2.9 Logam Timbal
Logam timbal Pb adalah jenis logam lunak berwarna coklat kehitaman dan mudah dimurnikan. Logam Pb lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik
lainnya dan secara alamiah terdapat pada batu-batuan serta lapisan kerak bumi. Dalam pertambangan, logam ini berbentuk sulfida logam PbS yang sering
disebut galena Darmono, 1995.
Logam Pb banyak digunakan sebagai bahan pengemas, saluran air, alat-
alat rumah tangga dan hiasan. Dalam bentuk oksida timbal digunakan sebagai pigmenzat warna dalam industri kosmetik dan glace serta indusri keramik yang
sebagian diantaranya digunakan dalam peralatan rumah tangga. Dalam bentuk aerosol anorganik dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara yang dihirup atau
makanan seperti sayuran dan buah-buahan. Logam Pb tersebut dalam jangka waktu panjang dapat terakumulasi dalam tubuh karena proses eliminasinya yang
lambat. Librawati, 2005.
Menurut Winarno 1993, Pb merupakan racun syaraf neuro toxin yang bersifat kumulatif, destruktif dan kontinu pada sistem haemofilik, kardio-vaskuler
dan ginjal. Anak yang telah menderita toksisitas timbal cenderung menunjukkan gejala hiperaktif, mudah bosan, mudah terpengaruh, sulit ber-konsentrasi terhadap
lingkungannya termasuk pada pelajaran, serta akan mengalami gangguan pada masa dewasanya nanti yaitu anak menjadi lamban dalam berfikir, biasanya orang
akan mengalami keracunan timbal bila ia mengonsumsi timbal sekitar 0,2 sampai 2mghari.
Universitas Sumatera Utara
2.10. Beberapa Metode Analisis dan Karakterisasi Hidrogel Beads
2.10.1 Spektroskopi Infra Merah Fourier-Transform FT-IR
Spektroskopi inframerah merupakan salah satu teknik analisis yang paling penting yang tersedia untuk para ilmuwan saat ini. Salah satu keuntungan besar dari
spektroskopi inframerah adalah bahwa hampir semua sampel dapat dipelajari. Cairan, larutan, pasta, bubuk, film, serat, gas dan permukaan semuanya dapat
dianalisis. Spektroskopi FT-IR telah meningkatkan kualitas spektrum inframerah dan meminimalkan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh data. Spektroskopi
inframerah adalah teknik yang didasarkan pada getaran dari atom molekul. Spektrum inframerah biasanya diperoleh dengan melewatkan radiasi inframerah
melalui sampel dan menentukan bagian mana dari radiasi yang diserap pada energi tertentu. Energi yang muncul di setiap puncak dalam spektrum penyerapan
dapat disamakan dengan frekuensi getaran dari bagian molekul sampel Stuart, 2004. Komponen dasar sebuah FT-IR ditunjukkan secara skematis pada
Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Skema komponen dasar FT-IR Stuart, 2004
2.10.2. Mikroskop Pemindai Elektron SEM
SEM berbeda dengan mikroskopi elektron transmisi TEM dalam hal ini suatu berkas insiden elektron yang sangat halus di-scan menyilangi permukaan sampel
dalam sinkronisasi dengan berkas tersebut dalam tabung sinar katoda. Electron- elektron yang terhambur digunakan untuk memproduksi sinyal yang memodulasi
berkas dalam tabung sinar katoda, yang memproduksi suatu citra dengan kedalaman medan yang besar dan penampakan yang hampir tiga dimensi.
Detektor Pemprosesan
data dan sinyal Sampel
Interferometer Sumber
Inframerah
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian morfologi permukaan SEM terbatas pemakaiannya, tetapi memberikan informasi yang bermanfaat mengenai topologi pemukaan
dengan resolusi sekitar 100 Ǻ. Aplikasi -aplikasi yang khas mencakup penelitian
disperse-dispersi pigmen dalam cat, pelepuhan atau peretakan koting, batas-batas fasa dalam polipaduan yang tak dapat campur, struktur sel busa-busa polimer, dan
kerusakan pada bahan perekat. SEM teristimewa berharga dalam mengevaluasi penanaman implant bedah polimerik bereaksi baik dengan lingkungan bagian-
bagiannya Stevens,2001.
2.10.3. Spektrofotometer Serapan Atom AAS
Prinsip kerja SSA adalah mengacu pada absorbsi atom terhadap cahaya. Atom- atom menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, tergantung sifat
unsurnya. Dengan absorbsi energi, atom akan memperoleh lebih banyak energi, sehingga akan naik tingkat energinya dari keadaan dasar ground state ke tingkat
energi tereksitasi excited state. Energi ini akan dipancarkan kembali ketika atom tereksitasi turun kembali ke keadaan dasarnya. Energi inilah yang akan terdeteksi
oleh detektor. Cuplikan yang diukur dalam SSA adalah berupa larutan, biasanya air sebagai pelarutnya. Larutan cuplikan tersebut mengalir ke dalam ruang
pengkabutan, karena terisap oleh aliran gas bahan bakar dan oksigen yang cepat.Hendayana, 1994. Komponen-komponen spektrofotometer serapan atom
dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5. Komponen-komponen spektrofotometer serapan atom Hendayana, 1994
1. Sumber Sinar
Sumber sinar yang lazim dipakai adalah lampu katoda berongga hollow cathode lamp. Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung suatu katoda
dan anoda. Katoda sendiri berbentuk silinder berongga yang terbuat dari logam atau dilapisi dengan logam tertentu. Tabung logam ini diisi dengan gas mulia
neon atau argon dengan tekanan rendah 10-15 torr. Neon biasanya paling sering dipakai karena memberikan intensitas pancaran yang lebih rendah. Bila
antara katoda dan anoda diberikan tegangan yang tinggi 600 volt, maka katoda akan memancarkan berkas-berkas electron yang bergerak menuju anoda yang
mana kecepatan dan energinya sangat tinggi. Elektron-elektron dengan energi tinggi ini dalam perjalanannya menuju anoda akan bertabrakan dengan gas-gas
mulia yang diisikan tadi.
Akibat dari tabrakan-tabrakan ini membuat unsur-unsur gas mulia akan kehilangan elektron dan menjadi ion bermuatan positif. Ion-ion gas mulia yang
bermuatan positif selanjutnya akan bergerak ke katoda dengan kecepatan dan energi yang tinggi pula. Sebagaimana disebutkan di atas, pada katoda terdapat
unsur-unsur yang sesuai dengan unsur yang akan dianalisis. Unsur-unsur ini akan ditabrak oleh ion-ion positif gas mulia. Atom-atom unsur dari katoda ini
kemudian akan mengalami eksitasi ke tingkat energi-energi elektron yang lebih tinggi dan akan memancarkan spektrum pancaran dari unsur yang sama dengan
unsur yang akan dianalisis.
Tabung Katoda
berongga Pemotong
berputar Nyala
Monokromato Detektor
Penguat arus
Pencatat
Sumber Tenaga
Motor
Bahan Bakar
Sampel Oksigen
Universitas Sumatera Utara
2. Tempat sampel
Sampel yang akan dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan gas. Ada berbagai macam alat yang dapat digunakan untuk
mengubah suatu sampel menjadi uap atom-atom yaitu : a.
Nyala Flame Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa padatan atau cairan
menjadi bentuk uap atomnya, dan juga berfungsi untuk atomisasi. Pada cara spektrofotometri emisi atom, nyala ini berfungsi untuk mengeksitasikan atom dari
tingkat dasar ke tingkat yang lebih tinggi. Suhu yang dapat dicapai oleh nyala tergantung pada gas-gas yang
digunakan, misalnya untuk gas batubara-udara, suhunya kira-kira sebesar 1800 C, gas alam-udara 1700
C, asetilen-udara 2200 C, dan gas asetilen-dinitrogen
oksida N
2
O sebesar 3000 C.
b. Tanpa nyala Flameless
Proses pengatoman tanpa nyala dapat dilakukan dalam tungku dari grafit seperti tungku yang dikembangkan oleh Masmann. Sistem pemanasan dengan tanpa
nyala ini dapat melalui tiga tahap yaitu pengeringan drying yang membutuhkan suhu yang rendah, pengabuan ashing yyang membutuhkan suhu yang lebih
tinggi karena untuk menghilangkan matriks kimia dengan mekanisme volatilitasi atau pirolisis, dan pengatoman atomising. Pada umumnya waktu dan suhu
pemanasan tanpa nyala dilakukan dengan cara terprogram. 3.
Monokromator Pada spektrofotometri serapan atom, monokromator dimaksudkan untuk
memisahkan dan memilih panjang gelombang yang digunakan dalam analisis. Disamping sistem optik, dalam monokromator juga terdapat suatu alat yang
digunakan untuk memisahkan radiasi resonansi dan kontinyu yang disebut dengan chopper.
Universitas Sumatera Utara
4. Detektor
Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui tempat pengatoman. Biasanya digunakan tabung penggandaan foton photomultiplier
tube. Ada dua cara yang dapat digunakan dalam sistem deteksi yaitu yang memberikan respon terhadap radiasi resonansi dan radiasi kontinyu, dan yang
hanya memberikan respon terhadap radiasi resonansi 5.
Readout Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai sistem
pencatat hasil. Pencatat hasil dilakukan dengan suatu alat yang telah terkalibrasi untuk pembacaan suatu angka transmisi atau absorbs. Hasil pembacaan dapat
berupa angka atau berupa kurva dari suatu recorder yang menggambarkan absorbansi atau intensitas emisi Rohman, 2007.
2.10.4 Rasio Swelling
Swelling adalah salah satu sifat fisika yang khas dari gel, menggambarkan kemampuan gel dalam menyerap air. Jika polimer gel mengembang swelling
dalam mediumnya, ini menunjukkan bahwa gel mampu mengadsorb medium cairnya tanpa larut didalamnya. Semakin banyak rantai yang berikatan silang
dalam suatu polimer, kemampuan mengembangnya akan menurun dan gel menjadi semakin keraskuat.
Gel direndam dalam akuades hingga mencapai keadaan kesetimbangan. Lalu diambil dan setelah sisa air dihilangkan, kemudian ditimbang. Pengukuran
persen rasio swelling dapat ditentukan dengan rumus berikut : Persentase Swelling =
Universitas Sumatera Utara
Dimana W akhir adalah berat gel setelah direndam dan W awal adalah berat gel sebelum direndam. Selain akuades juga digunakan asam asetat, asam format dan
NaOH Patrulea, et al. 2013.
2.10.5 Derajat Ikat Silang
Reaksi ikat silang kitosan dengan glutaraldehid dapat diketahui dengan menentukan jumlah gugus amina bebas yang terkandung yaitu dengan
menggunakan metode titrasi. Kandungan gugus amina dapat ditentukan dengan persamaan :
NH
2
= x 100
Dimana, f : molaritas NaOH M w : berat sampel g
16,1 : berat molekul dari NH
2
gmol Weska, 2006
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Logam dapat membahayakan bagi kehidupan manusia jika konsentrasi melebihi batas ambang yang diijinkan. Air limbah dari perindustrian dan pertambangan
merupakan sumber utama polutan logam berat. Namun demikian, meskipun konsentrasinya belum melebihi batas ambang, keberadaan logam berat telah
diketahui bersifat akumulatif dalam sistem biologis Quek dkk., 1998.
Pencemaran yang disebabkan oleh logam berat terutama bersumber dari limbah industri, baik dalam bentuk logam murni maupun bentuk campuran.
Pencemaran tersebut biasanya terjadi karena pembuangan limbah yang tidak terkontrol. Timbal merupakan salah satu logam berat yang dapat menurunkan
kualitas air. Dalam kadar yang tinggi logam tersebut dapat mengganggu sistem saraf, organ dan sistem organ. Sesuai dengan SNI 7387:2009 baku mutu ion
logam Pb dalam air yaitu 0,005-0.01 mgL Setyaningtyas, 2000.
Mengingat bahaya yang dapat ditimbulkan oleh logam berat seperti logam timbal, banyak metode -metode baru yang murah, efektif, dan efisien yang
dikembangkan untuk menurunkan kadar logam berat dalam antara lain pengendapan kimia, filtrasi mekanik, penukar ion, elektrodeposisi, oksidasi
reduksi, sistem membran, dan adsorpsi fisik Herwanto, 2006. Proses adsorpsi lebih banyak dipakai dalam industri karena lebih ekonomis dan tidak
menimbulkan efek samping yang beracun. Adsorpsi adalah proses akumulasi adsorbat pada permukaan adsorben yang disebabkan oleh gaya tarik antar molekul
adsorbat dengan permukaan adsorben Nurhasni, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Kitosan merupakan salah satu biopolimer yang efektif digunakan sebagai adsorben logam berat karena sifatnya yang tidak beracun, memiliki kekuatan
mekanik yang tinggi, biokompatibilitas, biodegradabilitas dan biofungsionalitas Kousalya, et al. 2010. Penggunaan kitosan sebagai adsorben telah dibuat dalam
beberapa bentuk seperti serbuk, membran, film, serat, gel beads. Dalam aplikasi penyerapan terutama dalam medium cair lebih sering digunakan dalam bentuk
beads karena memiliki permukaan yang lebih mendukung dalam proses menyerap dibandingkan membran atau film. Gel beads kitosan dibuat dengan melarutkannya
dalam asam asetat dan kemudian diteteskan kedalam suatu koagulasi alkali seperti NaOH dan KOH Adarsh, 2014.
Dalam beberapa tahun terakhir, pengembangan beads sebagai adsorben dari bahan polimer alam yang biodegradabel dan biokompatibel menjadi pusat
perhatian para ilmuan Abdel-Mohzen, et al. 2011. Namun, beads memiliki daya serap yang belum maksimal dan tidak stabil dalam asam. Untuk memperkuat
strukturnya, beads diikat-silang crosslink. Terdapat banyak senyawa kimia yang digunakan sebagai agen pengikat silang seperti senyawa epoksi dan aldehida,
misalnya epichlorohydrin dan glutaraldehid Aly, 1998.
Balhal 2011 melaporkan beads kitosan terikat silang dengan pengikat silang epichlorohydrin dapat menyerap logam Pb dan kadar yang terserap 39,42
mgg. Adarsh et al. 2014 telah membuat kitosan dalam bentuk beads terikat silang dengan pengikat silang glutaraldehid sebagai adsorben untuk menyerap
logam Pb pada larutan standar dan kadar yang terserap adalah 62.69 . Dan hasil
tersebut belum memenuhi SNI 7387:2009 baku mutu ion logam Pb dalam air yaitu 0,005-0.01 mgL. Oleh karena itu, diperlukan suatu bahan pendukung yang
diharapkan dapat meningkatkan kinerja beads kitosan sebagai adsorben logam Pb yang biokompatibel dengan kitosan, misalnya selulosa. Bilal 2001 melaporkan
bahwa selulosa juga mempunyai kemampuan untuk mengadsorpsi logam berat.
Universitas Sumatera Utara
Selulosa adalah biopolimer alami yang paling berlimpah dengan kekuatan mekanik yang relatif kuat hingga 10.000 Mpa dan selulosa memiliki struktur
kimia yang mirip dengan kitosan, memungkinkan untuk menghasilkan campuran homogen yang menggabungkan sifat dari kitosan dan selulosa dengan baik Bai,
2005. Dengan penambahan selulosa ini diharapkan kinerja beads kitosan terikat silang sebagai adsorben juga meningkat. Selulosa memiliki kristalinitas dan
kemurnian yang rendah sehingga diperlukan hidrolisis parsial untuk menghilangkan bagian amorfnya dan dapat diperoleh mikrokristal selulosa dengan
kristalinitas yang lebih tinggi. Mikrokristal selulosa juga memiliki ukuran partikel yang lebih kecil dibandingkan dengan selulosa, maka akan lebih efektif digunakan
sebagai bahan pengisi.
Alang-alang Imperata cylindrica merupakan tanaman asli Indonesia yang memiliki kandungan selulosa sebesar 44,28. Beberapa jurnal telah
menyebutkan manfaat alang-alang sebagai obat-obatan. Namun, pemanfaatan mikrokristal selulosa alang-alang sebagai adsorben belum pernah dilakukan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang peningkatan kinerja beads kitosan dan beads kitosan terikat
silang dengan penambahan mikrokristal selulosa MCC sebagai adsorben pada ion logam Pb II dalam larutan standar.
1.2 Perumusan Masalah