monogami, atau mengurangi angka pertukaran pasangan, e promosikan tes secara meluas, seperti konseling dan testing HIV secara sukarela, f kembangkan
dan promosikan pesan media dengan target orang yang terkena atau berpotensial terkena infeksi untuk melindungi pasangannya, g promosikan kesehatan dan
kebersihan alat genital, h kurangi paparan pada masyarakat yang melakukan seksual berisiko sangat tinggi mis. tempat pelacuran dan ciptakan upaya-upaya
pencegahan di lingkungan tersebut Depkes RI, USAID dan FHI, 2007.
2.3.3. Pelayanan Kesehatan Klinik IMSHIV-AIDS
Menurut Levey dan Loombo yang dijabarkan oleh Azwar 1996, menyatakan bahwa pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri
atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. Dalam mencapai kesejahteraan dan pemeliharaan penyembuhan penyakit
sangat diperlukan pelayanan kesehatan yang bermutu dimana tanpa adanya pelayanan kesehatan yang bermutu dan menyeluruh di wilayah Indonesia ini tidak akan tercapai
derajat kesehatan yang optimal. Azwar, 1996.
1. Pelayanan Kesehatan Klinik IMS
Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Klinik IMS mencakup: amelaksanakan kegiatan pencegahan seperti promosi kondom dan seks aman,
Universitas Sumatera Utara
bmemberikan layanan pemeriksaan dan pengobatan bagi mereka yang telah tertular IMS, c melaksanakan kegiatan penapisan untuk IMS asymptomatic bagi semua
populasi beresiko secara rutin sedikitnya sekali setiap 3 tiga bulan, d memberikan layanan konseling, pemeriksaan, dan pengobatan bagi pasangan tetap klien pekerja
seks melalui sistem partner notification, e menjalankan sistem monitoring dan surveilans, dan f memberikan layanan KIE tentang mitos penggunaan obat-obat
bebas untuk mencegah atau mengobati IMS KPA Nasional, 2008. Setiap klinik harus mempunyai staf yang ramah, client-oriented, tidak
menghakimi dan dapat menjaga konfidensialitas, serta dapat melakukan fungsi-fungsi berikut ini dengan baik, meliputi : a administrasi klinik, registrasi pasien, pencatatan
dan pelaporan, b anamnesis kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual, pemeriksaan fisik dan pengobatan, c laboratorium berdasarkan tes diagnostik, d
konseling, serta e memelihara standar klinis untuk penatalaksanaan IMS Depkes RI, USAID dan FHI, 2007.
Standar Minimum untuk Klinik IMS yang telah dikembangkan untuk memperbaiki kualitas diagnosis dan pengobatan IMS secara keseluruhan untuk klinik
IMS di Indonesia. Untuk melaksanakan ini, setiap klinik IMS harus melakukan hal- hal:
a. Kegiatan pencegahan seperti promosi kondom dan seks yang aman b. Pelayanan ditargetkan untuk kelompok beresiko tinggi; kelompok “inti”
misalnya pekerja seks dan kelompok “penghubung” pelanggan mereka. c. Pelayanan yang efektif, yaitu pengobatan secepatnya bagi orang dengan gejala.
Universitas Sumatera Utara
d. Program penapisan, dan pengobatan secepatnya untuk IMS yang tanpa gejala pada kelompok risiko tinggi yang menjadi sasaran.
e. Program penatalaksanaan mitra seksual, f. Sistim monitoring dan surveilans yang efektif. Jika sebagai model klinik untuk
klinik-klinik yang ada disekitarnya harus berusaha untuk melaksanakan pelayanan klinis IMS yang sama, dengan memberikan pelatihan yang sesuai pada klinik-
klinik tersebut. Bentuk pelayanan IMS dan promosi yang diberikan harus berdasarkan pada pengetahuan dari kelompok sasaran dalam kebiasaannya
mencari pengobatan Depkes RI, USAID dan FHI, 2007.
2. Pelayanan Kesehatan Klinik HIVAIDS