Uji Derajat Terikat Silang Analisis Adsorpsi Sampel

4.2.3.4 Uji Derajat Terikat Silang

Persentase terikat silang dari beads kitosan-MCC terikat silang diuraikan pada tabel 4.6 berikut : Tabel 4.6. Persentase Derajat Ikat Silang Beads Beads NH 2 Persen Terikat Silang Kitosan 44,543 38,157 Kitosan-MCC 0,1 37,567 45,133 Kitosan-MCC 0,2 35,796 46,904 Kitosan-MCC 0,3 28,443 54,257 Keterangan : = Terikat Silang Berdasarkan tabel 4.6 terlihat derajat ikat silang paling tinggi adalah beads kitosan terikat silang tanpa penambahan MCC yaitu sebesar 44,543. Sedangkan derajat ikat silang paling tinggi adalah beads kitosan terikat silang dengan penambahan 0,3 g MCC yaitu 54,257. Dari data diatas menunjukkan beads kitosan mengalami peningkatan derajat ikat silang dengan penambahan MCC.

4.2.3.5 Analisis Adsorpsi Sampel

Di dalam penelitian ini sebelum dilakukan analisis sampel dilakukan pemeriksaan terhadap alat spektrofotometer serapan atom SSA dengan kondisi operasi peralatan seperti tabel 4.7 di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Cek Alat AAS Element Timbal Pb Lampu Current Hallow cathode lamp 12 mA Panjang gelombang Pb = 283,3 Slit 0,7 nm low Atomisation site Pyro platform Tipe pengukuran Area grafik Tipe signal Atomic absorption – Background absorption Waktu integrasi 4 menit Waktu koreksi grafik 2 menit Temperatur inject 20 C Tekanan gas Asetilen 3.6 bar atau 52 psig atau 360 kPa Kecepatan alir gas Asetilen 300 mlmin AAS- Grafite Furnace Perkin Elmer Tabel 4.8 Data Absorbansi Larutan Seri Standar Ion Timbal Pb 2+ Konsentrasi mgL Absorbansi Rata-Rata A 0,0000 0,0000 0,2000 0,0031 0,4000 0,0074 0,6000 0,0123 0,8000 0,0157 0,0000 0,0209 Gambar 4.15 Kurva Kalibrasi Larutan Seri Standar Pb 2+ Universitas Sumatera Utara Dari kurva yang dihasilkan diperoleh harga koefisien korelasi R 2 kurva kalibrasi diatas adalah sebesar 0,9986 yang menunjukkan bahwa alat yang digunakan mempunyai respon yang sangat baik. Setelah didapat kurva kalibrasi, selanjutnya dilakukan analisis terhadap sampel larutan standar 5 mgl hasil analisis adsorpsi dengan AAS sehingga diperoleh hasil seperti tabel dibawah ini : Tabel 4.9 Hasil Pengukuran dengan AAS No Adsorben Absorbansi Kons mgL 1 Kitosan 0,0026 ±0,8182 2 Kitosan-MCC 0,1 0,0039 ±0,4364 3 Kitosan-MCC 0,2 0,0035 ±0,2046 4 Kitosan-MCC 0,3 0,0032 ±0,1317 5 Kitosan 0,0017 ±1,3362 6 Kitosan-MCC 0,1 0,0030 ±0,6453 7 Kitosan-MCC 0,2 0,0020 ±0,3954 8 Kitosan-MCC 0,3 0,0016 ±0,2362 Keterangan: = Terikat Silang Tabel 4.10 Hasil Penurunan Ion Pb 2+ setelah diserap dengan Beads Kitosan-MCC Dan Kitosan-MCC terikat silang bb No Kitosan g MCC g GLA ml Kons mgl Terserap 1 1 - ±0,8182 ±83,636 2 0,9 0,1 - ±0,4364 ±91,272 3 0,8 0,2 - ±0,2046 ±95,908 4 0,7 0,3 - ±0,1317 ±97,366 5 1 50 ±1,3362 ±73,276 6 0,9 0,1 50 ±0,6453 ±87,094 7 0,8 0,2 50 ±0,3954 ±92,092 8 0,7 0,3 50 ±0,2362 ±95,276 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan data tabel 4.9 menunjukkan bahwa penurunan kadar logam timbal Pb yang paling tinggi adalah dengan beads kitosan-MCC dengan penambahan 0,3 g MCC yaitu 97,366, sedangkan penurunan kadar logam timbal Pb yang paling rendah adalah beads kitosan tanpa penambahan MCC yaitu 83,636. Dan dengan beads terikat silang yang paling tinggi adalah dengan beads kitosan-MCC terikat silang dengan penambahan 0,3 g MCC yaitu 95,276, sedangkan penurunan kadar logam timbal Pb yang paling rendah adalah beads kitosan terikat silang tanpa penambahan MCC yaitu 73,276. Kurva daya serap beads dapat dilihat pada gambar 4.16 berikut : a b Gambar 4.16. Kurva Daya Serap Terhadap Ion Logam Pb 2+ dengan aBeads Kitosan-MCC Dan b Beads Kitosan-MCC Terikat Silang Universitas Sumatera Utara Dari kurva a diatas dapat dilihat bahwa daya serap beads terhadap ion Pb 2+ dengan adanya penambahan MCC. Mikrokristal selulosa MCC alang-alang memiliki komponen penyusun utamanya adalah selulosa. Selulosa merupakan jaringan berserat dalam tumbuhan. Selulosa tersusun atas rantai-rantai panjang yang terikat satu sama lain oleh ikatan hidrogen sehingga membentuk struktur seperti anyaman yang disebut fibril. Dengan struktur seperti ini yang menyebabkan selulosa mampu menyerap ion logam secara fisika. Proses adsorpsi ion timbal secara kimia melalui interaksi gugus aktif karbonil CO dan hidroksida OH dari selulosa. Gugus-gugus ini dapat membantu kitosan dalam mengikat ion Pb 2+ melalui ikatan ion atau ion-polar. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa selulosa memegang peranan yang sangat penting dalam proses adsorpsi ion logam berat karena terjadinya ikatan kovalen dengan gugus karbonil Bilal, 2011. Kemampuan beads kitosan sebagai adsorben timbal Pb 2+ disebabkan karena adanya sifat-sifat kitosan yang dihubungkan dengan gugus amina dan hidroksil yang terikat sehingga menyebabkan kitosan mempunyai reaktifitas kimia yang tinggi dan menyebabkan sifat polielektrolit kation. Akibatnya kitosan dapat berperan sebagai penukar ion ion exchanger dan dapat berperan sebagai adsorben terhadap logam berat dalam air limbah Adarsh, et al. 2014. Akan tetapi, dalam kondisi asam dengan adanya H + maka gugus amina akan mengalami protonasi membentuk NH 3 + sehingga menyebabkan beads kitosan larut. Oleh karena itu diperlukan pengikatan-silang untuk mengatasi terjadi reaksi protonasi gugus amina yang dapat mengganggu proses adsorpsi. Pada penelitian ini beads kitosan diikat-silang dengan glutaraldehid hingga membentuk gugus imina C=N. Adanya gugus imina akan menyebabkan gugus amina dari tidak mengalami protonasi dalam kondisi asam Bai, et al.2005 Universitas Sumatera Utara Pada gambar 4.16 terlihat bahwa daya serap beads kitosan menurun setelah diikat silang. Hal ini disebabkan karena dengan terikat silangnya gugus amina maka sifat polielektrolit kation dari gugus amina juga akan berkurang sehingga daya serap beads kitosan terikat silang lebih rendah dibandingkan dengan beads kitosan. Oleh karena itu, diperlukan MCC sebagai bahan pendukung yang juga dapat menyerap ion Pb 2+ . Dengan adanya gugus aktif karbonil CO dan hidroksil -OH dari MCC, maka daya serap dari beads kitosan terikat silang meningkat. Hal ini dapat dilihat pada kurva b gambar 4.16 bahwa daya serap beads kitosan terikat silang meningkat dengan adanya penambahan MCC. Adapun usulan reaksi pembentukan khelat timbal dengan beads dapat dilihat pada gambar 4.17 berikut : O CH 2 OH O H 2 N O O NH CH 2 OH HO H H O H 2 N CH 2 OH O CH 2 OH O NH O O O O Pb O O O CH 2 OH O H 2 N O O H 2 N CH 2 OH HO H H O HO Pb 2+ 4H + a Universitas Sumatera Utara O OH O O O OH O H O HO O OH O OH HO O OH O OH HO O O OH O O H 2 N O O NH 2 O OH O OH H 2 N O O N O O O H H H O O O H O O HO O O HO HO O HO O HO H H OH HO O N H O O O O H O H 2 N HO O NH 2 O HO O O H 2 N HO HO H HC HC CH 2 H 2 C CH 2 O H HO O O OH O O O OH O H O HO O OH O O HO O OH O OH HO OH O OH O O H 2 N O O NH O OH O OH H 2 N O O H 2 N O OH O H H H H H O HC HC CH 2 H 2 C CH 2 HC HC CH 2 H 2 C CH 2 HC HC CH 2 H 2 C CH 2 O O O Pb 2+ O O O O O OH O H O HO O OH O O HO O OH O OH HO O O OH O O H 2 N O O NH 2 O OH O OH H 2 N O O N O O O H H H H O O O H O O HO O O OH HO O HO O HO H H OH HO O N H O O O O H O H 2 N HO O NH 2 O HO O O H 2 N HO HO H HC HC CH 2 H 2 C CH 2 HO H HO O HC HC CH 2 H 2 C CH 2 HC HC CH 2 H 2 C CH 2 O O O O O OH O H O HO HO O OH O O OH O HO HO O O O O HN O O NH O O OH NH O O N O O O H O O O H O O HO O O HO HO O HO O HO H OH O N H O O O O H O NH HO O NH O O O HN O HC HC CH 2 H 2 C CH 2 O O O HC HC CH 2 H 2 C CH 2 HC HC CH 2 H 2 C CH 2 O Pb Pb Pb b Gambar 4.17 Pembentukan khelat timbal dengan a beads kitosan dan b beads kitosanMCC terikat silang Patrulea, et al. 2013 Universitas Sumatera Utara Penambahan mikrokristal selulosa dan pengikatan silang dengan glutaraldehid berpotensi untuk meningkatkan kinerja menyerap dan kestabilan dalam asam yang telah terbukti berdasarkan hasil uji adsorpsi dan uji swelling sebelumnya. Penambahan mikrokristal selulosa juga berpotensi untuk memperluas area permukaan pada beads kitosan yang dapat meningkatkan daya serap logam timbal Pb sesuai hasil adsorpsi yang diperoleh. Hal ini juga didukung oleh hasil SEM yang ditunjukkan pada penjelasan berikutnya.

4.2.3.6 Analisis Morfologi dengan SEM

Dokumen yang terkait

STUDI DAYA SERAP FILM KITOSAN-MIKROKRISTAL SELULOSA ALANG-ALANG (IMPERATA CYLINDRICA) SEBAGAI ADSORBEN LOGAM KADMIUM (CD) MENGGUNAKAN METODE ADSORPSI-FILTRASI KOLOM.

0 9 29

Studi Daya Serap Film Kitosan–Mikrokristal Selulosa Alang–Alang (Imperata Cylindrica) Sebagai Adsorben Logam Kadmium (Cd) Menggunakan Metode Adsorpsi–Filtrasi Kolom

0 0 18

Studi Daya Serap Film Kitosan–Mikrokristal Selulosa Alang–Alang (Imperata Cylindrica) Sebagai Adsorben Logam Kadmium (Cd) Menggunakan Metode Adsorpsi–Filtrasi Kolom

0 0 2

Studi Daya Serap Film Kitosan–Mikrokristal Selulosa Alang–Alang (Imperata Cylindrica) Sebagai Adsorben Logam Kadmium (Cd) Menggunakan Metode Adsorpsi–Filtrasi Kolom

0 0 4

Penggunaan Beads Kitosan-Mikrokristal Selulosa Alang-Alang (Imperata cylindrica) Sebagai Adsorben Terhadap Ion Timbal (Pb2+)

0 0 12

Penggunaan Beads Kitosan-Mikrokristal Selulosa Alang-Alang (Imperata cylindrica) Sebagai Adsorben Terhadap Ion Timbal (Pb2+)

0 0 2

Penggunaan Beads Kitosan-Mikrokristal Selulosa Alang-Alang (Imperata cylindrica) Sebagai Adsorben Terhadap Ion Timbal (Pb2+)

0 0 6

Penggunaan Beads Kitosan-Mikrokristal Selulosa Alang-Alang (Imperata cylindrica) Sebagai Adsorben Terhadap Ion Timbal (Pb2+)

0 0 16

Penggunaan Beads Kitosan-Mikrokristal Selulosa Alang-Alang (Imperata cylindrica) Sebagai Adsorben Terhadap Ion Timbal (Pb2+)

0 0 4

Penggunaan Beads Kitosan-Mikrokristal Selulosa Alang-Alang (Imperata cylindrica) Sebagai Adsorben Terhadap Ion Timbal (Pb2+)

0 0 15