Konvensi Perubahan Iklim Pengaturan Hukum Internasional tentang Pembangunan

“Setiap pihak yang termasuk dalam lampiran I, dalam mencapai komitmen pembatasan dan pengurangan jumlah etnisnya berdasarkan Pasal 3, dalam rangka mendorong pembangunan berkelanjutan, wajib: . . .”. 3. Pasal 10 ; “Semua pihak dengan mempertimbangkan tanggungjawab bersama tetapi berbeda dan prioritas pembangunan nasional dan regional yang spesifik, tujuan dan keadaan, tanpa mengenalkan setiap komitmen baru untuk parapihak yang tidak termasuk dalam Lampiran I, tetapi menegaskan kembali komitmen yang ada berdasarkan Pasal 4 ayat 1 Konvensi, dan merumuskan peningkatan pelaksanaan komitmen tersebut untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dengan mempertimbangkan Pasal 4 ayat 3, 5, dan 7 Konvensi, wajib : . . . ”. 4. Pasal 12 ; “Tujuan dari mekanisme pembangunan bersih adalah untuk membantu para pihak yang tidak termasuk dalam Lampiran I dalam mencapai pembangunan berkelanjutan dan berkontribusi untuk mencapai tujuan 81

c. Konvensi Perubahan Iklim

”. Pengaturan pembangunan berkelanjutan dalam Konvensi ini terdapat pada UU No. 6 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Framework Convention on Climate Change Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa- Bangsa mengenai Perubahan Iklim, yaitu : 81 UU No. 21 tahun 2004 tentang Pengesahan Cartagena Protocol on Biosafety to the Convention on Biological Diversity Protokol Cartagena tentang Keamanan Hayati atas Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati Universitas Sumatera Utara 1. Penjelasan Umum, yang berbunyi : “Pembukaan UUD 1945 antara lain menegaskan agar pemerintah Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Selain itu, Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 menyebutkan bahwa Bumi, dan air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untu sebesar-besar kemakmuran rakyat. Pasal tersebut mengandung esendi amanat yang mendasar bagi pelaksanaan pembangunan nasional Indonesia. Dalam pembangunan yang berwawasan lingkungan, manusia dapat berperan dalam mengendalikan sistem iklim melalui pengelolaan sumber daya alam, untuk itu, perlu dikembangkan pola interaksi timbale balik antara atmosfer, bumi, dan air yang membentuk sistem iklim tersebut. Pengelola iklim terus dikembangkan guna menunjang pembangunan diberbagai sektor, seperti pertanian dan kehutanan. 2. Penjelasan Umum huruf b ; “Dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, dikembangkan pola tata ruang yang menyerasikan tata guna lahan, air, serta sumber daya alam lainnya dalam suatu kesatuan tata lingkungan yang harmonis dan dinamis serta ditunjang oleh pengelolaan perkembangan kependudukan yang serasi. Tata ruang perlu . . .”. 3. Penjelasan Umum huruf d ; Universitas Sumatera Utara “kerjasama regional dan internasional mengenai pemeliharaan dan perlindungan lingkungan hidup, dan peran serta dalam pengembangan kebijakan internasional serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang lingkungan perlu terus ditingkatkan bagi kepentingan pembangunan berkelanjutan” 82

d. UNCLOS