Independen Variabel Dependen Variabel 1. Pengukuran Variabel Independen

Tabel 3.1 Lanjutan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan 1 0,441 Valid 0,900 Reliabel 2 0,498 Valid 0,899 Reliabel 3 0,577 Valid 0,893 Reliabel 4 0,498 Valid 0,899 Reliabel 5 0,532 Valid 0,897 Reliabel 6 0,582 Valid 0,893 Reliabel 7 0,508 Valid 0,894 Reliabel 8 0,546 Valid 0,896 Reliabel 9 0,573 Valid 0,894 Reliabel 10 0,555 Valid 0,896 Reliabel Pada tabel di atas, nilai corrected item-total correlation r hitung dari variabel independen yaitu pengetahuan, persepsi, motivasi dan variabel dependen meliputi pemanfaatan pelayanan klinik IMSHIV-AIDS mempunyai r hitung dari nilai r tabel=0,361, dengan demikian dinyatakan valid. Sedangkan nilai cronbach alpha dari masing-masing instrumen lebih besar dari r tabel 0,361 sehingga dapat dikatakan instrumen dari semua butir pernyataan reliabel.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

Definisi operasional berisi uraian-uraian indikator variabel sedangkan indikator variabel adalah fakta-fakta kejadian yang digunakan untuk mengukur suatu variabel. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari independen variabel dan dependen variabel.

3.5.1. Independen Variabel

Independen variabel dalam penelitian ini : 1. Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui PSK tentang penyakit IMSHIV- AIDS dan pelayanan kesehatan klinik IMSHIV-AIDS. Universitas Sumatera Utara 2. Persepsi PSK adalah penilaian PSK terhadap pemanfaatan klinik IMSHIV-AIDS berdasarkan faktor internal dan eksternal. 3. Motivasi PSK adalah keinginan atau dorongan PSK dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan klinik IMSHIV-AIDS berdasarkan motif, harapan dan insentif.

3.5.2. Dependen Variabel 1.

Pemanfaatan Pelayanan Klinik IMSHIV-AIDS adalah kunjungan PSK ke Klinik IMSHIV-AIDS meliputi pelayanan penyakit infeksi menular seksual dan pelayanan Voluntary Counselling and Testing VCT HIV-AIDS. 3.6. Metode Pengukuran Pengukuran terhadap variabel independen yang meliputi: pengetahuan, persespi dan motivasi PSK dan variabel dependen yaitu pemanfaatan pelayanan Klinik IMSHIV-AIDS dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

3.6.1. Pengukuran Variabel Independen

1. Pengukuran pengetahuan didasarkan pada skala ordinal berdasarkan 13 tiga belas pertanyaan dengan alternatif jawaban ya diberi skor 2 dan tidak diberi skor 1 dan total skor adalah 13x2=26, kemudian dikategorikan menjadi 2 dua kategori: a. Baik, jika responden menjawab dengan benar dengan skor 20-26. b. Tidak baik, jika responden menjawab dengan benar dengan skor 13-19. 2. Pengukuran persepsi didasarkan faktor internal dan eksternal dengan skala ordinal berdasarkan 12 dua belas pertanyaan dengan alternatif jawaban sangat Universitas Sumatera Utara setuju diberi skor 3, setuju diberi skor 2 dan tidak setuju diberi skor 1. Jumlah kuesioner persepsi internal sebanyak 6 pertanyaan dan eksternal 6 pertanyaan, maka total skor adalah 12x3 = 36, kemudian dikategorikan menjadi 3 tiga kategori: a. Baik, jika responden menjawab dengan skor 28-36 dari total skor. b. Sedang, jika responden menjawab dengan skor 20-27 dari total skor. c. Buruk, jika responden menjawab dengan skor 12-19 dari total skor. 3. Pengukuran motivasi berdasarkan motif, harapan dan insentif menggunakan skala ordinal yaitu 3 tiga alternatif jawaban sangat setuju diberi skor 3, setuju diberi skor 2, dan tidak setuju diberi skor 1. Jumlah pertanyaan motif sebanyak 4 soal, harapan sebanyak 3 soal dan insentif sebanyak 3 soal, sehingga jumlah pertayaan 10 soal, maka total skor adalah 3 x 10 = 30, kemudian dikategorikan menjadi 3 tiga kategori: a. Baik, jika responden ingin memanfaatkan Klinik IMSHIV-AIDS berdasarkan motif, harapan dan insentif dengan skor 24-30 dari total skor. b. Sedang, jika responden ingin memanfaatkan Klinik IMSHIV-AIDS berdasarkan motif, harapan dan insentif dengan skor 17-23 dari total skor c. Buruk, jika responden ingin memanfaatkan Klinik IMSHIV-AIDS berdasarkan motif, harapan dan insentif dengan skor 10-16 dari total skor. Universitas Sumatera Utara

3.6.2. Pengukuran Variabel Dependen

Dokumen yang terkait

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pemungkin dan Kebutuhan terhadap Pemanfaatan Pelayanan Jampersal di Wilayah Kerja Puskesmas Parongil Kabupaten Dairi

5 67 131

Pengaruh Persepsi Tentang Mutu Pelayanan Terhadap Pemanfaatan Poli Gigi di Puskesmas Gunungsitoli Selatan Tahun 2014

4 92 107

Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Dukungan Keluarga dan Kader terhadap Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Dolok Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang

40 222 116

Pengaruh Peran Keluarga dan Kader Lansia terhadap Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan

25 230 143

Pengaruh Pengetahuan, Persepsi dan Motivasi PSK terhadap Pemanfaatan Pelayanan Klinik IMS/HIV-AIDS di Puskesmas Bandar Baru

0 46 145

Pengaruh Faktor Organisasi dan Faktor Pemberi terhadap Pemanfaatan Kembali Puskesmas Bandar Huluan Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun oleh Pasien Umum

1 62 92

Pengaruh Karakteristik Dan Motivasi Pasien Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Klinik IMS Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2009

0 39 138

Pengaruh Persepsi tentang Posyandu Usila terhadap Tingkat Pemanfaatan Posyandu Usila di Puskesmas Martoba Kota Pematangsiantar Tahun 2010

1 44 94

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi - Pengaruh Persepsi Tentang Mutu Pelayanan Terhadap Pemanfaatan Poli Gigi di Puskesmas Gunungsitoli Selatan Tahun 2014

0 1 25

Pengaruh Persepsi Tentang Mutu Pelayanan Terhadap Pemanfaatan Poli Gigi di Puskesmas Gunungsitoli Selatan Tahun 2014

0 0 13