Gejala Diabetes Mellitus Tipe 2 Diagnosis Diabetes Mellitus Tipe 2

2.4 Gejala Diabetes Mellitus Tipe 2

Gejala penyakit DM baik DM tipe 1 maupun tipe 2 tidak banyak berbeda, hanya gejalanya lebih ringan dan prosesnya lambat bahkan kebanyakan orang tidak merasakan adanya gejala Mahendra dkk, 2009. Akibatnya, penderita baru mengetahui mengidap penyakit DM tipe 2 setelah timbul komplikasi seperti penglihatan menjadi kabur, timbul penyakit jantung, penyakit ginjal, gangguan kulit dan saraf, atau bahkan terjadi pembusukan pada kaki atau disebut gangren. Berikut ini adalah gejala yang umunya dirasakan penderita DM tipe 2 : 1. Poliuria, yang disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam darah yang dikeluarkan lewat ginjal. 2. Polipdipsia, disebabkan karena banyaknya urin yang keluar. 3. Polifagia, disebabkan karena tidak ada jumlah insulin yang cukup, maka gula yang diasup tidak akan bisa masuk kedalam sel. 4. Fatigue lelah muncul karena energi menurun akibat berkurangnya glukosa dalam jaringan atau dalam sel. 5. Sakit kepala, keringat dingin, tidak bisa berkonsentrasi, yang disebabkan oleh menurunnya kadar gula dalam darah. 6. Menurunnya berat badan yang diakibatkan karena tanpa adanya asupan energi dari gula maka jaringan otot dan jaringan lemak akan menyusut. 7. Gangguan imunitas akibat meningkatnya kadar glukosa dalam darah yang menyebabkan pasien DM sangat sensitif terhadap penyakit infeksi. 8. Gangguan mata karena penglihatan berkurang yang disebabkan oleh perubahan cairan dalam lensa mata. Universitas Sumatera Utara

2.5 Diagnosis Diabetes Mellitus Tipe 2

Diagnosis DM tipe 2 harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa darah dan tidak dapat ditegakkan hanya atas dasar adanya glukosuria. Untuk memastikan diagnosis DM, pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan dasar plasma vena.Untuk pemantauan hasil pengobatan dapat diperiksa glukosa darah kapiler. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia PERKENI membagi alur diagnosis DM tipe 2 menjadi 2 bagian besar berdasarkan ada tidaknya gejala khas DM. Gejala khas DM terdiri dari poliuria, polidipsia, polifagia, dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas, sedangkan gejala tidak khas DM diantaranya lemas, kesemutan, luka yang sulit sembuh, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pria, dan pruritus vulva wanita. Kriteria diagnosis DM dengan Tes Toleransi Glukosa Oral TTGO adalah sebagai berikut : 1. Gejala klasik DM disertai kadar Glukosa Darah Sewaktu GDS ≥200 mgdL. Pengambilan sampel gula darah sewaktu dilakukan sewaktu-waktu tanpa memperhitungkan jarak waktu terakhir makan. 2. Gejala klasik DM disertai kadar Glukosa Darah Puasa GDP ≥126 mgdl. Gula darah puasa diambil setelah tidak ada intake kalori selama minimal 8 jam. 3. Gula darah plasma 2 jam post prandial GDPP ≥200 mgdl selama Tes Toleransi Glukosa Oral TTGO. Universitas Sumatera Utara Selain itu terdapat juga beberapa cara lain untuk mendiagnosis seseorang terkena DM atau tidak : 1. HbA1C ≥6,5 48 mmolmol. 2. Kadar glukosa plasma acak sewaktu-waktu ≥11,1 mmolL 200 mgdL pada individu yang memiliki gejala khas diabetes. 3. Kadar glukosa plasma puasa ≥7 mmolL 126 mgdL. 4. Kadar glukosa plasma ≥11,1 mmolL 200 mgdL 2 jam setelah glukosa diberikan sebanyak 75 gr per oral oral glucose tolerance test, OGTT. Pemeriksaan HbA1C oleh American Diabetes Association ADA telah dimasukkan menjadi salah satu kriteria diagnosis DM tipe 2, jika dilakukan pada sarana laboratorium yang telah terstandardisasi dengan baik Perkeni, 2011. HbA1C adalah zat yang terbentuk dari reaksi kimia antara glukosa dan hemoglobin bagian dari sel darah merah. Pemeriksaan HbA1c digunakan sebagai indikator dalam memantau kontrol gula darah jangka panjang, diagnosis, penentuan diagnosis, pengelolaan penderita DM. Dengan mengukur glycohemoglobin dapat diketahui berapa besar persentasi hemoglobin yang mengandung gula. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan melalui pemeriksaan konsentrasi glukosa darah sewaktu atau konsentrasi glukosa darah puasa kemudian dapat diikuti dengan TTGO standar. Konsentrasi glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM mgdL yaitu : Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Konsentrasi glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM mgdL Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2009

2.6 Komplikasi Diabetes Mellitus Tipe 2