8
biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah.
2
Pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat
tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga kerena
kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga untuk kesehatan, konveksi, keagamaan dan keperluan usaha lainnya.
1.2.2. Pariwisata dan Ilmu Antropologi
Pada penelitian ini yang digunakan dalam pandangannya yaitu pandangan kognitif. Dimana pandangan kognitif tersebut menjelaskan tentang sistem
pengetahuan manusia yang memiliki kebudayaan. Pembangunan merupakan salah satu bagian pengetahuan manusia yang berbudaya untuk memenuhi serta
melanjutkan kehidupannya. Kebudayaan merupakan keseluruhan pengetahuan manusia sebagai mahluk hidup dan mahluk sosial saling berhubungan dalam
menciptakan tindakan-tindakan terhadap lingkungannya Parsudi Suparlan,1985, Brown 1965 dan Malinowsky 1933 menjelaskan bahwa perkembangan kajian
ekologi manusia keseluruhan berkaitan dengan hal material, dimana dijelaskan dan dilihat keberagaman yang ada saling terintegrasi dan menyesuaikan antara
2
http:repository.unand.ac.id225618._Artikel_Syaiful_Anwar_hal_115-124
Universitas Sumatera Utara
9
satu dengan yang lainnya sehingga terbentuk perubahan yang kompleks secara fungsional.
Pembangunan merupakan suatu usaha responsif manusia terhadap lingkungannya. Apakah itu lingkungan sosial, ekonomi ataupun lingkungan
alamnya. Pembangunan itu berarti juga sebagai usaha yang dilakukan secara sadar dan mendasar untuk menciptakan kondisi yang lebih baik. Esensi dari
pembangunan itu adalah menciptakan sesuatu yang berguna yang belum ada menjadi ada dan meningkatkan yang telah ada. Tujuan akhir dari pembangunan
itu adalah bagi manusialah subjek dan objek pembangunan tersebut Astrid, 1984.
Dengan dilakukannya
pembangunan oleh
manusia membuat
kepariwisataan merupakan bagian dari pembangunan dan kepariwisataan merupakan sektor pemacu pembangunan. Kepariwisataan adalah bagian ataupun
sektor usaha yang membidangi pariwisata, yang dimana pariwisata tersebut membuat pendapatan yang sangat besar dalam pembangunan. Sesuai
perkembangan, kepariwisataan seharusnya bertujuan memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga setempat. Pariwisata dapat memberikan
kehidupan yang standar kepada warga setempat melalui keuntungan ekonomi yang didapat dari tempat tujuan wisata. Dalam tambahan, perkembangan
infrastruktur dan fasilitas rekreasi, keduanya menguntungkan wisatawan dan warga setempat, sebaliknya kepariwisataan dikembangkan melalui penyediaan
tempat tujuan wisata. Hal tersebut dilakukan melalui pemeliharaan kebudayaan, sejarah dan taraf perkembangan ekonomi dan suatu tempat tujuan wisata yang
masuk dalam pendapatan untuk wisatawan akibatnya akan menjadikan
Universitas Sumatera Utara
10
pengalaman yang unik dari tempat wisata. Pada waktu yang sama, ada nilai-nilai yang membawa serta dalam perkembangan kepariwisataan. Sesuai dengan
panduan, maka perkembangan pariwisata dapat memperbesar keuntungan sambil memperkecil masalah-masalah yang ada Happy Marpaung, 2002.
Pembangunan pariwisata harus merupakan pembangunan berencana serta menyeluruh sehingga pada akhirnya dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi
masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial dan kultural. Disamping itu rencana tersebut harus memberikan kerangka perencanaan untuk mendorong dan
mengendalikan pembangunan pariwisata sehingga dampak positif dapat dimaksimalkan dan dampak negatif diminimalkan. Dengan adanya pembangunan
pariwisata pada beberapa daerah berarti sumber-sumber yang biasanya digunakan penduduk setempat sekarang harus dibagi dengan para wisatawan, hingga situasi
demikian ini tidak dapat menimbulkan benih-benih sakit hati, khususnya pada msyarakat setempat tang merasa tidak diuntungkan secara langsung oleh adanya
kegiatan pariwisata itu. Meningkatnya benih-benih dendam tersebut dapat terjadi pada saat sumber-sumber yang disebut sebagai sumber milik umum common
resources harus dibagi atau sepenuhnya tidak bisa digunakan oleh penduduk setempat Butler R.W, 1974.
Pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan
oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda
Universitas Sumatera Utara
11
yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
3
Pada dasarnya kebudayaan memiliki unsur-unsur yang terjalin dan saling berhubungan satu dengan yang lainya. Adapun mengenai unsur-unsur kebudayaan
menurut Koenjtaraningrat, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia yang kemudian disebut unsur-unsur
kebudayaan universal, yaitu: 1. Bahasa
2. Sistem Pengetahuan 3. Organisasi Sosial
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi 5. Sistem Mata Pencaharian
6. Sistem Religi, dan 7. Kesenian Koentjaraningrat, 1996: 80-8
Kebudayaan fisik meliputi semua benda atau objek fisik hasil karya manusia, seperti rumah, gedung bersejarah, perkantoran, jalan, jembatan, jalan,
mesin-mesin, dan sebagainya. Oleh karenanya, sifatnya pun paling konkrit, mudah diraba dan diobservasi. Kebudayaan fisik merupakan hasil dari aktivitas sosial
manusia Maran, 2007: 49. Seperti yang diketahui, bahwa antropologi sangat erat hubungannya
dengan kebudayaan. Dimana antropologi memiliki beberapa sub bidang ilmu di
3
http:id.wikipedia.orgwikiKebudayaan
Universitas Sumatera Utara
12
dalamnya. Salah satu sub bidang ilmu dalam antropologi adalah antropologi pariwisata. Hubungan antropologi dan pariwisata adalah membahas dua hal utama
yaitu relevansi teori-teori antropologi dalam melihat berbagai masalah dalam pariwisata dan masalah kedudukan peneliti dalam proses representasi. Pokok
pembahasan mencakup masalah-masalah pembentukan tradisi, identitas dan hubungan antar suku bangsa, politik, pariwisata, stereotipe dan pengalaman, serta
masalah penulisan dan otoritas etnografi. Relevansi teori-teori antropologi dalam menjelaskan gejala pariwisata dan
relevansi kajian pariwisata bagi perkembangan teori-teori antropologi akan diperlihatkan melalui pembahasan yang mencakup permasalahan permasalahan
yang muncul di kalangan wisatawan, dalam industri pariwisata, maupun di masyarakat daerah tujuan wisata itu sendiri. Konsep-konsep dan teori-teori
mengenai perjalanan the journey, identitas, rekacipta budaya, dan asimilasi yang akan digunakan untuk mengkaji.
Hubungan antropologi dan dunia pariwisata adalah untuk membahas aspek-aspek budaya masyarakat sebagai asset dalam dunia pariwisata. Kajian teori
dan konsep-konsep antropologi terutama dalam melestarikan aspek budaya masyarakat dan sekaligus mengkaji aspek budaya masyarakat sebagai asset
pariwisata dalam upaya guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa merusak makna dan nilai dari aspek budayanya.
Antropologi pariwisata memiliki fokus pada masalah pariwisata dari segi sosial budaya. Adapun sosial budaya disini adalah sistem sosial, dan sistem
budaya yang berkembang antara pariwisata. Pariwisata merupakan perjumpaan
Universitas Sumatera Utara
13
antara berbagai sistem sosial dan sistem budaya yang saling mempengaruhi. Dimana sistem sosial dan sistem budaya setempat sebagai variabel yang
dipengaruhi MH. Graburn, 1975. Antropologi membandingkan cara hidup, budaya dari suatu kelompok
manusia dengan manusia lainnya dan yang menyangkut segala sesuatu tentang manusia. Penelitian dasar antropologi pada pariwisata adalah bertujuan untuk
lebih memahami berbagai macam tindakan-tindakan wisatawan dalam konteks budaya yang berbeda . selain itu kajian antropologi pada pariwisata adalah untuk
menyingkap cara yang digunakan wisatawan untuk memberi keuntungan kepada daerah tujuan wisata dalam upaya mengembangkan dunia wisata. Para antropolog
juga ingin mengetahui pengaruh dari tindakan orang-orang yang ada di daerah tuan rumah terhadap wisatawan-wisatawan itu sendiri. Pariwisata sendiri adalah
segala kegiatan yang berhubungan dengan wisatawan. Hal ini membuktikan bahwa ini erat hubungannya dengan antropologi. Dimana kita dituntut untuk
belajar mengetahui apa yang diinginkan orang-orang sebagai calon wisatawan sebagai dasar atau awal usaha pemenuhan kebutuhan yang benar-benar mereka
inginkan. Hal ini diciptakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, yaitu mendatangkan banyak pengunjung atau wisatawan karena mereka berhasil
“dipuaskan” kebutuhannya Sukadijo, 1996: 2. Ada berbagai pendapat dalam mendefinisikan kata pariwisata tersebut,
namun hal yang paling penting adalah kita harus memandang pariwisata secara menyeluruh berdasarkan scope cakupan atau komponen yang terlibat dan
mempengaruhi pariwisata antara lain:
Universitas Sumatera Utara
14
1. Wisatawan
2. Setiap wisatawan ingin mencari dan menemukan pengalaman fisik dan
psikologis yang berbeda-beda antara satu wisatawan dengan wisatawan lainnya. Hal inilah yang membedakan wisatawan dalam memilih tujuan
dan jenis kegiatan di daerah yang dikunjungi. 3.
Industri Penyedia Barang dan Jasa 4.
Orang-orang bisnis atau investor melihat pariwisata sebagai suatu kesempatan untuk mendatangkan keuntungan dengan cara menyediakan
barang dan jasa yang dibutuhkan wisatawan. 5.
Pemerintah Lokal. 6.
Masyarakat setempat, masyarakat lokal biasanya melihat pariwisata dari faktor budaya dan pekerjaan karena hal yang tidak kalah pentingnya bagi
masyarakat lokal adalah bagaimana pengaruh interaksi wisatawan dengan masyarakat lokal baik pengaruh yang menguntungkan maupun yang
merugikan. Dari uraian di atas dapat kita lihat bahwa pariwisata merupakan gabungan dari sejumlah fenomena yang muncul dari interaksi
antara wisatawan, industri penyedia barang jasa, pemerintah lokal, dan masyarakat setempat dalam sebuah proses untuk menarik dan melayani
wisatawan.
4
Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek
wisata dan daya tarik wisata. Objek wisata dan daya tarik wisata adalah segala
4
http:madebayu.blogspot.comsearchlabeldefinisi pariwisata dan wisatawan
Universitas Sumatera Utara
15
sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Sementara wisatawan sendiri adalah orang- orang yang melakukan perjalanan wisata Pendit, 2003: 14.
Urry 1990:2 mengatakan bahwa pariwisata merupakan suatu kegiatan yang terencana untuk melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lainnya
dan menetap di tempat tersebut sebagai bagian dari perjalanan yang dilakukan. Pariwisata dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu proses perjalanan
mencari pengalaman, pengetahuan atas suatu wilayah dan berdiam dalam jangka waktu tertentu, sedangkan Grunewald 2006 menawarkan suatu konsep definisi
atas wisata dengan menjelaskannya sebagai suatu kegiatan perjalanan dari satu wilayah menuju wilayah lainnya yang berbeda dengan daerah tempat tinggal, kota
maupun negara asal. Konsepsi wisata yang dipaparkan sebelumnya membentuk suatu landasan mengenai diskusi wisata berkaitan dengan potensi.
Kebudayaan nampak dalam tingkah laku dan hasil karya manusia culture in act and artifact. Manifestasi kebudayaan itulah yang diharapkan kepada
wisatawan untuk dinikmati sebagai atraksi wisata. Dengan kata lain, di belakang manifestasi kebudayaan terdapat nilai kebudayaan yang dapat dijual Soekadijo,
1996: 288-289. Pariwisata yang berhubungan dengan penelitian etnografi, sebagai
antropolog tidak boleh mengabaikan wisatawan selama penelitian lapangan dan tidak juga boleh mengabaikan keseriusan pariwisata sebagai suatu akademisi
penelitian yang berhubungan untuk mengambil peran aktif dalam perencanaan dan pengembangan pariwisata sebagai disiplin ilmu penelitian antropologi.
Universitas Sumatera Utara
16
Pemahaman melalui pendekatan secara interpretatif adalah aspek penting dalam mempelajari pariwisata sebagai suatu karya etnografi.
1.2.3. Pengertian Objek Wisata