Implementasi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia

menjadi sarana untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan menjamin bagi kesejahteraan serta mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan 124

B. Implementasi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia

. Berdasarkan tujuan negara pada Alinea Keempat UUD 1945, Indonesia termasuk negara hukum kesejahteraan. Tujuan negara tersebut dilaksanakan salah satunya dibidang lingkungan hidup yang dituangkan dalam peraturan perundang- undangan dan perencanaan pembangunan. Sekitar tahun tujuh puluhan, Mochtar Kusumaatmadja mengadaptasi dan mengembangkan teori Roscoe Pound sebagai landasan teoritis pembinaan hukum di Indonesia. Perkembangan selanjutnya, konsep pembinaan hukum ini diberi nama “Teori Hukum Pembangunan 125 Dalam Pelaksanaan Pembangunan dan pemerintahan, penting dipahami tujuan hukum dan fungsi hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat ”. 126 . Menurut Mochtar Kusumaatmadja, Hukum berfungsi sebagai sarana pembangunan atau sarana pembangunan didasarkan atas anggapan, bahwa hukum dalam arti kaidah atau peraturan hukum memang bisa berfungsi sebagai alat atau sarana pembangunan dalam arti penyalur arah kegiatan manusia yang kea rah yang dikehendaki oleh pembangunan 127 Hukum dalam kaitannya dengan kerangka dasar pembangunan nasional terdiri dari dua wajah. Pertama, hukum sebagai objek pembangunan nasional, dalam arti hukum sebagai sektor pembangunan yang perlu mendapat prioritas . 124 N.H.T. SIAHAAN,, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Edisi kedua, Penerbit Erlangga, 2004, hlm. 378-380. 125 Otje Salman dan Eddy Damian, Konsep-Konsep Hukum dalam Pembangunan, Alumni, Bandung, 2002, Hlm. V. 126 Tujuan Hukum selain ketertiban adalah tercapainya keadilan. Selanjutnya untuk mencapai ketertiban perlu kepastian hukum dalam kehidupan bernegara, lihat Mochtar Kusumaatmadja, Fungsi dan Perkembangan Hukum dalam Pembangunan Nasional, Bandung, Bina Cipta, Hlm. 2-3 127 Mochtar Kusumaatmadja, Hukum, Masyarakat, dan Pembinaan Hukum Nasional, Bina Cipta, Bandung, 1995, Hlm. 13 Universitas Sumatera Utara dalam penegakan, pengembangan, dan pembinaannya. Kedua, hukum sebegai alat dan sarana penunjang yang akan menjadi landasan bagi pembangunan nasional 128 . Sunaryati Hartono, berpendapat hukum merupakan salah satu prasarana mental untuk memungkinkan terjadinya pembangunan dengan cara tertib dan teratur tanpa menghilangkan martabat kemanusiaan anggota masyarakat. Hukum ini berfungsi untuk mempercepat proses pendidikan masyarakat ke arah satu sikap mental yang paling sesuai dengan masyarakat yang dicita-citakan 129 128 Abdurrahman, Aneka Masalah Hukum dalam Pembangunan di Indonesia, Alumni, Bandung, 1979, Hlm. 19. 129 Sunaryati Hartono, Beberapa Masalah Transnasional dalam Peranan Modal Asing di Indonesia, Alumni, Bandung, 1972, Hlm. 335 . Menurut Emil Salim untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan dibutuhkan pendekatan ekosistem dengan melihat interdepedensi dari setiap komponen ekosistem. Agar keberlanjutan tetap terjaga harus ada komitmen setiap komponen penyangga kehidupan dan campur tangan pemerintah dengan melibatkan lembaga swadaya masyarakat. Dunia usaha yang selama ini dituduh sebagai pelaku yang menimbulkan kerusakan dan pencemaran harus dipahamkan akan tanggungjawabnya terhadap lingkungan yang dapat diwujudkan dalam bentuk membayar kompensasi jasa lingkungan yang nantinya dapat digunakan untuk mebiayai pemulihan lingkungan yang rusak atau tercemar. Negara-Negara maju dalam hal biaya kompensasi lingkungan jauh-jauh hari sudah dianggarkan dalam rencana pembiayaan dan pengeluaran perusahaan yang akan dikeluarkan secara rutin untuk kompensasi lingkungan. Sebagai tindak lanjut dari implementasi pembangunan berkelanjutan pemerintah Indonesia telah memprakarsai melakukan kesepakatan nasional dan rencana tindak pembangunan berkelanjutan. 10 kesepakatan nasional berisi: Universitas Sumatera Utara 1. Menegaskan komitmen bagi pelaksanaaan dan pencapaian pembangunan berkelanjutan sesuai dengan peraturan perundangan dan sejalan dengan komitmen global. 2. Perlunya keseimbangan yang proporsional dari tiga pilar pembangunan berkelanjutan Ekonomi, Sosial dan Lingkungan serta saling ketergantungan dan saling memperkuat. 3. Penanggulangan kemiskinan, perubahan pola produksi dan konsumsi, serta pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang berkelanjutan. 4. Peningkatan kemandirian nasional. 5. Penugasan bahwa keragaman sumber daya alam dan budaya sebagai modal pembangunan dan perekat bangsa. 6. Perlunya melanjutkan proses reformasi sebagai prakondisi dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan. 7. Penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik, pengelolaan sumber daya alam, pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan, dan pengembangan kelembagaan merupakan dimensi utama keberhasilan pembangunan berkelanjutan. 8. Perwujudan dalam pencapaian rencana pelaksanaan pembangunan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat, khususnya kelompok perempuan, anak-anak dan kaum rentan. 9. Perwujudan sumber daya manusia terdidik untuk dapat memahami dan melaksanakan pembangunan berkelanjutan. 10. Pengitegrasian prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam strategi dan program pembangunan nasional. Universitas Sumatera Utara Kesepakatan nasional dan rencana tindak pembangunan berkelanjutan dalam tataran implementasi mengalami sejumlah masalah yakni: 1. Pendekatan pembangunan yang dilakukan selama ini amat prakmatis, terlalu berorientasi pada pembangunan ekonomi, padahal pepersoalan pembangunan ekonomi tidak lepas dari pembangunan sosial dan lingkungan hidup. 2. Telah terjadi penggunaan sumber daya alam yang hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan produk untuk memasok kebutuhan pasar, sehingga timbul eksploitasi sumber daya alam tak terkendali. 3. Terdapat pemisahan yang amat ketara dalam pengambilan keputusan kebijakan pembangunan di bidang investasi, keuangan, perdagangan dan teknologi dengan lingkungan hidup, sehingga kondisi lingkungan hidup kian bertambah parah 130 Menurut Emil Salim penjabaran dan implementasi pembangunan berkelanjutan di Indonesia ditujukan pada beberapa sasaran yakni: . 1. Membina hubungan keselarasan antara manusia dengan lingkungannya. 2. Melestarikan sumber daya alam agar bisa dimanfaatkan secara terus menerus oleh generasi demi gernerasi sampai generasi tak terhingga. 3. Otan mutu dan meningkatkan mutu lingkungan sehingga dapat menaikkan kualitas hidup manusia Indonesia 131 Pembangunan merupakan upaya sadar dalam mengolah dan memenfaatkan sumber daya alam untuk meningkatkan kemakmuran rakyat, baik untuk mencapai kemakmuran lahir maupun untuk mencapai kepuasan batin, sehingga penggunaan . 130 Salmani, Pembangunan Berkelanjutan dan Implikasinya di Indonesia, dikutip dari Bahan Mata Kuliah Keseimbangan Lingkungan dan Pembangunan 131 Salmani,Ibid. Universitas Sumatera Utara sumber daya alam harus selaras, serasi, dan seimbang dengan fungsi lingkungan hidup. Pancasila sebagai dasar dan falsafah Negara memberikan keyakinan bagi bangsa Indonesia, bahwa kebahagiaan hidup akan tercapai, bila di dasarkan atas keselarasan, keserasian, dan keseimbangan, baik dalam hubungan manusia dengan Tuhan, dengan sesame manusia, maupun dengan alam. Manusia, masyarakat, lingkungan hidup, memiliki hubungan timbal balik yang harus selalu dibina dan dikembangkan agar tetap dalam keselarasan, keserasian, dan keseimbangan yang dinamis. Undang-Undang Dasar 1945, sebagai landasan Konstitusional, mewajibkan agar sumber daya alam dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, seperti yang tercantum dalam Pasal 33, yakni : Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Kemakmuran rakyat tersebut harus dapat dinikmati generasi masa kini dan generasi mendatang secara berkelanjutan 132

C. Pengaturan Hukum Nasional tentang Pembangunan Berkelanjutan