sehingga dapat dijelaskan perusahaan yang memiliki komite audit
dengan laporan keuangan yang baik atau pengalaman melakukan proses audit yang baik umumnya memberikan efektivitas dari komite audit tersebut
sehingga menghasilkan kualitas audit yang memadai dibandingkan dengan komite audit yang tidak memiliki pengalaman serupa Schmidt et al.,
2011:11. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Carcello et al., 1997 dan Manita et al., 2010, maka hipotesis dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut: H
a1
: Peran komite audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi
variabel moderating.
2. Hubungan Keahlian Auditor dengan Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer
Keahlian dalam hal proses audit merupakan kemampuan dari seorang auditor dalam melaksanakan proses audit dengan baik sesuai dengan
peraturan yang ada. Purnomo 2006 yang meneliti tentang persepsi auditor tentang pengaruh faktor-faktor keahlian dan independensi terhadap kualitas
audit, menemukan bahwa menurut persepsi auditor yang diteliti faktor keahlian yang diproksikan oleh pengalaman dan pengetahuan berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Carcello et al., 1992 yang
meneliti tentang atribut-atribut kualitas audit dari persepsi patner audit, dan para pengguna laporan keuangan, hasilnya menunjukan terdapat 12 atribut
61 dari kualitas audit yang berpengaruh terhadap kualitas audit dimana salah
satu dari 12 atribut tersebut keahlian menjadi salah satu atribut yang berpengaruh dalam kualitas audit.
Sehingga semakin ahli seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya serta dapat menjunjung tinggi integritas yang dimilikinya semakin baik pula
kualitas audit yang akan dihasilkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Purnomo 2006 dan Carcello et al., 1997, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitiaan ini adalah: H
a2
: Keahlian auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi
sebagai variabel moderating.
3. Hubungan Profesionalisme Auditor dengan Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer
Profesionalisme menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi seorang auditor eksternal. Sebab dengan profesionalisme yang
tinggi kebebasan auditor semakin terjamin. Sebagai profesional, akuntan publik mengakui tanggungjawabnya terhadap masyarakat, terhadap klien,
dan terhadap rekan seprofesi, sehingga hasil audit yang didapat pun akan semakin handal dan berkualitas.
Deis dan Giroux 1992, dalam penelitiaanya yang berjudul
Determinants of Audit Quality in Audit Sector pernah meneliti variabel
penentu kualitas audit dimana hasil penelitiaanya menunjukan bahwa audit
62 tenure, peer review, profesinalisme, pendidikan, dan ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi et al., 2006 yang
meneliti tentang pengaruh profesionalisme auditor terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan, hasil penelitian
menunjukan variabel profesionalisme yang diproksikan kedalam lima variabel hanya empat variabel yang berpengaruh terhadap tingkat
meterialitas yakni: pengabdian terhadap profesi, kemandirian, kepercayaan terhadap profesi, dan hubungan dengan sesama rekan seprofesi. Sedangkan
variabel kewajiban sosial tidak berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Deis dan Giroux
1992 dan Wahyudi et al., 2006, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H
a3
: Profesionalisme auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi
sebagai variabel moderating.
4. Hubungan Teknologi Informasi dengan Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer