77
“Di Vihara ini tidak ada dibentuk struktur organisasi karena umat Buddha di Vihara ini memiliki kesadaran
akan tempat ibadah ini. Karena umat Buddha memiliki kepercayaan bahwasanya memelihara tempat ibadah
merupakan ibadah bagi mereka.”
2.8. Dukungan Aksesibilitas serta Sarana Prasarana
Dalam pengembangan
pariwisata pengelola
senantiasa akan
memperhatikan sarana pendukung dalam meningkatkan kualitas objek pariwisata. Tidak hanya sarana, akses menuju daerah wisata tersebut juga diperhatikan
pengelola demi kemajuan objek wisata karena akses berperan penting dalam perkembangan suatu objek wisata. Aksesibilitas merupakan infrasutruktur dalam
menuju sebuah destinasi, misalnya jalan raya, ketersediaan sarana transportasi, dan rambu-rambu penunjuk jalan.
Ketersediaan transportasi khususnya transportasi umum baik berupa angkutan kota telah tersedia. Hal ini didukung oleh kondisi jalan yang baik, lebar,
dan mudah dijangkau, sehingga para wisatawan tidak lagi kesulitan dalam mengunjungi objek wisata Vihara Avalokitesvara. Aksesibilitas yang memadai
tentunya telah mendukung pengembangan Vihara Avalokitesvara. Karena semakin baik aksesibilitas, maka jumlah kunjungan wisatawan, baik local maupun
mancanegara, akan meningkat. Demikian juga dengan akses tempat parkir, pengelola melakukan bebas parkir ketika mengunjungi Vihara Avalokitesvara.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kota terbesar kedua di Sumatera Utara setelah Medan yaitu Pematangsiantar, merupakan kota yang memiliki daya tarik wisata tersendiri,
tidak kalah dengan destinasi wisata lainnya di Sumatera Utara. Salah satu rekomendasi objek wisata yang membanggakan di kota ini adalah sebuah patung
Dewi Kwan Im yang tidak biasa. Patung Dewi Kwan Im di Siantar ini merupakan patung Dewi Kwan Im tertinggi di Asia Tenggara. Pariwisata di Indonesia saat
ini telah tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu kehidupan manusia yang serba ingin tahu mengenai segala sesuatu hal, peristiwa dan situasi yang
terjadi dalam berbagai bidang dengan aspek kehidupan dan lingkungannya. Rasa ingin tahu tersebut dapat menambah informasi dan pengetahuan yang luas.
berbagai upaya dapat dilaksanakan untuk menumbuh kembangkan industri pariwisata diantaranya pengadaan sarana akomodasi yang memadai, promosi,
kemudahan perjalanan, penambahan dan pengembangan pariwisata serta mengupayakan produk-produk baru Spillane, 1994:56.
Usaha menumbuh kembangkan industri pariwisata di Indonesia didukung dengan UU No. 9 Tahun 1990 yang menyebutkan bahwa “Keberadaan objek
wisata pada suatu daerah akan sangat menguntungkan, antara lain meningkatnya Pendapatan Asli Daerah PAD, meningkatnya taraf hidup masyarakat,
memperluas kesempatan kerja, meningkatkan rasa cinta lingkungan, serta melestarikan alam dan budaya setempat”.
Universitas Sumatera Utara
2
Pariwisata semakin berkembang sejalan dengan perubahan-perubahan sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan politik. Runtuhnya sistem kelas dan kasta,
semakin meratanya distribusi sumber daya ekonomi, ditemukannya teknologi transportasi, dan peningkatan waktu luang yang didorong oleh pengurangan jam
kerja telah mempercepat mobilitas manusia antar daerah maupun negara, khususnya dalam hal pariwisata. Sebagai suatu bentuk aktivitas manusia,
pariwisata adalah fenomena pergerakan manusia, barang dan jasa yang sangat kompleks. Pariwisata terkait erat dengan organisasi, hubungan-hubungan
kelembagaan dan individu, kebutuhan layanan, penyediaan kebutuhan layanan Erawan, 1994.
Untuk memajukan pariwisata bukan hanya tugas pemerintah tetapi juga masyarakat luas. Namun tentunya Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata serta
Dinas Pariwisata di seluruh daerah di Indonesia sebagai instansi pemerintah yang bertugas memajukan kebudayaan dan pariwisata Indonesia memiliki tanggung
jawab yang lebih besar. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan memberikan hasil secara berlanjut, pengembangan potensi objek wisata perlu didahului dengan
perencanaan yang tepat. Pariwisata merupakan salah satu sektor pengembangan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan pariwisata
mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia khususnya sebagai devisa negara di samping sektor migas. Tujuan pengembangan pariwisata
di Indonesia terlihat dengan jelas dalam instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1969, khususnya Bab II Pasal 3, yang menyebutkan “Usaha-
usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan
Universitas Sumatera Utara
3
“industri pariwisata” dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan Negara.”
Sebagian besar negara-negara berkembang saat ini kurangnya dana bagi pembangunan negara diantisipasi dengan suatu perencanaan yang mengikut
sertakan peluang industri wisata bagi pemasukan devisa. Untuk mendorong tumbuhnya industri wisata banyak negara berkembang menawarkan bantuan
promosi bagi pelaku wisata. Dengan semakin berkembangnya industri pariwisata diharapkan devisa negara bertambah dan dapat digunakan bagi pembangunan
negara, mengurangi hutang luar negeri, membantu dan mendukung program- program sosial dan peningkatan sumber daya manusia.
Di Indonesia, objek-objek wisata berupa pengenalan budaya bangsa serta peninggalan sejarah sangat banyak. Salah satu objek wisata yang mengedepankan
faktor sejarah dan agama adalah objek wisata Vihara Avalokitesvara di Kota Pematangsiantar. Kota Pematangsiantar merupakan gerbang pariwisata Danau
Toba, dimana para wisatawan yang akan berwisata menuju Danau Toba selalu melintasi ataupun sekedar singgah di kota yang populer dengan durian dan roti
gandanya ini. Objek wisata Vihara Avalokitesvara sebagai tempat peribadatan umat
Buddha memang dibangun untuk tujuan keagamaan. Namun, karena keunikan dan keindahannya, vihara dengan adanya patung Dewi Kwan Im ini menjadi daya
tarik wisata religi. Tidak hanya bagi penganut agama Buddha, tetapi juga bagi penganut agama lain yang hendak melihat dan mengagumi kemegahan dan
keindahan patung Dewi Kwan Im yang menawan. Tidak hanya turis dalam negeri
Universitas Sumatera Utara
4
yang bangga dan kagum akan keberadaan patung Dewi Kwan Im tertinggi se-Asia tenggara ini, namun banyak sekali turis mancanegara yang menyempatkan diri
untuk mengagumi dan mengabadikan kemegahan patung ini. Dalam beberapa tahun belakangan ini Wisata Vihara Avalokitesvara
semakin berkembang, baik itu dari segi fisik objek wisata, pelayanan, daya tarik wisatawan maupun ketenaran Vihara Avalokitesvara. Hal ini yang mendasari
peneliti untuk meneliti mengenai sejarah, struktur, pengembangan, serta aktivitas- aktivitas yang dilakukan di Vihara Avalokitesvara di Kota Pematangsiantar,
Provinsi Sumatera Utara. Patung setinggi 22,8 meter ini didirikan di Vihara Avalokitesvara yang
berlokasi di pusat kota Pematangsiantar, tepatnya di Jalan Pane. Patung yang diimpor langsung dari China ini dibangun selama hampir 3 tahun, dan kemudian
diresmikan pada tanggal 15 November 2005. Namun hingga kini pembangunan vihara ini masih diteruskan untuk menyempurnakan tempat ibadah umat Buddha.
1.2. Tinjauan Pustaka 1.2.1. Konsep Pariwisata