76
BAB IV PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN LINGKUNGAN NASIONAL
A. Kebijakan-Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
Sebagai sebuah negara hukum, kesejahteraan yang dianut Indonesia, maka tugas utama pemerintah untuk mewujudkan tujuan negara salah satunya melalui
pelayanan publik dan turut sertanya pemerintah dalam kehidupan sosial masyarakat
118
. Terlebih-lebih dalam era pembangunan dewasa ini, semakin meningkat pesat.Sejalan dengan semakin meningkat dan meluasnya pembangunan
ke berbagai sektor atau bidang kehidupan, maka ikut campurnya pemerintah pun semakin aktif dan intensif ke dalam berbagai segi kehidupan masyarakat
119
Dalam kaitan dengan kebijakan pemerintah, agar segenap tujuan pembangunan berkelanjutan ini dapat tercapai, maka dalam konteks hubungan
antara tujuan sosial dan ekonomi diperlukan kebijakan ekonomi yang meliputi intervensi pemerintah secara terarah, pemerataan pendapatan, penciptaan
kesempatan kerja, dan pemberian subsidi bagi kegiatan pembangunan yang memerlukannya. Dalam konteks hubungan antara tujuan sosial dan ekologi,
strategi yang perlu ditempuh adalah partisipasi masyarakat dan swasta serta konsultasi
.
120
Secara operasional, pembangunan berkelanjutan sinergi dengan pengelolaan lingkungan. Pengelolaan lingkungan didefinisikan sebagai upaya
terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan .
118
I.Gde Pantja Astawa, Hubungan Fungsional Antara Hukum Administrasi Negara dengan Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Pelaksanaannya dalam Dimensi-Dimensi Pemikiran Hukum Adminstrasi Negara, UII
Press, Yogyakarta, Cetakan Kedua, 2002, Hlm. 308.
119
Ibid. Hlm. 309.
120
Albert Napitupulu, Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan, 2013, IPB Press, Bogor, Hlm 35.
Universitas Sumatera Utara
penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Definisi ini menegaskan bahwa pengertian
pengelolaan lingkungan mempuyai cakupan yang luas karena tidak saja meliputi upaya-upaya pelestarian lingkungan, melainkan juga mencegah proses terjadinya
degradasi lingkungan khususnya melalui proses penataan lingkungan. Dengan demikian, perlu disadari bahwa upaya-upaya pengelolaan
lingkungan di Indonesia harus dilakukan tidak saja bersifat kuratif, melainkan juga bersifat preventif. Di masa depan, upaya-upaya yang lebih bersifat preventif
harus lebih diprioritaskan, dan hal ini menuntut dikembangkannya berbagai opsi pengelolaan lingkungan, baik melalui opsi ekonomi, maupun proses-proses
peraturan dan penataan penggunaan lahan
121
1. Dalam bidang pendidikan
. Kebijakan-kebijakan di berbagai bidang untuk 2010-2014, yang nantinya akan menuju kepada suatu pembangunan
yang berkelanjutan antara lain yaitu :
2. Dalam bidang kesehatan
3. Dalam bidang pangan
4. Dalam bidang energi
5. Dalam bidang lingkungan hidup
6. Dalam bidang infrastruktur
7.
Dalam bidang usaha kecil, dan menengah
122
.
121
Ibid. Hlm. 37.
122
Ibid . Hlm. 43
Universitas Sumatera Utara
a Pokok-pokok Kebijaksanaan
Agar pembangunan memungkinkan dapat berkelanjutan maka diperlukan pokok-pokok kebijaksanaan sebagai berikut:
1. Pengelolaan sumber daya alam perlu direncanakan sesuai dengan daya
dukung lingkungannya. Dengan mengindahkan kondisi lingkungan maka setiap daerah yang dibangun harus sesuai dengan zona
peruntukannya, seperti zona perkebunan, pertanian dan lain-lain. Hal tersebut memerlukan perencanaan tata ruang wilayah, sehingga
diharapkan akan dapat dihindari pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan daya dukung lingkungannya.
2. Proyek pembangunan yang berdampak negatif terhadap lingkungan
perlu dikendalikan melalui penerapan analisis mengenai dampak lingkunga sebagai bagian dari studi kelayakan dalam proses
perencanaan proyek. 3.
Penanggulangan pencemaran air, udara dan tanah mengutamakan. 4.
Pengembangan keanekaragaman hayati sebagai persyaratan bagi stabilitas tatanan lingkungan.
5. Pengembangan kebijakan ekonomi yang memuat pertimbangan
lingkungan. 6.
Pengembangan peran serta masyarakat, kelembagaan dan ketenagaan dalam pengelolaan lingkungan hidup
123
.
123
Salmani, Pembangunan Berkelanjutan dan Implikasinya di Indonesia, dikutip dari
Bahan Mata Kuliah Keseimbangan Lingkungan dan Pembangunan,
Universitas Sumatera Utara
b Peran Hukum dalam Pembangunan Berkelanjutan
Subsistem manusia memiliki dominasi yang lebih besar dari semua subsistem-subsistem lingkungan yang lain. Dapat dikatakan disini bahwa seberapa
jauh mutu kehidupan lingkungan itu pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh manusia dengan segala perilakunya. Manusia merupakan satu-satunya komponen
lingkungan yang cerdas yang disebut dengan homo sapiens, ia dapat mengubah lingkungan dengan kemampuan akal dan kecerdasan yang ada padanya.
Kesimpulan demikian akan diperkuat lagi dengan teori yang mengatakan bahwa lingkungan selalu dilihat dari perspektif kepentingan manusia. Kalau sudah
demikian, maka dalam dimensi interaksi manusia dengan alam lingkungannya, sudah jelas membutuhkan aturan atau norma. Aturan atau norma yang kelihatan
sebagai wujud hukum, berfungsi sebagai landasan interaksional lingkungan dari setiap kegiatan manusia. Sebagaimana menurut Laurence M. Friedman, sistem
hukum memiliki tiga aspek yaitu: 1.
Struktur, yang berkaitan dengan institusi yang kompeten dalam membuat dan melaksanakan undang-undang legislative dan
pengadilan, 2.
Substansi, yakni substansi pengaturan undang-undangnya kodefikasi atau common law system, dan
3. Legal Culture
, yakni setiap masyarakat terhadap hukum. Selanjutnya Friendman melihat ada empat fungsi sistem hukum yaitu:
1. Sistem kontrak sosial,
2. Sarana penyelesaian sengketa,
3. Sebagai bagian dari perencanaan sosial dalam kebijakan public yang
disebut dengan social engineering function,
Universitas Sumatera Utara
4. Sebagai social maintenance, yakni sebagai fungsi pemeliharaan
ketertiban. Tujuan hukum perlindungan lingkungan ialah menciptakan keseibangan
kemampuan lingkungan yang serasi. Maka dari itu langkah-langkah konkret oleh hukum oleh menciptakan keserasian lingkungan harus kelihatan melalui fungsinya
sebagai berikut: 1.
Sebagai landasan interaksional terhadap lingkungan, 2.
Sebagai sarana control atas setiap interaksi terhadap lingkungan, 3.
Sebagai sarana ketertiban interaksional manusia dengan manusia lain, dalam kaitannya dengan kehidupan lingkungan,
4. Sebagai sarana pembaharuan menuju lingkungan yang serasi, menurut
arah yang dicita-citakan. Instrumen hukum melalui fungsi-fungsinya itu akan menjadi pedoman
bagi prinsip yang ditetapkan berupa pembangunan berwawasan lingkungan. Hukum dapat memainkan fungsinya terutama sebagai control dan menjadi
kepastian bagi masyarakat dalam menciptakan keserasian antara aksi pembangunan yang diteruskan serta ditingkatkan demi mencapai taraf
kesejahteraan dan kemakmuran di satu pihak, dengan pemanfaatan sumber daya alam yang serba terbatas di lain pihak. Menurut fungsinya sebagai sarana
pembaharuan dan pembangunan hukum dapat diarahkan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Produk-produk hukum
lingkungan secara tepat guna dapat memerankan eksistensinya sehingga pembangunan yang memadukan lingkungan hidup termasuk sumber daya alam,
Universitas Sumatera Utara
menjadi sarana untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan menjamin bagi kesejahteraan serta mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan
124
B. Implementasi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia