Sumber data Teknik pengumpulan data

xci

3. Sumber data

Sumber data adalah benda, hal atau orang tempat peneliti mengamati, membaca, atau bertanya tentang data Suharsimi Arikunto, 1990: 116. Menurut Lofland dan Lofland dalam L.J. Moleong 1998: 112 sumber data dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen-dokumen dan lain-lain. Sumber data dalam penelitian kualitatif dapat berupa manusia dengan tingkah lakunya, peristiwa, dokumen dan benda-benda lain. Oleh karena itu sumber data dalam penelitian ini meliputi: a. Informan; meliputi kepala sekolah, guru-guru, siswa b. Arsip dan dokumen; meliputi GBPP, program semester, RPP, buku penilaian, catatan-catatan guru, dan sebagainya c. Tempat dan peristiwa; meliputi ruang kelas, tempatkantor guru Suharsimi Arikunto, 1990: 150.

4. Teknik pengumpulan data

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya Suharsimi Arikunto, 1990: 134. Dilihat dari bentuk dan metode penelitian serta sumber data yang akan dipakai, maka pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan 4 media, yaitu: a kuesioner terbuka, b wawancara, c observasi, d dokumentasi Sukardi, 2003: 75. Dari teori-teori itu peneliti menggunakan teknik pengumpulan data, melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. xcii a. Wawancara Cara ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung data lapangan yang sangat mendukung data primer, dengan tanya jawab langsung dan interaktif. “Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi antara peneliti dan subjek yang menjadi sumber data” Sukardi, 2003: 79. Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi antara peneliti dengan subjek yang menjadi sumber data. Lebih lanjut Sutopo tt: 58 mengemukakan bahwa tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi tingkat dan bentuk keterlibatan dan sebagainya. Seperti dikemukakan di atas, teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara yang tidak dilakukan secara terstruktur ketat, melainkan dilakukan dengan bebas tidak terstruktur atau sering disebut teknik wawancara mendalam. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahuan tentang manajemen pengelolaan kelas dalam pembelajaran bahasa Jawa, strategi dan penilaian dalam pembelajaran bahasa Jawa, metode dan alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Jawa, serta peran guru kelas dalam pembelajaran bahasa Jawa. Setiap informan diberi pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan informan dapat memberikan jawaban secara bebas atau terbuka. Kedalaman jawaban informan inilah yang menjadi tolok ukur pengetahuan dan pemahaman tentang manajemen pengelolaan kelas, strategi dan penilaian dalam pembelajaran xciii bahasa Jawa, metode dan alat peraga maupun peran guru dalam pembelajaran bahasa Jawa. Sebelum peneliti melakukan wawancara, langkah awal adalah menentukan informan yang tepat untuk digali informasinya. Peneliti membuat pedoman tentang sekitar pertanyaan yang akan diajukan pada informan. Hal ini sangat diperlukan dalam rangka membatasi berlangsungnya wawancara yang tidak berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hasil penelitian akan menghasilkan konsep atau teori yang lengkap bila didukung oleh data yang menggambarkan secara lengkap. Catatan-catatan dari wawancara ini merupakan catatan lapangan yang peneliti peroleh dari informan. Beberapa kelebihan wawancara: 1 Dapat memperoleh rata-rata jawaban yang relatif tinggi 2 Dapat mengontrol jawaban responden secara lebih teliti 3 Peneliti dapat mengontrol jawaban responden secara lebih teliti dengan mempertimbangkan tingkah laku 4 Peneliti dapat memperoleh informasi yang tidak dapat diungkap dengan cara kuesioner Sukardi, 2003: 79. b. Observasi langsung Observasi digunakan untuk mengetahui secara langsung kegiatan- kegiatan, atau kondisi-kondisi, fakta-fakta alami, tingkah laku dari responden Sukardi, 2003: 78. Adapun observasi yang dilakukan peneliti yaitu observasi terbuka, artinya kehadiran peneliti dalam melakukan penelitian di tengah-tengah kegiatan responden diketahui secara terbuka, sehingga antara responden dengan peneliti terjadi hubunganinteraksi yang wajar. Namun demikian untuk menjaga xciv validitas data, peneliti melakukan juga observasi dengan teknik observasi tak berperan. Artinya peneliti tidak terlihat langsung melakukan pengamatan terhadap informan tentang data-data tertentu. Guru yang dijadikan informan tidak diberi tahu tentang hal apa yang sedang diobservasi oleh peneliti ketika di dalam kelas. Suharsimi Arikunto 1990: 334 menyarankan bahwa dalam kegiatan observasi seorang peneliti sebaiknya menyiapkan format atau blangko instrumen. Hal ini perlu dilakukan agar pencatatan perilaku yang terjadi dapat ditunjukkan secara lebih mendalam. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong 1998: 153 mengemukakan bahwa catatan lapangan adalah catatan tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikir dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Lebih lanjut juga diberikan beberapa petunjuk kepada peneliti mengenai catatan lapangan, seperti yang terangkum sebagai berikut: 1 Catatan lapangan seyogyanya segera langsung disusundigarap 2 Sebelum peneliti memberikan catatan lapangan informasi merupakan rahasia agar tidak terjadi kerusakanrusaknya informasi tersebut 3 Catatan lapangan disusun secara kronologis 4 Catatan lapangan disusun sedemikian rupa sehingga dapat melukiskan menggambarkan gambaran yang lengkap dari suatu peristiwa. c. Dokumentasi Teknik ini dilakukan peneliti karena memungkinkan memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat dimana responden melakukan tugaspekerjaannya Sukardi, 2003: 81. Dokumen dalam penelitian ini ada dua macam resmi dan xcv tidak resmi, namun keduanya dapat digunakan dalam memperoleh informasi secara maksimal yang dapat menggambarkan kondisi subjek atau objek yang diteliti dengan benar.

C. Validasi Data

Dokumen yang terkait

SURVEI PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN DAN EVALUASI PENJASORKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN KRAMAT KABUPATEN TEGAL TAHUN 2011

0 5 98

Pembelajaran ips sekolah dasar negeri kecamatan binangun (studi kasus sekolah dasar negeri Binangun 01)

0 3 112

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN DASAR (Studi Situs Sekolah Dasar Negeri 01 Tugu Kecamatan Jumantono Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Dasar (Studi Situs Sekolah Dasar Negeri 01 Tugu Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar).

0 0 15

PENDAHULUAN Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Dasar (Studi Situs Sekolah Dasar Negeri 01 Tugu Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar).

0 0 11

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL DI SD NEGERI SUKOHARJO 01 KECAMATAN Pengelolaan Sekolah Dasar Standar Nasional Di SD Negeri Sukoharjo 01 Kecamatan wedaruaksa Kabupaten Pati.

0 1 18

Pelaksanaan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar Negeri Kalangan kecamatan Gemolong kabupaten Sragen Zul Anwar

0 0 194

ANALISIS GEJALA STEREOTYPE PADA LUKISAN ANAK SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BINANGUN KABUPATEN CILACAP.

2 76 164

KESESUAIAN RANCANGAN KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) DENGAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN TAHUN 2014/2015 DI SD NEGERI 2 JATI KECAMATAN BINANGUN KABUPATEN CILACAP.

6 122 85

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Pelaksanaan Pembelajaran Penjasorkes Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2013/2014

0 0 6

PERAN ORANG TUA DALAM MENCEGAH KENAKALAN REMAJA DI DESA BINANGUN KECAMATAN BINANGUN KABUPATEN CILACAP (Studi Deskriptif di Desa Binangun) - repository perpustakaan

0 2 18