Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Kategori Komplikasi

Oleh karena hasil statistik tersebut tidak memenuhi, maka dilakukan penggabungan sel terhadap keadaan sewaktu pulang sehingga kategori keadaan sewaktu pulang menjadi dua yaitu pulang berobat jalan dan pulang atas permintaan sendiri + meninggal. Tabel 4.14 Distribusi Proporsi Kategori Komplikasi Penderita DM Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUD Dr. R. M. Djoelham Binjai Tahun 2014 – 2015 Setelah Penggabungan Sel Keadaan Sewaktu Pulang Kategori Komplikasi Total Akut Kronik Akut + Kronik f f f f PBJ 31 23,3 56 42,1 46 34,6 133 100 PAPS + Meninggal 3 20 6 40 6 40 15 100 p = 0,909 Setelah sel digabungkan, analisis statistik dengan menggunakan uji Chi- square diperoleh dengan p0,05 berarti secara statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan distribusi proporsi antara kategori komplikasi penderita DM tipe 2 dengan komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

4.9.7 Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Kategori Komplikasi

Lama rawatan rata-rata penderita DM tipe 2 dengan komplikasi yang dirawat inap berdasarkan kategori komplikasi di RSUD Dr. R. M. Djoelham Binjai tahun 2014 – 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.15 Lama Rawatan Rata-rata Penderita DM Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Kategori Komplikasi di RSUD Dr. R. M. Djoelham Binjai Tahun 2014 – 2015 Kategori Komplikasi E Mean SD Minimum Maksimum Komplikasi Akut 34 3,03 0,83 2 5 Komplikasi Kronik 62 5,48 2,07 2 10 Komplikasi Akut + Kronik 52 5,40 1,61 2 9 p = 0,001 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.15 di atas, dapat dilihat dari 148 penderita DM tipe 2 dengan komplikasi terdapat 34 penderita DM tipe 2 dengan komplikasi yang mengalami komplikasi akut dengan lama rawatan rata-rata 3,03 hari, 62 mengalami komplikasi kronik dengan lama rawatan rata-rata 5,48 hari, dan 52 mengalami komplikasi akut dan kronik dengan lama rawatan rata-rata 5,40 hari. Analisis statistik dengan menggunakan uji Kruskal Wallis diperoleh dengan p0,05 berarti secara statistik ada perbedaan antara lama rawatan rata-rata berdasarkan kategori komplikasi. Universitas Sumatera Utara 85,1 14,9 Umur tahun 40 tahun ≤40 tahunn BAB V PEMBAHASAE 5.1 Sosiodemografi Penderita DM Tipe 2 dengan Komplikasi 5.1.1 Umur Penderita DM Tipe 2 dengan Komplikasi Distribusi penderita DM tipe 2 dengan komplikasi yang dirawat inap di RSUD Dr. R. M. Djoelham Binjai pada tahun 2014 – 2015 berdasarkan umur dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 5.1 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita DM Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Umur di RSUD Dr. R. M. Djoelham Binjai Tahun 2014 – 2015 Berdasarkan gambar 5.1 di atas, diketahui bahwa proporsi terbesar penderita DM tipe 2 dengan komplikasi berdasarkan umur terdapat pada kelompok umur 40 tahun 85,1 sedangkan proporsi terkecil terdapat kelompok umur ≤40 tahun 14,9. Hal ini berbanding terbalik jika melihat data sosiodemografi kota binjai berdasarkan umur. Berdasarkan data statistik dari BPS kota Binjai, proporsi terbesar penduduk kota Binjai berdasarkan umur adalah Universitas Sumatera Utara umur 40 tahun 71,51. Proporsi terkecil adalah umur ≥40 tahun 28,49 BPS Kota Binjai, 2015. Umur merupakan salah satu faktor risiko terjadinya DM. Pada penelitian ini, jumlah kasus penderita DM tipe 2 meningkat drastis di atas usia 40 tahun. Hasil ini sesuai dengan teori tentang faktor risiko DM yang menyatakan bahwa akan terjadi peningkatan kasus DM diatas umur 40 tahun. Pada kelompok umur tersebut terjadi penurunan fungsi tubuh terutama pankreas dalam menghasilkan insulin sehingga meningkatkan kejadian intoleransi glukosa. Adanya proses penuaan menyebabkan berkurangnya kemampuan sel beta pankreas dalam memproduksi insulin. Prevalensi DM akan meningkat seiring dengan meningkatnya umur terutama pada kelompok umur lansia. Resiko menderita DM bertambah sejalan dengan umur seseorang. Timbulnya resistensi insulin pada lansia disebabkan oleh perubahan komposisi tubuh sehingga massa otot lebih sedikit dan jaringan lemak lebih banyak, menurunnya aktivitas fisik sehingga terjadi penurunan jumlah reseptor insulin. Pada penelitian ini, proporsi penderita DM tipe 2 dengan komplikasi paling banyak berada pada kelompok umur 40 tahun 85,1 karena penderita mencari pelayanan kesehatan setelah terjadi komplikasi. Penderita mengetahui dirinya menderita DM setelah memeriksakan kesehatan karena keluhan komplikasi DM tipe 2 tersebut. Usia maksimum penderita DM tipe 2 dengan komplikasi di RSUD Dr. R. M. Djoelham Binjai tahun 2014 – 2015 adalah 83 tahun sebanyak 1 orang. Pasien Universitas Sumatera Utara 55,4 44,6 Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki menderita DM tipe 2 dengan komplikasi hipoglikemia, hipertensi, dan stroke. Pasien dirawat selama 4 hari dan pulang atas permintaan sendiri. Penderita DM yang berumur ≤40 tahun ada sebanyak 22 orang 14,9 dengan komplikasi terbanyak adalah hipertensi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Tarigan 2011 di RSU Herna yang mendapatkan proporsi DM dengan komplikasi terdapat pada kelompok umur 40 tahun 95,5 dan terkecil pada kelompok umur ≤40 tahun 4,5.

5.1.2 Jenis Kelamin Penderita DM Tipe 2 dengan Komplikasi