57
BAB IV Intepretasi Data
4.1. Konsep Pacaran Pada Remaja Hamil Di Luar Nikah
Keberadaan pasangan dalam keseharian para remaja dianggap penting oleh beberapa remaja yang menjadi responden. Banyak cara berpacaran yang telah
dijelaskan para remaja, banyak juga tingkatan-tingkatan yang harus dilalui para remaja dalam berpacaran dimana dari tingkatan itulah di temui cara-cara seperti
apa dalam berpacaran yang diinginkan. Manusia sebagai makhluk sosial mengharuskan mereka hidup berdampingan dengan manusia lainnya.
Jokie 2009 menjelaskan bahwa terdapat tiga konsep yang tidak bisa dilepaskan bila membicarakan manusia dalam hubungannya dengan masyarakat
sosial, yaitu interaksi sosial, proses sosial, dan produk sosial. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam masyarakat,
individu melakukan interaksi dengan individu lainnya. Selama interaksi tersebut belangsung, terjadi terjadi mekanisme yang dinamakan sebagai Proses Sosial.
Kemudian pada akhirnya proses sosial ini akan melahirkan Produk Sosial yang dikenal sebagai Norma. Dari penjelasan tersebut dipahami bahwa individu
memeng akan selalu melakukan hubungan sosial. Begitu halnya dengan para remaja yang cenderung memang menjadi makhluk sosial yang sangat aktif baik
dilingkungan tempat tinggal maupun lingkungan sekolah. Hubungan sosial yang dilakukan para remaja memang tidak seperti apa
pergaulan remaja semestinya. Banyak faktor yang menyebabkannya mulai dari
Universitas Sumatera Utara
58 tempat mereka bertemu, cara mereka bertemu. Berikut dijelaskan dalam foto
tempat yang biasa dikunjungi para remaja di Kecamatan Sipispis sebagai tempat berpacaran dan menhhabiskan waktu untuk bersama.
Gambar 2: Lokasi perkebunan yang biasa digunakan remaja untuk bertemu.
Lokasi ini biasa mereka gunakan untuk bertemu baik iitu sekembalinya dari sekolah atau pun pada malam-malam tertentu baik itu malam minggu atau
pun malam kamis dimana jika dimalam hari tempat ini akan menjadi tempat yang gelap dan jarang dilalui oleh orang. Namun bukan rasa takut yang dialami para
remaja melainkan tempat seperti inilah yang mereka cari untuk bersama di malam
Universitas Sumatera Utara
59 haari untuk mereka lalui bersama pasangannya. Rasa takut akan hal-hal tertentu
mereka kesampingkan agar bisa berdua bersama pasangannya di tempat ini. Hanya satu yang mereka takuti jika sedang berada ditempat ini yaitu Hansip atau
keamanan perkebunan yang sewaktu-waktu bisa hadir untuk melakukan patroli. Walaupun tidak hanya malam hari tempat ini dikunjungi tetapi juga siang hari,
namun ada perbedaan cara berpacaran yang mereka lakukan antara malam hari dan siang hari. Paling tidak itulah yang menurut salah satu responden.
Fenomena memiliki pacar bagi kalangan remaja wanita ini terus berlanjut hingga saat ini. Memang Ada kecenderungan bahwa adalah sebuah kewajiban
bagi remaja perempuan untuk memiliki pacar walau pun mereka masih duduk di Sekolah Menengah Pertama. Namun ada juga hal yang tidak bisa dipungkiri
bahwa ada sebuah pembiaran yang dilakukan orang tua terhadap apa yang dilakukan remajanya. Pembiaran yang dimaksud adalah orang tua hanya memberi
larangan berpacaran pada remajanya namun tidak mampu memberikan penjelasan kenapa mereka dilarang berpacaran. Remaja itu sendiri memiliki pemahaman
tentang pacaran yang menurut mereka bukanlah sebuah kesalahan dimana memang menurut beberapa dari mereka menjelaskan bahwa ada ha-hal tersendiri
yang menjadi alasan mereka memiliki pacar pacar pada usia remaja. Ada banyak pemahaman para remaja tentang bagaimana berpacaran menurut mereka. Berikut
tabel yang berisi konsep berpacaran menurut para remaja.
Universitas Sumatera Utara
60 Tabel 3: Konsep Pacaran Bagi Remaja Hamil Di Luar Nikah
Informan Tempat Pacaran
Lama Pacaran
Usia Pacar Hal Minimal
Dilakukan Ketika berpacaran
Fungsi Pacar
Fungsi Teman
Respon Lingkungan
A T. Wisata
2 Jam Lebih tua
Pegangan Tangan T. Berbagi
Penting Menolak
B Perkebunan
3 Jam Lebih tua
Pelukan T. Berbagi
Penting Menolak
C T. Wisata
2 Jam Sebaya
Pegangan Tangan Status
Biasa Menerima
D Rumah
2 Jam Lebih Tua
Pegangan Tangan T. Berbagi
Penting Menerima
E Rumah
2 Jam Lebih Tua
Pegangan Tangan T. Berbagi
Penting Menolak
F T. Wisata
2 Jam Lebih Tua
Pegangan Tangan T. Berbagi
Penting Biasa Saja
G P. Jalan
2 Jam Lebih Tua
Pegangan Tangan Status
Biasa Menerima
H P. Jalan
1,5 Jam Sebaya
Pelukan Status
Penting Menolak
I T. Wisata
3 Jam Lebih Tua
Pegangan Tangan T. Berbagi
Penting Menolak
J Perkebunan
2 Jam Lebih Tua
Pelukan T. Berbagi
Penting Biasa Saja
K Perkebunan
2 Jam Lebih Tua
Pegangan Tangan Status
Penting Biasa Saja
L T. Wisata
1 Jam Lebih Tua
Pegangan Tangan T. Berbagi
Penting Menolak
M Perkebunan
2 Jam Sebaya
Pelukan Status
Penting Menolak
Remaja di Kecamatan Sipispis memiliki pola hidup yang sulit di duga dimana mereka mampu menjalin sebuah hubungan tanpa ada yang mengetahui.
Dari tabel diatas dipahami bahwa responden memang memposisikan pacar mereka pada sesuatu yang penting dalam menjalani hari mereka. Hampir dari
semua responden ada kesamaan dalam hal berpacaran, baik itu dari segi usia pacar yang dimilki maupun dari hal-hal yang biasa dilakukan dengan pacar mereka.
Para responden juga beranggapan bahwa memiliki pacar itu adalah hal yang
Universitas Sumatera Utara
61 penting walau pun masih duduk di Sekolah Menengah Pertama baik itu sebagai
status dalam bergaul atau pun sebagai tempat berbagi. Tidak jarang pacar mereka menemui ditempat-tempat yang tidak jauh dari sekolah mereka dengan maksud
agar bisa mengantar pulang dan bisa punya kesempatan untuk berdua. Sederhananya para remaja dapat memanfaatkan waktu kebersamaan mereka yang
sedikit dengan membuat kesan diantara mereka dengan waktu yang sedikit tersebut mulai dengan berpelukan, berciuman atau sedikit bercumbu yang dimana
apa yang mereka lakukan ini akan menjadi salah satu bahan cerita mereka ketika melakukan komunikasi dengan HandPhone.
Gambar 3: Perkebunan karet dan sawit yang biasa dijadikan tempat Pacaran
Seperti apa yang dikatakan oleh Ina Sari Menda Purba, dimana ia mengatakan bahwa tempat janjian adalah sebuah keharusan karena hanya
ditempat itulah mereka bisa bertemu walaupun hanya sebentar namun memberikan kesan tersendiri bagi mereka. Lain halnya denga para remaja, para
Universitas Sumatera Utara
62 orang tua mengatakan hal ini menjadi sebuah ketakutan bagi para orang tua.
Keterbatasan waktu dan kesempatan menjadikan para orang tua tidak bisa selamanya memberikan pperhatian dan kontrol secara terus-menerus kepada
remaja mereka. Seperti halnya yang dikatakan pak Warno 47 dimana beliau memang merasa sangat terbatas secara waktu untuk mengawasi remajanya. Beliau
mengatakan bahwa sedikit banyaknya ia merasa bersalah dengan apa yang dilakukan remajanya. Meskipun beliau telah melakukan apa yang memang harus
dilakukan sebagai orang tua, namun beliau pun masih merasa kurang baik. Secara fasilitas pendidikan memang hampir tidak ada yang kurang apa yang telah
diberikan Pak Warno kepada remajanya, namun Pak Warno tetap meresa kurang dalam memberikan perhatian. Yang lebih menyedihkan menurut pak Warno, hal
itu disadarinya setelah terjadi kasus pada remajanya. Berbicara mengenai seperti apa hubungan sosial yang dilakukan remaja,
memang sangat jelas berbeda. Pada kenyataannya, remaja yang memiliki pacar akan lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah menggunakan Hp untuk
berkomunikasi dengan pacarnya. Memang tidak akan terlihat menonjol perbedaannya namun jika diperhatikan secara seksama akan sangat terlihat.
Obantoru Purba yang berusia ±46 tahun menuturkan hal tersebut. Menurutnya remajanya memang cenderung sibuk dengan Hp yang dia miliki walau ketika
berkumpul dengan keluarga sekalipun. Walau tidak jarang untuk diperingati, ia mengaku remajanya selalu saja memiliki cara untuk berkomunikasi dengan
pacarnya. Tidak ingin terlalu mengekang, pak Obantoru pun hanya memperingati remajanya agar mampu menjaga diri. Kemarahan yang ditunjukkkan oleh beliau
Universitas Sumatera Utara
63 kepada anaknya pun hanya seadanya dan tidak sampai melukai perasaan anaknya.
Namun walaupun demikian, sebaik-baiknya orang tua mendidik anaknya semuanya akan kembali ke anak itu sendiri. Seperti apa dia membawakan dirinya
terhadap lingkungannya. Itulah yang dijelaskan oleh Bapak Obantoru Purba kepada peneliti. Begitu banyak penjelasan beliau tentang remajanya, namun beliau
tetap menyesali apa yang telah dilakukan anaknya. Beliau pun mengaku bahwa sampai saat ini belum terlalu siap dengan apa yang terjadi dengan anaknya.
Buruknya tingkat komunikasi anak dengan orang tua dan difasilitasinya anak dengan Hp untuk mempermudah arus informasi yang didapat remaja menjadikan
remaja tidak terlalu membutuhkan keberadaan keluarga. Berikut adalah tabel sederhana tentang apa yang akan dilakukan para remaja ketika tidak melakukan
komunikasi dengan pacarnya.
4.2. Usia Pertama Pacaran