BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Infeksi Menular Seksual IMS
2.1.1. Definisi IMS
Infeksi Menular Seksual IMS adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. Hubungan seks ini
termasuk hubungan seks lewat liang senggama, lewat mulut oral atau lewat dubur. IMS juga disebut penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun itu hanya menunjuk
pada penyakit yang ada di kelamin. Istilah IMS lebih luas maknanya, karena menunjuk pada cara penularannya. Tanda-tandanya tidak selalu ada di alat kelamin.
Tanda-tandanya juga ada di alat penglihatan, mulut, saluran pencernaan, hati,otak dan bagian tubuh lainnya. Contohnya HIVAIDS dan Hepatitis B yang menular lewat
hubungan seks, tetapi penyakitnya tidak bisa dilihat dari alat kelaminnya. Artinya, alat kelaminnya masih tampak sehat meskipun orangnya membawa bibit penyakit-
penyakit ini Depkes RI, 2004.
2.1.2. Jenis Penyakit IMS
IMS ada banyak sekali jenisnya. Beberapa diantaranya yang paling penting adalah : GO atau kencing nanah, Klamidia, Herpes kelamin, Sifilis atau raja singa,
Jengger ayam, Hepatitis, dan HIVAIDS. Tidak semua IMS bisa diobati seperti HIVAIDS, Herpes, Jenger Ayam dan Hepatitis termasuk jenis-jenis IMS yang tidak
bisa disembuhkan. HIVAIDS termasuk paling berbahaya. HIVAIDS tidak bisa
Universitas Sumatera Utara
disembuhkan dan merusak kekebalan tubuh manusia untuk melawan penyakit apapun. Akibatnya, orang menjadi sakit-sakitan dan banyak yang meninggal
karenanya. Sementara Herpes, sering kambuh dan sangat nyeri kalau kambuh. Pada Herpes, yang diobati cuma gejala luarnya saja, tetapi bibit penyakitnya akan tetap
hidup di dalam tubuh selamanya. Hepatitis juga tidak bisa disembuhkan. Walau begitu, ada jenis Hepatitis tertentu yang bisa dicegah dengan imunisasi Lelyana,
2006. 1. Sifilis
Sifilis ialah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum; sangat kronik dan bersifat sistemik. Pada perjalanannya dapat menyerang hampir
semua anggota tubuh, mempunyai masa laten dan dapat ditularkan dari ibu ke janin Djuanda, 2008.
a. Gejala Klinis : Stadium I Sifilis Primer Timbul suatu ulkus yang disebut ulkus durum yang mempunyai sifat khusus,
antara lain tidak nyeri indolen, sekitar ulkus teraba keras indurasi, dasar ulkus bersih dan bewarna merah seperti plak, dan soliter biasanya hanya 1-2 ulkus. Lokasi
ulkus ini pada laki-laki biasanya terdapat pada preputium, ulkus koronarius, batang penis dan skrotum. Pada wanita di labium mayora dan minora, klitoris dan serviks.
Ulkus bisa terdapat ekstra genital misalnya pada anus, rektum, bibir, mulut, lidah, tonsil, jari, dan payudara Barakbah, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Stadium II Sifilis Sekunder
Manifestasi klinis sifilis sekunder dapat berupa berbagai ruam pada kulit, selaput lendir, dan organ tubuh. Dapat disertai demam, malaise. Juga adanya kelainan
kulit dan selaput lendir dapat diduga sifilis sekunder, bila ternyata pemeriksaan serologis reaktif. Lesi kulit biasanya simetris, dapat berupa makula, papul, folikulitis,
papulaskuomosa, dan pustul. Jarang dijumpai keluhan gatal. Lesi vesikobulosa dapat ditemukan pada sifilis kongenital. Pada sifilis sekunder yang mengalami relaps, lesi
sering unilateral dan berbentuk arsiner. Pada kulit kepala dijumpai alopesia yang disebut moth-eaten alopecia yang dimulai pada daerah oksipital Daili, 2003.
Stadium III Sifilis Lanjut Kecuali gumma, lesi sifilis lanjut berupa endarteritis obliterans pada bagian
ujung arteriol dan pembuluh darah kecil yang menyebabkan peradangan dan nekrosis Daili, 2003. Pross gumma juga terjadi pada laring, paru, gastrointestinal, hepar, dan
testis. Pada kardiovaskuler, sifilis III menyebabkan miokarditis, gangguan katup jantung dan aneurisma aorta Barakbah, 2008.
2.1.3. Penatalaksanaan IMS