2 Eefropati Diabetik 3 Eeuropati Diabetik Penyuluhan

b.2 Eefropati Diabetik

Nefropati diabetik adalah sindrom klinis pada pasien diabetes mellitus yang ditandai dengan albuminuria menetap 300 mg24 jam pada minimal 2x pemeriksaan dalam kurun waktu 3 sampai 6 bulan ADA, 2015. Mikroalbuminuria merupakan manifestasi paling awal timbulnya nefropati diabetes, tetapi tidak semua penderita yang mengalami mikroalbuminuria akan berkembang menjadi nefropati yang nyata. Hampir 20 – 30 penderita DM tipe 2 akan mengalami kelainan ginjal dalam perjalanan penyakitnya. Kadar glukosa darah ideal harus dipertahankan untuk mencegah berkembangnya nefropati diabetik. Pengendalian kadar gula intensif dapat menurunkan terjadinya nefropati diabetik atau komplikasi sebesar 40 – 60.

b.3 Eeuropati Diabetik

Neuropati diabetik adalah komplikasi saraf tepi yaitu terasa tebal atau terbakar pada kaki atau tangan. Neuropati diabetik merupakan salah satu komplikasi kronis yang paling sering ditemukan pada penderita DM tipe 2. Kejadian dan keparahan neuropati diabetik bervariasi sesuai dengan usia, lama menderita DM tipe 2, kemampuan kendali glukosa darah. Gejala neuropati diabetik yaitu perasaan terhadap getaran berkurang, rasa panas seperti terbakar di bagian ujung tubuh, rasa nyeri, rasa kesemutan, serta rasa terhadap dingin dan panas berkurang. Mengingat neuropati diabetik merupakan komplikasi kronik dengan berbagai faktor risiko yang terlibat, maka pada pengelolaan neuropati diabetik perlu melibatkan banyak aspek, seperti perawatan umum, pengendalian glukosa Universitas Sumatera Utara darah, dan parameter metabolik lain sebagai komponen tak terpisahkan secara terus-menerus. 2.7 Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 2.7.1 Pencegahan Primordial Diabetes Mellitus Tipe 2 Pencegahan primordial dilakukan untuk mencegah munculnya faktor predisposisi terhadap penyakit DM tipe 2. Sasaran dari pencegahan primordial adalah orang-orang yang masih sehat dan belum memiliki risiko tinggi, agar berperilaku positif mendukung kesehatan umum dan upaya menghindari diri dari risiko DM misalnya berperilaku hidup sehat, tidak merokok, makan makanan bergizi dan seimbang, melakukan kegiatan jasmani yang memadai. Tujuan dari pencegahan primordial adalah untuk menghindari terbentuknya pola hidup sosial ekonomi dan kultural yang mendorong peningkatan risiko penyakit. Upaya ini terutama ditujukan kepada masalah penyakit tidak menular yang menunjukkan peningkatan termasuk DM tipe 2.

2.7.2 Pencegahan Primer Diabetes Mellitus Tipe 2

Tujuan pencegahan primer DM tipe 2 adalah untuk menurunkan angka kejadian dari penyakit DM tipe 2. Pencegahan primer dilakukan secara menyeluruh pada masyarakat tetapi diutamakan kepada orang yang sudah mempunyai risiko terkena DM tipe 2. Pada pengelolaan DM tipe 2, penyuluhan dan penambahan ilmu kepada masyarakat berupa informasi tentang DM tipe 2, faktor risiko, pencegahan, dan pengobatan DM tipe 2. Selain itu, aktivitas fisik yang cukup dan perencanaan pola makan yang baik juga menjadi pencegahan yang tepat bagi orang yang mempunyai risiko terkena DM tipe 2. Universitas Sumatera Utara

a. Penyuluhan

Tujuan pendidikan kesehatan bagi penyandang DM tipe 2 adalah meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Materi penyuluhan yang disampaikan kepada penderita DM tipe 2 meliputi pemahaman tentang penyakit DM tipe 2 definisi DM tipe 2, faktor risiko DM tipe 2, pengenalan komplikasi DM tipe 2, makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM tipe 2, penyulit DM tipe 2, intervensi farmakologis dan non- farmakologis, masalah khusus yang dihadapi, dan cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan.

b. Latihan Jasmani