32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis metode penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan deskriptif, dengan menggunaakan pengamatan,
wawancara, atau penelaahan dokumen. Adapun yang dimaksud dengan pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan terhadap
remaja dan lingkungan sekitar tinggal mereka. Selain itu, sekolah dan pekerjaan orang tua juga menjadi pengamatan. Sedangkan dalam hal wawancara, penelitian
ini akan diarahkan untuk melakukan wawancara mendalam namun tetap terarah dan tidak melenceng jauh dari tema penelitian yang dilakukan. Selanjutnya
penelaahan dokumen adalah menjadikan dokumen yang yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, baik itu hasil penelitian yang sama, atau dokumen
lokasi penelitian atau juga dokumen tentang responden yang di dapat dari sekolah para remaja. Penelitian kualitatif adalah penelitian penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., Secara holistik dan dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-katadan bahasa, pada suatu konteks khususyang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode ilmiah Moleong,
2010;6. Jenis Penelitian kualitatif dipilih sebagai jenis penelitian ini karena minimnya penelitian serupa yang pernah dilakukan di Kabupaten Serdang
Bedagai khususnya kecamatan Sipispis.
Universitas Sumatera Utara
33
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Kecamatan Sipispis di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan Sipispis sendiri menjadi pusat dari penelitian yang akan
dilakukan karena kecamatan Sipispis ini mengalami fenomena hamil diluar nikah yang mencenganngkan untuk ukuran kecamatan yang jauh dari lingkungan
perkotaan. Kecamatan Sispispis menjadi lokasi utama penelitian ditambah satu kecamatan lagi sebagai penunjang kelengkapan data yang dibutuhkan didalam
penelitian.
Kecamatan Sipispis terdiri dari 20 desa yang dimana jumlah penduduknya secara keseluruhan mencapai 35.091 jiwa hingga akhir bulan januari 2014. Dari
semua jumlah penduduk itu dapat dibagi berdasarkan pendidikannya yang dapat dilihat pada kolom dibawah.
Tabel 1: Tingkat Pendidikan Masyarakat Di Kecamatan Sipispis TK
SD SMP
SMA D1
D2 D3
S1 Jumlah
501 4.109
3.172 2.661
28 56
120 471
11.118
Dari data tersebut ditemukan bahwa penduduk yang pernah atau sedang mengecap pendidikan tidak lebih dari setengah jumlah penduduk kecamatan
Sipispis. Memang masih sangat rendah minat masyarakat Sipispis dalam hal pendidikan walau pun tidak menjadi sebab langsung dalam kasus kehamilan
diluar nikah karena karena kasusu ini memang terjadi dilingkungan pendidikan, namun pendidikan ini memberi pengaruhnya pada pendidikan orang tua para
remaja. Selain dari aspek pendidikan, penduduk dikecamatan juga dapat dilihat
Universitas Sumatera Utara
34 dari segi pekerjaannya yang dapat dilihat dari tabel dibawah ini yang
memperlihatkan jenis pekerjaan yang dimiliki masyarakat Sipispis.
Tabel 2: Jenis-jenis Pekerjaan yang dimiliki Masyarakat Kecamatan Sipispis
PNS TNIP
OLRI KARYA
-WAN WIRAS
W- ASTA
JASA PETA-
NI NELA-
YAN BURUH
LAIN- LAIN
JUML-AH
299 152
1.611 5.046
240 7.171
- 1.407
19.168 35.094
Data tentang pekerjaan ini dapat memperlihatkan bahwa pekerjaan yang tidak membutuhkan pengetahuan atau syarat-syarat tertentu sangat mendominasi karena
hanya membutuhkan tenagan sebagai modal utama dalam melakukan pekerjaan. Jenis pekerjaan yang didominasi petani memang menuntut keluarga hanya
memiliki waktu sedikit untuk berkumpul di rumah karena orang tua hanya akan memiliki waktu lebih banyak untuk bekerja di kebunnya dan dapat dikatakan
rumah hanya menjadi tempat tidur dan istirahat. Penduduknya berjumlah 594.383 jiwa atau 131.844 keluarga dengan
kepadatan penduduk rata-rata 313 jiwa per kilometer persegi. Dari jumlah penduduk tersebut, tingkat pengangguran terbuka relatif kecil yakni 14.774 jiwa
atau sekitar 3 persen. Sementara keragaman budaya yang ada tergambar dari muklti etnis yang ada, yakni Melayu 65, Jawa 13, Batak Karo 6, Batak
Simalungun 4, Angkola, Mandailing, Minang, Banjar, Aceh, Nias dan Tionghoa-Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
35 Gambar 1 : Peta Kecamatan Sipispis
sumber: serdangbedagai.go.id
Universitas Sumatera Utara
36
3.2.1 Letak Geografis
Kecamatan Sipispis adalah salah satu dari 17 kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai yang wilayahnya mempunyai luas 145.259 km
2
dimana terdapat 20 desa didalamnya. Kecamatan Sipispis berjarak sekitar 51 km dari
ibukota kabupaten dan berjarak 30 km dari kota terdekat yaitu Tebing Tinggi. Adapun yang menjadi batas-batas kecamatan Sipispis adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Dolok Masihul dan Kec. Tebing
Tinggi
Sebelah Selatan berbatasan dengan berbatasan dengan Kabupaten Simalungun
Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Dolok Merawan dan Kec. Tebing
Tinggi
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Simalungun Untuk setiap wilayah pedesaan di Kecamatan Sipispis, hampir semuanya dilalui
oleh sungai-sungai baik itu sungai besar maupun sungai kecil. Hal tersebut dikarenakan karena Kecamatan Sipispis berada didaerah yang tidak jauh dengan
perbukitan, hanya berjarak 10-15 km dengan pegunungan Bukit Barisan. Kecamatan Sipispis yang beribukotakan desa Pispis dimana di desa inilah pusat
dari segala kegiatan kecamatan. Jarak dari setiap desa ke ibukota kecamatan mulai dari yang terdekat yaitu Desa Serbananti dan Desa Silau Padang yaitu 2 km dan
yang terjauh yaitu desa Mariah Nagur yang berjarak 36 km BPS Kab. Serdang Bedagai 2012.
Universitas Sumatera Utara
37
3.2.2 Kependudukan
Jumlah penduduk di Kecamatan Sipispis adalah 35.082 jiwa, dimana dari luas kecamatan yaitu 145.259 km
2
Dalam melihat seperti apa kualitas kehidupan penduduk, sebenarnya dapat dilihat dari seperti apa tempat tinggalnya, walau tidak dapat menjamin
kebahagiaan dan tingkat kecukupannya sehari-hari. Namun secara sekilas, rumah atau tempat tinggal akan jadi penilaian sederhana seseorang terhadap orang lain.
Wilayah Kecamatan Sipispis ada 4 jenis bangunan rumah yang dimiliki masyarakatnya yang diklasifikasikan menjadi rumah permanen, rumah semi
permanen, bukan permanen, dan darurat. Untuk rumah jenis rumah atau bangunan permanen ada sekitar 2.386, semi permanen ada 2.049, bukan permanen ada
sekitar 2.245, sedangkan yang darurat berjumlah 335. Melihat dari jumlah bangunannya, Kecamatan Sipispis sebenarnya bukanlah kecamatan yang terlalu
tertinggal secara bangunan atau tempat tinggal yang juga dapat menjadi acuan bagaimana tingkat ekonominya.
dimana jika di rata-ratakan kepadatan penduduk mencapai 98,92 per kmpersegi. Untuk kecamatan Sipispis, jenis
kelamin perempuan lebih besar dibandingkan dengan laki laki dimana perempuan berjumlah 17.714 jiwa dan laki-laki berjumlah 17.368 jiwa. Dari jumlah tersebut
ada sekitar 346 selisih jumlah perempuan dengan laki-laki. Sedangkan untuk jumlah rumah tangga di Kecamatan Sipispis berjumlah 8.734 dan jika dirata-
ratakan dengan jumlah penduduk, setiap rumah memiliki ± 4 orang anggota keluarga.
Universitas Sumatera Utara
38 Agama menjadi pedoman hampir semua masyarakat di negara ini, hampir
tidak ada lapisan masyarakat yang mengatakan bahwa Agama itu tidak penting. Dalam kehidupan sosial, agama juga dapat diartikan sebagai kontrol bagi
masyarakat yang menganut Agama tertentu. Untuk Kecamatan Sipispis, dari 5 Agama yang diakui di negara ini hanya ada 3 Agama yang dianut oleh
masyarakat Sipispis yaitu Islam, Protestan, dan Katolik. Jika dilihat dari jumlah pemeluknya, islam menjadi agama dominan yang dianut masyarakat Kecamatan
Sipispis dimana dari 35.082 jumlah penduduknya, ada 30.666 jiwa yang menganut Agama Islam, disusul dengan Protestan sebanyak 4.028 jiwa pemeluk,
dan Katolik sebanyak 489 jiwa pemeluk. Agama menjadi hal yang harus dijunjung tinggi kehormatannya dan senantiasa dirayakan setiap hari besarnya
sehingga Agama akan sangat berpeengaruh terhadap pola perilaku masyarakat di daerah pedesaan BPS Kab. Serdang Bedagai 2012.
3.2.3 Fasilitas Pendidikan
Kebutuhan akan Sekolah Dasar di Kecamatan Sipispis dapat dikatakan sudah terpenuhi. Hal ini terlihat dari ketersediaan sarana Sekolah Dasar dimasing-
masing desa. Dari 20 desa yang ada di Kecamatan Sipispis ada 35 Sekolah Dasar yang terbagi jadi dua jenis Sekolah Dasar yaitu Sekolah Dasar Inpres sekitar 24
dan Sekolah Dasar Ingub sebanyak 11 unit sekolah. Untuk unit sekolah yang ada, setiap desa memiliki sarana Sekolah Dasar 1-2 unit per desanya. Dalam
memenuhi kebutuhan akan pendidikan dasar, tentu bukan hanya sarana sekolah yang menjadi acuan. Tolak ukur keberhasilan dalam sebuah pendidikan juga
ditentukan oleh keberadaan pengajar atau guru yang tersedia. Kecamatan Sipispis
Universitas Sumatera Utara
39 memiliki total pengajar atau guru di Sekolah Dasar sebanyak 318 orang dimana
ada 135 guru laki-laki dan 183 guru perempuan. Sedangkan untuk jumlah murid Sekolah Dasar yang ada mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI ada 3.973
siswa. Dalam pembagiannya, kelas I berjumlah 711 siswa, kelas II 613 siswa, kelas III 681 siswa, kelas IV 677 siswa, kelas V 657 siswa, dan kelas VI
berjumlah 634 siswa. Dan jika dirata-ratakan, setiap Sekolah Dasar memilki sekitar 113 siswa.
Tahapan dalam pendidikan harus menjadi prioritas dalam memajukan kehidupan masyarakat. Sesuai dengan kebijakan pemerintah dengan
mengeluarkan Wajib Belajar 9 Tahun, seharusnya masyarakat harusnya lebih peka terhadap pentingnya pendidikan dalam merubah masa depan. Walaupun SMP
yang menjadi batasan wajib belajar yang dikeluarkan pemerintah pusat belumlah cukup, namun diharapkan ini dapat membuka cara berpikir masyarakat tentang
seperti apa pentingnya pendidikan. Tahun 2012, Kantor Cabang Dinas Pendidikan Sipispis mencatat jumlah Sekolah Menengah Pertama yang ada di Kecamatan
Sipispis ada 7 unit dimana terbagi menjadi sekolah swasta dan sekolah negeri. Sekolah Menengah Pertama Negeri berjumlah 3 unit, dan Sekolah Menengah
Pertama Swasta Berjumlah 4 unit. Untuk Sekolah Menengah Pertama Negeri, jumlah siswa yang aktif pada tahun 2012 sekitar 700 siswa yang terbagi kedalam
tiga kelas yaitu kelas VII berjumlah 290 siswa, kelas VIII 222 siswa, dan untuk kelas IX berjumlah 188 siswa. Sedangkan untuk Sekolah Menengah Pertama
Swasta di Kecamatan Sipispis jumlah siswanya adalah sebanyak 437 siswa yang terbagi kedalam tiga kelas yaitu kelas VII 132 siswa, kelas VIII 138 siswa, dan
Universitas Sumatera Utara
40 untuk kelas IX berjumlah 167 siswa. Jadi secara keseluruhan jumlah siswa yang
sedang melakukan pendidikan dijenjang Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Sipispis mencapai 1.137 siswa. Namun tidak hanya yang umum,
namun ada juga Madrasah Tsanawiyah yang sejajar dengan Sekolah Menengah Pertama. Di Kecamatan Sipispis sendiri terdapat 3 Madrasah Tsanawiyah dengan
jumlah siswa sebanyak 592 siswa yang telah di akumulasikan kedalam tiga kelas. Untuk kelas VII jumlah siswanya adalah 232 siswa, kelas VIII sebanyak 189
siswa, dan kelas IX adalah 172 siswa. Untuk menciptakan masyarakat yang sadar betapa pentingnya pendidikan,
masyarakat harus dilibatkan langsung dalam proses pendidikan terlebih pada usia wajib sekolah. Sebuah kebijakan yang sangat menguntungkan sebenarnya untuk
masyarakat Sipispis karena Kabupaten Serdang Bedagai telah menerapkan kebijakan Wajib Belajar 12 tahun untuk semua usia sekolah di Kabupaten
Serdang Bedagai. Jadi biaya sekolah untuk beberapa bentuk telah ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten. Walaupun demikian, Sekolah Meningkat Atas belum
menjadi prioritas. Mininya sarana Sekolah Menengah Negeri, jarak yang jauh dan buruknya infrastruktur jalan, menjadikan baik itu Sekolah Menegah Atas atau pun
Sekolah Menengah Kejuruan yang ada di Kecamatan Sipispis tidak jadi pilihan bagi beberapa masyarakat untuk sekolahkan anak-anak mereka. Ada orang tua
yang memilih sekolahkan anak mereka dikota agar mutu pendidikan lebih terjamin, baik itu Kota Tebing Tinggi, Kota Siantar, atau Kota Medan. Bahkan
tidak jarang yang memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan anaknya. Terdapat 3 Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Sipispis dengan jumlah siswa
Universitas Sumatera Utara
41 mencapai 604 orang yang terbagi kedalam tiga kelas, yaitu kelas X sebanyak 194
siswa, kelas XI 193 siswa, dan kelas XII berjumlah 217 siswa. Sedangkan untuk Sekolah Mengah Kejuruan terdapat 339 siswa yang terbagi kedalam tiga kelas,
kelas X berjumlah 137 siswa, kelas XI 151 siswa, sedangkan kelas XII berjumlah 167 siswa. dari jumlah yang ada, berarti jumlah keseluruhan SMA dan SMK yang
ada di Kecamatan Sipispis berjumlah 943 siswa. Sama halnya dengan Madrasah Tsanawiyah untuk yang setingkat dengan SMP, yang setingkat dengan SMA dan
SMK juga ada yaitu Madrasah Aliyah. Kecamatan Sipispis memiliki 2 Madrasah Aliyah dengan total siswanya sebanyak 157 siswa yang dibagi kedalam 3 kelas.
53 siswa untuk kelas X, 60 orang siswa untuk kelas XI, dan untuk kelas XII berjumlah 44 siswa.
3.2.4 Fasilitas Kesehatan
Dalam menciptakan kehidupan masyarakat yang sehat, maka harus ada fasilitas kesehatan yang benar-benar memadai. Tidak hanya fasilitas kesehatan,
pelaku kesehatan juga harus ada dan berimbang dengan fasilitas kesehatan yang ada. Dalam banyak kejadian atau kasus di bidang kesehatan, peran para pelaku
kesahatan dan fungsi dari sarana kesehatan sangat di perlukan, baik sebagai pemberi solusi dari apa yang terjadi, atau menjadi penggerak sebagai upaya
pencegahan agar kasus yang terjadi tidak terulang kembali di masa depan. Dibagi dengan jenisnya, Kecamatan Sipispis memiliki 6 Puskesmas
Pembantu, 1 Puskesmas, dan 4 Pos Kesehatan Desa serta 61 Posyandu dimana semua terbagi di 20 Desa yang ada di Kecamatan Sipispis. Untuk tenaga
Universitas Sumatera Utara
42 kesehatan, Kecamatan Sipispis dapat dikatakan berkecukupan untuk hal memiliki
tenaga Bidan atau Perawat. Sipispis sebagai sebuah kecamatan memiliki 64 orang Bidan dan Perawat yang terbagi di semua wilayah kecamatan dan keinginan
masyarakat untuk menyekolahkan anaknya dibidang Kesehatan khususnya Bidan dan Perawat. Selain tenaga kesehatan Modern, Kecamatan Sipispis juga memiliki
tenaga kesehatan tradisional khususnya Dukun Bayi. Ada 24 Dukun Bayi yang terdata di Kecamtan Sipispis.
3.2.5 Fasilitas Agama
Agama sebagai kontrol dalam keseharian masyarakat selain tentunya hukum yang mengiringi. Dalam kehidupan sehari-hari, agama dapat difungsikan
sebagai alat kekerabatan sesama masyarakat. Banyak kegiatan agama yang dilakukan masyarat sebagai cerminan dari kerukunan. Setiap pemeluk agama di
Kecamatan Sipispis memiliki ckegiatan keagamaan perminggunya yang terus berjalan sebagai sarana silaturahmi sesama pemeluk agama. Untuk agama islam,
kegiatan mingguan yang senantiasa dilakukan adalah Wirid atau pengajian yang dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Kegiatan ini dilakukan kamis malam
untuk laki-laki dan jum’at siang untuk perempuan. Sedangkan protestan dan katolik juga demikian dimana setian hari minggu mereka melakukan kegiatan
Partonggoan yang dilakukan setiap hari minggu selepas mereka melakukan kegiatan Ibadah Minggu.
Sebagai sebuah kecamatan yang cukup beragam agama penduduknya, Kecamatan Sipsipis tidak terlalu tertutup dalam hal tempat ibadah. Meskipun
Universitas Sumatera Utara
43 agama Islam menjadi agama mayoritas, namun tidak ada kesulitan atau hambatan
bagi agama diluar Islam untuk mendirikan tempat Ibadah seperti halnya Protestan dan Katolik. Dari ketiga agama yang dipeluk masyarakat Kecamatan Sipispis ada
139 tempat ibadah yang berdiri. Untuk Gereja, Kecamatan Sipispis memiliki 35 bangunan Gereja. Sedangkan Mesjid berjumlah 69 unit bangunan dan sisanya
adalah Bangunan Musholla sebanyak 35 unit bangunan. Semua bangunan tersebar merata di semua desa yang ada di Kecamatan Sipispis.
3.2.6. Gambaran Kehidupan Masyarakat Sipispis a. Mata Pencaharian Masyarakat Sipispis
Dalam pemanfaatan lahan tanah di Kecamatan Sipispis, masyarakat cenderung menggunakan lahan sebagai pertanian darat dan itu menjadi mata
pencaharian masyarakat yang dominan disamping sebagian ada juga yang menggunakan lahannya sebagai sawah. Masyarakat Sipispis memang dominan
bekerja atau bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya jumlah petani dikecamtan Sipispis. Untuk yang memiliki pekerjaan
sebagai petani berjumlah 7.071 orang, sedangkan yang bekerja sebagai buruh berjumlah 1.391 orang, dan ada sekitar 249 orang yang bekerja dibidang jasa,
1.466 masyarakat Sipispis bekerja sebagai karyawan di perkebunan yang ada disekitar Kecamatan Sipipis, sedangkan yang bekerja sebagai PNS berjumlah 292
orang, sedangkan ada 19.583 bekerja diluar jenis pekerjaan yang disebutkan. Pekerjaan yang dimaksud sangat beragam, baik itu sebagai perawat atau penjaga
kebun orang lain, atau pemanen dari hasil perkebunan warga lainnya.
Universitas Sumatera Utara
44
b. Pemanfaatan Lahan Yang Dilakukan Masyarakat Sipispis
Dengan luas yang mencapai ± 145.259 km
2
Dari survei yang dilakukan oleh BPS Serdang Bedagai pada tahun 2012 lalu tentang luas tanaman perkebunan besar dengan perkebunan rakyat dan
penggunaan lahan di Kecamatan Sipispis, ditemukan bahwa lahan PTPN III mendominasi penggunaan lahan di Kecamtan Sipispis. Untuk jenis tanamannya,
Perkebunan ini mengutamakan untuk menanam Karet dan Sawit sebagai unggulan. Lahan yang digunakan PTPN III di Kecamatan Sipispis seluas 9.312
Ha. dengan jumlah rumah tangga
sebanyak 8.734, dapat dipastikan bahwa masih sangat banyak lahan yang tidak kosong atau tidak berdiri didalamnya bangunan. Dalam penggunaan lahan di
Kecamatan Sipispis, sekitar 430 Ha diperuntukkan sebagai perumahan masyarakat. Sedangkan lahan yang digunakna sebagai daerah persawahan seluas
346 Ha, dan untuk perkebunan darat mendominasi penggunaan lahan di Kecamatan Sipispis. Ada sekitar 16.571 Ha lahan yang digunakan sebagai
perkebunan atau pertanian darat.
Sedangkan untuk perkebunan Rakyat yang ada di Kecamtan Sipispis juga cukup luas yang terbagi kesemua desa yang ada di Kecamatan Sipispis. Ada
sekitar 8228 Ha yang digunakan sebagai perkebunan rakyat yang terbagi kedalam beberapa jenis tanaman unggulan yang ada di Kecamatan Sipispis. Pertama,
tanaman karet dalam perkebunan rakyat mencapai 5.361 Ha dan untuk tenaman Kelapa Sawit mencapai 2.834 Ha serta sisianya adalah untuk tanaman Kakao
seluas 33 Ha. Perkebunan rakyat adalah mata pencaharian bagi hampir sebagian
Universitas Sumatera Utara
45 besar masyarakat Sipispis baik bagi pemiliki kebun atau yang bekerja di kebun
orang lain. Selain itu masih ada komoditi lainnya, seperti Kelapa yang ada seluas 26 Ha, tanaman Pisang seluas 349 Ha, dan perkebunan Durian seluas 40 Ha.
3.3 Unit Analisis dan Informan 3.3.1 Unit Analisis