Pilar Pembangunan Berkelanjutan Aspek Hukum Internasional dan Hukum Nasional Indonesia atas Konsep Pembangunan Berkelanjutan dan Relevansinya dengan UNEP

4. Perspektif jangka panjang, dalam hal ini pembangunan berkelanjutan sering kali diabaikan karena masyarakat cenderung menilai masa kini lebih utama dari masa yang akan datang. Karena itu persepsi semacam itu perlu dirubah 33 Dalam rangka mencapai tujuan Pembangunan Nasional, penting untuk menanggapi tantangan pembangunan yang timbul dalam kurun waktu tertentu secara tepat. Permasalahan di atas menunjukkan bahwa hal mendasar yang harus dilakukan dalam pembangunan adalah perombakan struktur ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan struktur ekonomi terlalu berat pada pertanian dan pengelolaan bahan mentah, yang semuanta berorientasi ke luar dan peka terhadap gejolak perubahan harga di pasaran dunia . 34

B. Pilar Pembangunan Berkelanjutan

. Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai dengan melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pembangunan merupakan proses pengolahan sumber daya alam dan pendayagunaan sumber daya manusia dengan memanfaatkan teknologi. Dalam pola pembangunan tersebut, perlu memperhatikan fungsi sumber daya alam dan sumber daya manusia, agar dapat terus menerus menunjang kegiatan atau proses pembangunan yang berkelanjutan. Pengertian pembangunan berkelanjutan itu sendiri adalah : Perubahan positif sosial ekonomi yang tidak mengabaikan sistem ekologi dan sosial dimana masyarakat bergantung kepadanya. Keberhasilan penerapannya memerlukan kebijakan, perencanaan, dan proses pembelajaran sosial yang terpadu, viabilitas 33 Salmani, Pembangunan Berkelanjutan dan Implikasinya di Indonesia, Pada Bahan Kuliah Keseimbangan Lingkungan dan Pembangunan. 34 R.M. Gatot Soemartono,Mengenal Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 1999 hal. 62-67. Universitas Sumatera Utara politiknya tergantung pada dukungan penuh masyarakat melalui pemerintahannya, kelembagaan sosialnya, dan kegiatan dunia usahanya 35 a. Berorientasi untuk pertumbuhan yang mendukung secara nyata tujuan ekologi, sosial dan ekonomi. . Secara implisit, definisi tersebut menurut Hegley, Jr. 1992 mengandung pengertian strategi imperatif bagi pembangunan berkelanjutan sebagai berikut : b. Memperhatikan batas-batas ekologis dalam konsumsi materi dan memperkuat pembangunan kualitatif pada tingkat masyarakat dan individu dengan distribusi yang adil. c. Perlunya campur tangan pemerintah, dukungan, dan kerja sama, dunia usaha dalam upaya konservasi dan pemanfaatan yang berbasis sumber daya. d. Perlunya keterpaduan kebijakan dan koordinasi pada semua tingkat dan antara yurisdiksi politik terkait dalam pengembangan energi bagi pertumbuhan kebutuhan hidup. e. Bergantung pada pendidikan, perencanaan, dan proses politik yang terinformasikan, terbuka, dan adil dalam pengembangan teknologi dan manajemen. f. Mengintegrasikan biaya sosial dan biaya lingkungan dari dampak pembangunan ke dalam perhitungan ekonomi 36 Konsep pembangunan berkelanjutan memberikan implikasi adanya batas yang di tentukan oleh tingkat masyarakat dan organisasi sosial mengenai sumber daya alam, serta kemampuan biosfer dalam menyerap berbagai pengaruh aktivitas . 35 http:jembatan4.blogspot.co.id201308tiga-pilar-pembangunan-berkelanjutan.html?m=1 diakses pada tanggal 02 November 2016 pukul :11.26 36 Aca Sugandhy dan Rustam Hakim, Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan , Bumi Aksara, Jakarta, 2009 hal. 22 Universitas Sumatera Utara manusia. Proses pembangunan berlangsung secara berlanjut dan di dukung sumber daya alam yangada dengan kualitas lingkungan dan manusia yang semakun berkembang dalam batas daya dukung lingkupannya. Pembangunan akan memungkinkan generasi sekarang meningkatkan kesejahteraannya, tanpa mengurangi kemungkinan bagi generasi masa depan untuk meningkatkan kesejahteraannya 37 Tiga pilar pembangunan berkelanjutan sejak Deklarasi Stockholm 1972 menuju Rio De Janeiro 1992, sampai dengan Rio + 10 di Johannesburg 2002 ditekankan perlunya koordinasi dan integrasi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan dalam setiap pembangunan nasional dengan pendekatan kependudukan, pembangunan. Lingkungan yang menjadi pertimbangan sekarang adalah bagaimana pelaksanaan untuk mengintegrasikan ketiga pilar tersebut . 38 B.1 Dimensi Pembangunan Berkelanjutan . Adapun Dimensi Pembangunan Berkelanjutan adalah sebagai berikut : a. Dimensi Sosial Pemenuhan kebutuhan dasar bagi semua Bruntland G.H 1987, keadilan sosial, kesetaraan gender, rasa aman, menghargai diversitas budaya Penekanan pada proses pertumbuhan sosial yang dinamis, keadilan sosial dan pemerataan Becker 1997 39 Masalah utama dimensi ini adalah pertumbuhan jumlah penduduk masyarakat dunia, sehingga menimbulkan faktor-faktor tingkat penduduk . 37 http:jembatan4.blogspot.co.id201308tiga-pilar-pembangunan-berkelanjutan.html? m=1 , diakses pada tanggal 02 November 2016 pukul :11.26 38 Aca Sugandhy, Op. Cit hal. 23. 39 http:repository.usu.ac.idbitstream123456789306544Chapter20II.pdf,diakses pada tanggal 2 November 2016 pada pukul 11.19 Wib Universitas Sumatera Utara yang tidak terkendali, kemiskinan dan kekurangan air yang berujung pada masalah kekurangan gizi pada manusia 40 b. Dimensi Ekonomi . Pertumbuhan ekonomi untuk pemenuhan kebutuhan dasar Bruntland, ekonomi kesejahteraan, Ekonomi Kesejahteraan Becker. 41 Masalah utama pada dimensi ekonomi adalah perubahan global dan globalisasi, maksudnya adalah perubahan keadaan lingkungan hidup global, globalisasi ekonomi, perubahan budaya dan konflik utara-selatan. Dalam era Globalisasi, semua negara harus mempersiapkan diri setangguh mungkin agar tidak tertindas oleh negara yang lebih kaya dan maju 42 c. Dimensi Lingkungan . Lingkungan untuk generasi sekarang dan yang akan datang Bruntland, Keseimbangan Lingkungan yang sehat, Lingkungan adalah dimensi sentral dalam proses sosial Becker 43 B.2 Dimensi Manusia sebagai Subjek dan Objek Pembangunan Sosial Ekonomi . a Manusia sebagai Individu Proses pembangunan seharusnya menempatkan manusia sebagai subjek sekaligus objek pembangunan, karena ia merupakan pelaksana pembangunan. Manusia menjadi objek pembangunan, sebab sasaran hasil pembangunan pada 40 http:pustaka.unpad.ac.idwp- contentuploads200906jurnal_Imfe_pemb_berkelanjutan-ekonomiekologi-sust_comm- sust_rep_fani.pdf, hlm. 3 diakses pada tanggal 02 November 2016 pada pukul : 11.29 Wib 41 Op. Cit . Diakses pada tanggal 02 November 2016 pukul 11.19 WIB 42 Op. Cit . Pustaka Unpad. Hlm. 5, diakses pada tanggal 02 November 2016 pada pukul : 11.29 WIB 43 http:repository.usu.ac.idbitstream123456789306544Chapter20II.pdf,diakses pada tanggal 2 November 2016 pada pukul 11.19 WIB Universitas Sumatera Utara hakikatnya untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pembangunan dilaksanakan oleh dan untuk manusia, karenanya, aspek kesejahteraan yang adil dan merata di setiap wilayah harus diupayakan. Dalam pelaksanaan pembangunan, manusia memiliki hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban ini di atur sedemikian rupa sehingga kedudukan manusia sebagai subjek dan objek pembangunan dapat terwujud 44 a. Setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang baik dan sehat. . Dalam pembangunan lingkungan hidup Indonesia, masalah hak dan kewajiban pengelolaan lingkungan di atur dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup khususnya pada Bab III yang mengatur hak dan kewajiban dan peran masyarakat, yakni pada pasal 6 dan pasal 7. Pasal 5 UU No. 32 Tahun 2009 ini mengatur menganai hak setiap orang, yakni: b. Setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup, yang berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup. c. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku 45 Kemudian dalam Pasal 6 diatur mengenai kewajiban setiap orang yakni : . a. Setiap orang berkewajiban memelihara pelestarian fungsi lingkungan hidup, mencegah serta menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. 44 Aca Sugandhy danRustam Hakim,Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan Berkelanjutam Berwawasan Lingkungan , Bumi Aksara, Jakarta, 2009 hal. 24 45 UU No. 32 Tahun 2009 Pasal 5 Universitas Sumatera Utara b. Setiap orang yang melakukan usaha dan atau kegiatan, berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup 46 Kewajiban setiap orang ini tidak terlepas dari kedudukannya sebagai anggota masyarakat, yang mencerminkan harkat manusia sebagai individu dan makhluk sosial. Selanjutnya mengenai peran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup beserta cara pelaksanaannya di atur dalam pasal 7, yakni masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Pelaksanaan hal tersebut dilakukan dengan cara : . a. Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan. b. Menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat. c. Menumbuhkan ketanggapan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial. d. Memberikan sarana pendapat. e. Menyampaikan informasi dan atau menyampaikan laporan 47 b Manusia sebagai Masyarakat dan Bangsa . Manusia sebagai anggota masyarakat dan bangsa, di samping hak dan kewajibannya, dituntut peranannya dalam pembangunan suatu bangsa. Untuk itu, setiap orang dalam suatu masyarakat dan bangsa dituntut untuk memiliki visi ke depan atau masa mendatang sebagai suatu tantangan yang akan mereka hadapi dengan tindakan aktif dan kreatif. Setiap orang perlu mempelajari potensi yang mereka miliki untuk menyiapkan masa depannya yang lebih baik. 46 Ibid. pasal 6 47 http:febyoktora-archi.blogspot.co.id201105dimensi-pembangunan- berkelanjutan.html?m=1 diakses pada tanggal 02 November 2016 pada pukul : 11.36 WIB Universitas Sumatera Utara Sebagai bagian suatu bangsa, setiap manusia di tuntut membawa misi untuk mampu menjamin kebutuhan masa depan, secara pasti dan memuaskan, bagi setiap orang dalam masyarakat secara adil, pasti, dan penuh perhatian akan semua kebutuhan dasar bagi kehidupan. Jaminan kebutuhan masa depan ini juga menyangkut masa depan bangsanya, artinya generasi masa depan bangsa juga harus terjamin kebutuhan hidupnya 48 Dalam konsep pembangunan berkelanjutan, terkandung makna bahwa segala upaya pemanfaatan sumber daya, pengembangan teknologi, perubahan tatanan kelembagaan, peningkatan investasi harus di arahkan secara harmonis dan terpadu untuk memenuhi kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa mendatang. Hal ini dinyatakan secara tegas oleh Komisi Dunia untuk Pembangunan dan Lingkungan di Stockholm, Swedia tahun 1984 yakni manusia pada prinsipnya memiliki kemampuan untuk membuat pembangunan berkelanjutan, sehingga terjamin pemenuhan kebutuhan manusia untuk hari ini, tanpa mengurangi hak generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya akan sumber daya alam . 49 c Dimensi Ruang Wilayah dari Pembangunan Berkelanjutan . Pembangunan Berkelanjutan merupakan suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia secara berkelanjutan, dengan cara menyerasikan aktivitas manusia sesuai dengan kemampuan sumberdaya alam yang menopangnya dalam suatu ruang wilayah daratan, lautan, dan udara sebagai satu kesatuan 50 48 Aca Sugandhy dan Rustam Hakim, Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan Berkelanjutam Berwawasan Lingkungan , Bumi Aksara, Jakarta, 2009 hal. 25 . 49 http:febyoktora-archi.blogspot.co.id201105dimensi-pembangunan-berkelanjutan html?m=1 diakses pada tanggal 02 November 2016 pada pukul : 11.36 WIB 50 Aca Sugandhy, Op. Cit. Hlm. 26 Universitas Sumatera Utara Pembangunan Berkelanjutan tidak bisa dilepaskan dengan pemanfaatan ruang wilayah beserta potensi sumber daya yang ada bagi tujuan pembangunan manusia atau masyarakatnya itu sendiri. Hal yang berkaitan dengan upaya pelayanan pada masyarakat dalam optimalisasi pemanfaatan ruang wilayah harus di analisis secara dinamis. Pembangunan yang dititik beratkan pada segi kebutuhan kualitas hidup manusia dalam pemanfaatan ruang wilayah, meliputi masalah : 1. Pengentasan Kemiskinan 2. Pola Konsumsi dan Pola Produksi 3. Dinamika Kependudukan 4. Pengelolaan dan Peningkatan Kesehatan 5. Pengembangan Perumahan dan Permukiman 51 .

C. Pengaturan Hukum Internasional tentang Pembangunan