Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat secara Teoritis
Pembahasan tentang masalah yang telah di rumuskan dapat menambah bahan pustaka di bidang lingkungan khususnya mengenai aturan
hukum Pembangunan Berkelanjutan dan dapat dijadikan sebagai dasar bagi penelitian yang subjeknya dalam bidang yang sama.
b. Manfaat secara Praktis
Pembahasan tentang masalah yang telah di angkat diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang berguna bagi masyarakat mengenai isu
Pembangunan Berkelanjutan yang sudah berkembang di dunia Internasional, bagaimana Hukum Internasional itu sendiri secara
dinamis mengatur masalah yang timbul terkait Pembangunan Berkelanjutan, dan bagaimana Kewenangan dari UNEP dan bagaimana
Hukum Nasional Indonesia mengatur masalah lingkungan, khususnya masalah Pembangunan Berkelanjutan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan atau landasan serta informasi kepada masyarakat Internasional dan khususnya kepada
masyarakat Indonesia mengenai Konsep Pembangunan Berkelanjutan. Serta sebagai tugas akhir untuk memenuhi syarat-syarat memenuhi
gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
D. Keaslian Penelitian
Adapun judul tulisan ini adalah “Aspek Hukum Internasional dan Hukum Nasional Indonesia atas Konsep Pembangunan Berkelanjutan dan
Universitas Sumatera Utara
Relevansinya dengan UNEP
”merupakan tulisan yang masih baru dan belum ada tulisan lain dalam bentuk skripsi yang membahas tentang masalah ini.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, judul skripsi ini belum pernah ditulis dan diteliti dalam bentuk
yang sama dengan judul skripsi Mahasiswa Fakultas Hukum USU. Maka penelitian skripsi ini masih orisinil dan dapat di pertanggungjawabkan secara
ilmiah.
E. Tinjauan Kepustakaan
Untuk menghindari kesalah pahaman istilah, maka di berikan batasan pengertian sebagai berikut:
Mochtar Kusumaatmadja menyatakan bahwa Hukum Internasional ialah keseluruhan kaidah atas asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang
melintasi batas Negara antara : a.
Negara dengan Negara b.
Negara dengan subjek hukum lain bukan Negara dan subjek hukum bukan Negara satu sama lain
14
Sebagai salah satu cabang dari Hukum Internasional, maka Hukum Lingkungan Internasional dapat di artikan sebagai keseluruhan kaidah dan asas
yang mengatur hubungan atau persoalan yang berkaitan dengan lingkungan hidup yang melintasi Batas Negara antara Negara dengan Negara maupun antara Negara
dengan Subjek Hukum Bukan Negara. Hukum Nasional adalah peraturan hukum yang berlaku di suatu Negara yang terdiri dari prinsip-prinsip serta peraturan yang
14
Mochtar Kusumaadmadja, Pengantar Hukum Internasional, Buku I Bagian Umum, Binacipta, Bandung, 1989, hal 3
Universitas Sumatera Utara
harus di taati oleh masyarakat pada suatu Negara. Hukum Nasional juga merupakan sistem hukum yang telah ada. Hukum Nasional di Indonesia adalah
hukum yang terdiri dari campuran Sistem Hukum Agama, Hukum Eropa, dan Hukum Adat.
Pembangunan Berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan
datang dalam memenuhi kebutuhannya
15
a. Pemeliharaan hasil-hasil yang dicapai secara berkelanjutan atas sumber
daya yang dapat diperbaharui ; . Istilah pembangunan Berkelanjutan kini
telah menjadi konsep yang bersifat Subtle Infiltration, mulai dari perjanjian- perjanjian internasional, dalam implementasi nasional dan peraturan perundang-
undangan. Susan Smith mengartikan Sustainable Development sebagai meningkatkan mutu hidup generasi kini dengan mencadangkan modalsumber
alam bagi generasi mendatang. Menurutnya, dengan cara ini dapat dicapai empat hal :
b. Melestarikan dan menggantikan sumber alam yang bersifat jenuh.
c. Pemeliharaan sistem-sistem pendukung ekologis;
d. Pemeliharaan atas keanekaragaman hayati
16
Menurut Brundtland Report dari PBB, pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan lahan, kota, bisnis, masyarakat, dan sebagainya yang
berprinsip “Memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk
mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki ;
15
N.H.T. Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Erlangga, Cetakan Kedua, Jakarta, 2004, hlm. 147
16
Paul Stein dan Susan Smith, Incorporating Sustainablility Principles in Legislation, dalam Environmental Outlook, Law and Policy
, The Federation Press, 1999.
Universitas Sumatera Utara
kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial
17
Maka dalam UUPPLH 2009 aspek pembangunan berwawasan lingkungan di tekankan dengan perspektif berkelanjutan, yakni bukan hanya demi kehidupan
sekarang tetapi juga menjamin kemampuan, kesejahteraan dan kualitas hidup .
Deklarasi Universal Keberagaman Budaya “Pembangunan tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk
mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual”. Menurut Marlina 2009 mengatakan pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada
isu-isu lingkungan. Lebih luas dari itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan: Pembangunan Ekonomi, Pembangunan Sosial dan
Perlindungan Lingkungan selanjutnya disebut 3 Pilar Pembangunan Berkelanjutan.
Deklarasi Lingkungan, baik Deklarasi Stockholm 1972 maupun Deklarasi Rio 1992, masing-masing telah mencoba mengkomodir kedua kepentingan
tersebut di atas dengan apa yang di sebut dengan Pembangunan Berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan dijelaskan sebagai upaya-upaya mencapai
kesejahteraan tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk mencapai kesejahteraannya Prinsip 1 Dan 3 Deklarasi Rio.Hal yang perlu di
sadari pada Pembangunan Berkelanjutan adalah bahwa pembangunan merupakan faktor penting mencapai tingkat kesejahteraan, tetapi di dalam upaya-upaya
demikian penting di perhatikan prinsip-prinsip yang bersifat menuju ke depan supaya tidak merugikan kepentingan generasi mendatang.
17
http:id.wikipedia.orgwikiPembangunan_berkelanjutan diakses pada tanggal 5 Juni 2016 pada pukul 21.04 WIB.
Universitas Sumatera Utara
generasi mendatang. Jaminan demikian di tekankan di dalam Pembangunan Berkelanjutan.
Pada UUPPLH 2009 dengan merumuskannya sebagai pembangunan berkelanjutan UUPPLH 2009 : Pasal 1 3 secara lengkap menyatakan:
“Pembangunan berkelanjutan upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk
menjamin keutuhan lingkungan hidup, serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan
18
UNEP pada prinsipnya tidak hanya beroperasi di dalam sistem PBB, tetapi juga secara mandiri dengan organisasi multinasional atau transnasional yang
. Salah satu rekomendasi Konferensi Stockholm adalah Pembentukan
Governing Council For Environmental Programme . Rekomendasi tersebut
dipertimbangkan di sidang umum PBB ke-27 yang menyetujui persiapan pembentukan kelembagaan dan keuangan bagi UNEP. Sidang Umum PBB
menetapkan lokasi Environment Secretariat di salah satu Negara berkembang dan memutuskan penempatannya di Nairobi, Kenya.
Pada bulan Januari 1973, UNEP memulai kegiatannya, semula berpusat di Geneva, kemudian di Nairobi, Kenya. UNEP juga merupakan organisasi dunia
dari PBB yang pertama di pusatkan di Negara berkembang. UNEP merupakan badan baru dari PBB, dalam pengertian konsepsi operasional dan struktur
organisasinya. Kegiatan UNEP tidak bersifat menyelesaikan masalah lingkungan atau membiayai badan lain untuk tugas tersebut. Usahanya lebih bersifat
menggerakkan dunia untuk bertindak, dalam arti berupaya agar dunia bekerja atas kemampuan sendiri.
18
UU No. 32 tahun 2009 Pasal 1 ayat 3
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan pembangunan berkelanjutan dan kerjasama ekonomi, perdagangan, industri, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Pada tingkat Nasional,
UNEP bekerja sama dengan pemerintah untuk membantu menjamin keputusan yang di ambil mengenai masalah lingkungan dari Negara-negara yang
bersangkutan, dan dalam perencanaan pembangunan nasional. Disamping itu, pada tingkat yang lebih bawah, UNEP berusaha memberi motivasi dan
berkomunikasi melalui kegiatan penerangannya, melalui sistem penerangan PBB dan melalui NGO’S Non Governmental Organizations sedunia.
Pada saat pembentukan UNEP, terdapat instruksi khusus dari Majelis Umum, bahwa NGO’S dimanfaatkan untuk menyebarkan tanggungjawab
terhadap perlindungan, dan konservasi lingkungan kepada seluruh lapisan masyarakat, pengusaha, pemerintah daerah, dan institusi kedaerahan lainnya.
Dalam hubungannya dengan pengelolaan lingkungan, UNEP juga membantu pengembangan teknik dan sarana untuk memperhitungkan pertimbangan
lingkungan ke dalam pembangunan, pengambilan keputusan di bidang sosial dan ekonomi.
Puncak kegiatan UNEP dilaksankan pada sidang Governing Council pada tanggal 20 Mei-2 Juni 1982 di Nairobi yang telah menerima Deklarasi Nairobi
yang terdiri atas 10 butir pokok pikiran sebagai tindak lanjut dari pertemuan sedunia untuk memperingati 10 tahun Konferensi Stockholm, tanggal 10-18 Mei
1982 di Nairobi. Dalam memasuki The Second Environment Decade 1982-1992, Deklarasi Nairobi mengemukakan tentang perlunya upaya melindungi dan
memajukan lingkungan hidup pada tahap global, regional, dan nasional
19
19
Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional, Airlangga University Press, Cetakan Ketiga, Surabaya, 2005, hlm 35-38.
.
Universitas Sumatera Utara
F. Metode Penelitian