“kerjasama regional dan internasional mengenai pemeliharaan dan perlindungan lingkungan hidup, dan peran serta dalam pengembangan
kebijakan internasional serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang lingkungan perlu terus ditingkatkan bagi
kepentingan pembangunan berkelanjutan”
82
d. UNCLOS
.
Dalam Konvensi ini, tidak ditemukan pejelasan mengenai Pembangunan Berkelanjutan. Konvensi ini hanya membahas tentang Pembangunan, yaitu dalam:
1. Article 61
; “Such measures shall also be designed to maintain or restore
populations of harvested species at levels which can produce than maximum sustainable yield, as qualified by relevan environmental and
economic factors, including the economic needs of coastal fishing communities and the special requirements of developing States, and
talking into account fishing patterns, the interdependentce of stocks and any generally recommended international minimum standards,
whether subregional, regional, or global”. 2.
Article 119 1 a ;
“take measures which are designed, on the best scientific evidence available to the States concerned, to maintain or restore populations
of harvested species at levels which can produce the maximum sustainable field, as qualified by relevant environmental and economic
factors, including the special requirements of developing States, and
82
Penjelasan Umum UU No. 6 Tahun 1994
Universitas Sumatera Utara
talking into account fishing patterns, the interdependentce of stocks and any generally recommended international minimum standards,
whether subregional, regional, or global
83
C.2. Perkembangan Konsep Pembangunan Berkelanjutan dalam Hukum
Internasional
”.
Perkembangan Konsep Pembangunan Berkelanjutan dalam Hukum Internasional, dapat dilihat sebagaimana berikut :
a. Deklarasi Stockholm ;
Pembangunan Berkelanjutan secara resmi bermula pada tahun 1972 melalui Konferensi Stockholm tentang Lingkungan Manusia, dimana
sekalipun kata pembangunan berkelanjutan tidak disebutkan didalamnya. Namun, hubungan antara perlindungan lingkungan
dengan Pembangunan ekonomi telah dimuat dengan jelas dalam prinsip-prinsip Deklarasi Stockholm
84
1 Prinsip 4 ;
, yaitu :
“Manusia mempunyai tanggungjawab khusus untuk menjaga dan secara bijaksana mengelola warisan satwa liar dan habitatnya, yang
sekarang benar-benar terancam punah oleh kombinasi faktor-faktor yang merugikan. Konservasi alam, termasuk satwa liar, harus
menerima untuk itu pentingnya dalam perencanaan untuk
pembangunan ekonomi”.
2 Prinsip 13;
83
UNCLOS 1982
84
Virginie Barral, “Sustainable Development in International Law : Nature and Operation of an Evolutive Legal Norm, Oxford Journals, Volume 23, Issue 2
Universitas Sumatera Utara
“Dalam rangka mencapai pengelolaan yang lebih rasional dan dengan demikian sumber daya untuk memperbaiki lingkungan, negara harus
mengadopsi pendekatan terpadu dan terkoordinasi untuk perencanaan pembangunan mereka untuk memastikan bahwa pembangunan tersebut
kompatibel dengan kebutuhan untuk melindungi dan memperbaiki
lingkungan untuk kepentingan populasi mereka”.
3 Prinsip 15;
“Perencanaan harus diterapkan pada pemukiman manusia dan urbanisasi dengan tujuan untuk menghindari dampak buruk terhadap
lingkungan dan memperoleh manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan yang maksimal untuk semua. Dalam hal ini, proyek-proyek yang
dirancang melengkung untuk kolonialis dan dominasi rasis harus ditinggalkan.”
4 Prinsip 16 ;
“Demografis kebijakan yang tanpa prasangka terhadap hak asasi manusia dan yang dianggap tepat oleh pemerintah yang bersangkutan
harus diterapkan di daerah-daerah dimana laju pertumbuhan penduduk atau konsentrasi penduduk yang berlebihan cenderung memiliki
dampak yang merugikan lingkungan hidup manusia dan menghambat
pembangunan”.
5 Prinsip 17 ;
“Lembaga-lembaga nasional yang tepat harus dipercayakan dengan tugas perencanaan, mengelola atau mengendalikan 9 sumber daya
Universitas Sumatera Utara
lingkungan negara-negara dengan maksud untuk meningkatkan kualitas lingkungan
85
6 Prinsip 18 ;
”.
“Ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai bagian dari sumbangan mereka kepada pembangunan ekonomi dan sosial, harus diterapkan
pada identifikasi, penghindaran dan pengawasan risiko lingkungan dan pemecahan masalah lingkungan dan untuk kebaikan bersama umat
manusia”.
7 Prinsip 19 ;
“Pendidikan dalam masalah lingkungan hidup, untuk generasi masa muda dan juga orang dewasa, memberikan pertimbangan kepada kaum
miskin, adalah penting untuk memperluas basis untuk pencerahan pendapat dan bertanggungjawab melaksanakan bagi individu,
perusahaan dan masyarakat dalam melindungi dan meningkatkan lingkungan dalam dimensi penuh manusia ini. Hal ini juga penting
bahwa komunikasi media massa berkontribusi untuk menghindari kerusakan lingkungan, tetapi sebaliknya, menyebarkan informasi dari
alam pendidikan pada kebutuhan untuk proyek dan meningkatkan lingkungan dalam rangka untuk memungkinkan untuk berkembang
dalam semua hal
86
8 Prinsip 20.
”.
“Penelitian ilmiah, dan pengembangan dalam konteks masalah linkungan, baik nasional maupun multinasional, harus dipromosikan di
semua negara, terutama negara-negara berkembang. Dalam hubungan
85
Okapangestu.blogspot.co.id diakses pada tanggal 06 Desember 2016 pada pukul : 23.07 WIB
86
Ibid. diakses pada tanggal 06 Desember 2016 pada pukul : 23.07 WIB
Universitas Sumatera Utara
ini arus bebas dari informasi ilmiah yang mengikuti perkembangan zaman, dan transfer pengalaman harus didukung dan dibantu untuk
memfasilitasi penyelesaian masalah lingkungan, teknologi lingkungan harus dibuat tersedia bagi negara-negara berkembang dalam hal-hal
yang akan mendorong penyebar luasannya tanpa menjadi beban ekonomi di negara-negara berkembang”.
b. WCED 1987
Pada tahun 1987 WCED mengeluarkan buku tentang hasil kajiannya yang berjudul “Our Common Future”. Disinilah rumusan konsep
pembangunan berkelanjutan mulai dikenal. Meskipun sebenarnya dari prinsip kedua Deklarasi Stockholm konsep pembangunan
berkelanjutan sudah tersirat
87
c. Deklarasi Rio 1992
.
Sekalipun tidak mengikat secara hukum, namun prinsip Deklarasi Rio diformulasikan dalam terminologi hukum yang kuat
88
1 Prinsip 1 ;
. Konsep pembangunan berkelanjutan dalam Deklarasi Rio, termuat dalam :
“Manusia berada di pusat perhatian untuk pembangunan berkelanjutan. Mereka berhak mendapatkan kehidupan yang sehat
dan produktif dalam harmoni dengan alam”. 2
Prinsip 4 ;
87
Dicoretpebri.blogspot.co.id, diakses pada tanggal 06 Desember 2016 pada pukul 23.22 WIB
88
Virginie Barral, “Sustainable Development in International Law : Nature and Operation of an Evolutive Legal Norm, Oxford Journals, Volume 23, Issue 2
Universitas Sumatera Utara
“Dalam rangka mencapai pembangunan berkelanjutan, perlindungan lingkungan harus merupakan bagian integral dari
proses pembangunan dan tidak dapat dianggap terpisah dari itu”.
3 Prinsip 5 ;
“Semua negara dan semua orang akan bekerja sama dalam tugas penting dari pemberantasan kemiskinan sebagai kebutuhan mutlak
bagi pembangunan berkelanjutan, dalam rangka mengurangi kesenjangan dalam standar hidup dan lebih baik memenuhi
kebutuhan masyoritas masyarakat dunia ”. 4
Prinsip 7 ; “Negara-negara harus bekerja sama dalam semangat kemitraan
global untuk melestarikan, melindungi, dan memulihkan kesehatan dan keutuhan ekosistem bumi. Mengingat kontribusi
yang berbeda untuk degradasi lingkungan global, negara memiliki tanggungjawab bersama yang dibedakan. Negara-negara maju
mengakui tanggungjawab mereka dalam upaya internasional pembangunan berkelanjutan, mengingat tekanan yang mereka
timbulkan pada lingkungan global dan teknologi dan sumber daya keuangan dan teknologi dan sumber daya keuangan yang mereka
perintah”. 5
Prinsip 8 ; “Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan kualitas
kehidupan yang lebih tinggi bagi semua orang, Negara harus mengurangi dan menghilangkan pola-pola yang tidak
Universitas Sumatera Utara
berkelanjutan dari produksi dan konsumsi dan mempromosikan kebijakan demografis yang sesuai
89
6 Prinsip 12 ;
”.
“Negara-negara harus bekerjasama untuk meningkatkan sistem dan mendukung dan membuka ekonomi internasional, yang akan
mengakibatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan di semua negara, untuk lebih baik mengatasi
masalah degradasi lingkungan. Langkah-langkah kebijakan perdagangan untuk tujuan lingkungan tidak harus merupakan
sarana diskriminasi sewenang-wenang atau pembatasan terselubung terhadap perdagangan internasional. Tindakan
sepihak untuk menghadapi tantangan lingkungan hidup di luar yuridiksi negara pengimpor harus dihindari. Langkah-langkah
lingkungan mengatasi masalah lingkungan lintas batas, atau global harus sejauh mungkin didasarkan pada kensensus
internasional”. 7
Prinsip 20 ; “Perempuan memiliki peran penting dalam pengelolaan
lingkungan dan pembangunan. Partisipasi penuh mereka penting untuk mencapai pembangunan berkelanjutan”.
8 Prinsip 21 ;
“Kreativitas, cita-cita dan keberanian kaum muda dunia harus dimobilisasi untuk menempa kemitraan global dalam rangka
89
Damaywanti.blogspot.co.id diakses pada tanggal 06 Desember 2016 pada pukul : 23.09 WIB
Universitas Sumatera Utara
mencapai pembangunan berkelanjutan dan memastikan masa depan yang lebih baik bagi semua
90
9 Prinsip 22 ;
”.
“Penduduk asli dan komunitas mereka dan masyarakat lokal lainnya memiliki peran penting dalam pengelolalan lingkungan
dan pembangunan karena pengetahuan dan praktek-praktek tradisional. Negara harus mengakui dan mendukung identitas
mereka sebagaimana mestinya, budaya dan kepentingan dan memungkinkan partisifasi efektif mereka dalam pencapaian
pembangunan berkelanjutan”. 10
Prinsip 24 ; “Perang membawa kehancuran pembangunan berkelanjutan.
Karena itu, negara harus menghormati hukum internasional menyediakan perlindungan untuk lingkungan pada saat konflik
bersenjata dan bekerja sama dalam pengembangan lebih lanjut, sebagaimana diperlukan”.
11 Prinsip 27.
“Negara dan rakyat harus bekerja sama dengan itikad baik dan dalam semangat kemitraan dalam pemenuhan prinsip-prinsip
Deklarasi ini dan dalam pengembangan lebih lanjut dari hukum internasional di bidang pembangunan berkelanjutan
91
90
Ibid. diakses pada tanggal 06 Desember 2016 pada pukul : 23.09 WIB
91
Ibid. diakses pada tanggal 06 Desember 2016 pada pukul : 23.09 WIB
”.
Universitas Sumatera Utara
d. Rio + 5 tahun 1997
Dalam hal ini, Pilar sosial dari ketiga pilar pembangunan berkelanjutan telah ditambahkan, ketika Majelis Umum PBB menegaskan bahwa
perlindungan lingkungan, pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial, merupakan tiga dimensi yang saling bergantungan dari
pembangunan berkelanjutan. Gagasan itu kemudian dikonfirmasikan dalam KTT Johannesburg untuk pembangunan berkelanjutan
92
e. Deklarasi Johannesburg 2002
.
Dalam Deklarasi ini, penekanan yang kuat untuk pelaksanaannya merupakan nilai tambah dari pertemuan puncak yang dinyatakan gagal
untuk meniru keberhasilan Rio.
f. Rio + 20 tahun 2012
KTT Bumi ini disebut juga dengan Rio+20, yang merupakan kelanjutan dari KTT Bumi yang dilakukan di Rio de Janeiro pada
tahun 1997. Pertemuan ini diberi nama United Nations Conference on Sustainable Developmen UNCSD.
Konsep terakhir mengenai pembangunan berkelanjutan dilaksanakan pada Juni 2012. KTT
Rio+20 ini menyepakatati Dokumen The Future We Want yang menjadi arahan bagi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di
tingkat global, regional dan nasional. Dalam dokumen ini, terdapat tiga isu utama bagi pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan, yaitu :
92
Virginie Barral, “Sustainable Development in International Law : Nature and Operation of an Evolutive Legal Norm, Oxford Journals, Volume 23, Issue 2
Universitas Sumatera Utara
1 Green Economy in the context of Sustainable Development and
poverty eradication ;
2 Pengembangan kerangka kelembagaan pembangunan
berkelanjutan tingkat global ; 3
Kerangka aksi dan instrument pelaksanaan pembangunan berkelanjutan
93
.
93
Ferdinalasmin.blogspot.co.id, diakses pada tanggal 06 Desember 2016 pada pukul : 23.17 WIB
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang