Latihan Jasmani Diagnosis Dini Diabetes Mellitus Tipe 2 Penatalaksanaan Medis Diabetes Mellitus Tipe 2

a. Penyuluhan

Tujuan pendidikan kesehatan bagi penyandang DM tipe 2 adalah meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Materi penyuluhan yang disampaikan kepada penderita DM tipe 2 meliputi pemahaman tentang penyakit DM tipe 2 definisi DM tipe 2, faktor risiko DM tipe 2, pengenalan komplikasi DM tipe 2, makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM tipe 2, penyulit DM tipe 2, intervensi farmakologis dan non- farmakologis, masalah khusus yang dihadapi, dan cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan.

b. Latihan Jasmani

Latihan jasmani yang teratur 3 – 4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit memegang peranan penting dalam pencegahan primer. Orang yang tidak berolahraga memerlukan insulin 2x lebih banyak untuk menurunkan kadar glukosa darahnya dibandingkan dengan orang yang berolahraga. Manfaat latihan jasmani yang teratur bagi penderita DM tipe 2 antara lain memperbaiki metabolisme, menormalkan kadar glukosa darah dan lipid darah, meningkatkan kerja insulin, membantu menurunkan berat badan, meningkatkan kesegaran jasmani dan rasa percaya diri, dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

c. Perencanaan Pola Makan

Perencanaan makan merupakan kunci utama pengelolaan DM tipe 2 disamping edukasi dan latihan jasmani. Perencanaan makan bagi penderita DM tipe 2 bila tidak berpuasa pada umumnya adalah 3x makan utama dan 2x makan selingan sedangkan bagi penderita yang berpuasa pada umumnya adalah 2x makan utama dan 2x makan selingan. Tujuan perencanaan makan pada penderita Universitas Sumatera Utara DM tipe 2 adalah untuk mengendalikan kadar glukosa darah dalam batas normal, mengendalikan dan mencapai berat badan normal, timbulnya komplikasi, dan menjadikan keadaan sehat dan nyaman. Perencanaan pola makan merupakan salah satu pilar pengelolaan DM tipe 2 meski sampai pada saat ini tidak ada satupun perencanaan makan yang sesuai untuk semua pasien, namun ada standar yang dianjurkan yaitu makanan dengan komposisi yang seimbang dalam karbohidrat, protein, lemak sesuai dengan kecukupan gizi yaitu 60 – 70 karbohidrat, 10 – 15 protein, dan 20 – 25 lemak.

2.7.3 Pencegahan Sekunder Diabetes Mellitus Tipe 2

Pencegahan sekunder merupakan tindakan pencegahan terjadinya komplikasi akut maupun kronis pada pasien yang baru terdiagnosa menderita diabetes. Individu yang sudah diketahui mengidap penyakit DM tipe 2 harus diberi kemudahan untuk memperoleh penyuluhan kesehatan tentang penyakit DM tipe 2, dukungan diet, sistem pendukung sosial, asuhan medis, dan asuhan keperawatan. Dengan demikian, deteksi awal terhadap komplikasi dapat diketahui dan dapat diberi tindakan yang tepat agar perkembangan komplikasi dapat dicegah.

a. Diagnosis Dini Diabetes Mellitus Tipe 2

Diagnosa awal dapat dilakukan dengan melakukan penyaringan atau skrinning yaitu. Penyaringan dilakukan melalui pemeriksaan kadar gula darah pada kelompok berisiko. Penyaringan atau skrinning dikerjakan pada semua individu dewasa dengan IMT ≥25 kgm 2 dengan faktor risiko lain sebagai berikut aktivitas fisik kurang, riwayat keluarga mengidap DM tipe 2, wanita dengan Universitas Sumatera Utara riwayat melahirkan bayi yang beratnya ≥400 gr, hipertensi, kolestrol, wanita dengan riwayat penderita PCOS, riwayat toleransi glukosa terganggu atau glukosa darah puasa terganggu, dan keadaan lain yang berhubungan dengan resistensi insulin. Untuk kelompok risiko tinggi yang hasil pemeriksa penyaringnya negatif, penyaringan ulangan dilakukan tiap tahun. Bagi kelompok usia 45 tahun tanpa faktor risisko, penyaringan dapat dilakukan setiap 3 tahun atau lebih cepat tergantung dari klinis masing-masing orang.

b. Penatalaksanaan Medis Diabetes Mellitus Tipe 2

Intervensi farmakologik ditambahkan jika sasaran glukosa darah belum tercapai dengan pengaturan makanan. Dalam pengobatan ada 2 macam obat yang diberikan yaitu pemberian obat secara oral atau disebut juga obat hipoglikemik oral OHO dan pemberian secara injeksi yaitu insulin. Selain dua macam pengobatan tersebut, dapat juga dilakukan dengan terapi kombinasi yaitu dengan memberikan kombinasi dua atau tiga kelompok OHO jika dengan OHO tunggal sasaran kadar glukosa darah masih belum tercapai, dapat juga menggunakan kombinasi OHO dengan insulin apabila terjadi kegagalan pemakaian OHO baik tunggal maupun kombinasi.

b.1 Obat Hipoglikemik Oral OHO