c. Wawasan lingkungan Pencegahan kerusakan dan pelestarian terhadap kesetimbangan lingkungan.
Aktivitas sekecil apapun dari manusia yang mengambil lingkungan dari, atau memanfaatkan potensi alam, sedikit banyak akan mempengaruhi
kesetimbangannya, yang apabila tidak diwaspadai dan dilakukan penyesuaian terhadap dampak-dampak yang terjadi akan menimbulkan kerugian bagi
manusia, khususnya akibat dampak yang dapat bersifat tak berubah lagi irreversible change. Untuk mencegah hal-hal ini maka dalam melakukan
pengembangan wilayah, program-programnya harus berwawasan lingkungan dengan tujuan:
mencegah kerusakan, menjaga kesetimbangan dan mempertahankan kelestarian alam.
2.7. Penelitian Sebelumnya
Adapun penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis sektor unggulan daerah sebelumnya antara lain:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Supangkat tahun 2002, dengan judul penelitian “Analisis Penentuan Sektor Prioritas dalam Peningkatan Pembangunan Daerah
Kota Asahan”, dengan menggunakan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor pertanian dan industri pengolahan
berpeluang untuk dijadikan sebagai sektor prioritas bagi peningkatan pembangunan di daerah Kota Asahan, terutama sub sektor perkebunan, perikanan
dan industri besar, serta sedang.
Universitas Sumatera Utara
2. Marhayanie 2003, dalam tesisnya “Identifikasi Sektor Ekonomi Potensial dalam Perencanaan Pembangunan Kota Medan”. Variabel yang diteliti kontribusi per
sektor dengan metode analisis linkage, menyimpulkan bahwa analisis angka pengganda diperoleh bahwa sektor ekonomi yang potensial dalam perencanaan
pembangunan Kota Medan adalah sektor industri pengolahan. Sektor yang memberikan kontribusi terbesar pada total PDRB Kota Medan pada tahun 2000
adalah sektor perdagangan, restoran dan hotel, yaitu sebesar 29,76, sedangkan sedangkan yang terkecil adalah sektor pertambangan dan galian sebesar 0,01.
Hasil analisis linkage dengan Tabel I-O tahun 2000, sektor bangunan memiliki backward linkage terbesar yaitu 2,22 dan yang terkecil sektor keuangan,
persewaan dan jasa-jasa perusahaan sebesar 1,37, sedangkan sktor yang memiliki forward linkage terbesar adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 3,80 dan
yang terkecil sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 1,07. 3. Amir dan Riphat tahun 2005, dalam penelitian “Analisis Sektor Unggulan untuk
Evaluasi Kebijakan Pembangunan Jawa Timur menggunakan Tabel Input-Output 1994 dan 2000”. Variabel penelitian yang diteliti adalah berbagai sektor unggulan
key sector dalam perekonomian Jawa Timur pada tahun 1995 – 2000, dengan menggunakan analisis input-output yang telah banyak digunakan untuk
menganalisis sektor unggulan, yang biasanya dilihat menggunakan angka pengganda multiplier sektor ekonomi dan tingkat keterkaitan antar sektor
perekonomian. Tingkat keterkaitan antar sektor perekonomian akan diukur dengan menggunakan pure total linkage yaitu tingkat keterkaitan suatu sektor
Universitas Sumatera Utara
dengan sektor lainnya sebagai penjumlahan atas angka Daya Penyebaran Backward Linkage dan Daya Kepekaan Forward Linkage. Hasil penelitian
menunjukkan selama periode penelitian telah terjadi pergeseran dalam sektor- sektor unggulan dan proses industrialisasi. Kebijakan strategi pembangunan harus
diarahkan kepada kebijakan yang memberikan dampak yang optimal bagi pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan masyarakat dan penciptaan
lapangan pekerjaan. Berdasarkan analisis sektor unggulan menggunakan angka pengganda output, pendapatan dan lapangan kerja dan keterkaitan sektoral pure
total linkage direkomendasikan untuk menjadikan Jawa Timur sebagai pusat industri industri lainnya dan indutri makanan, minuman dan tembakau, pusat
perdagangan, dan pusat pertanian. 4. Sukatendel 2007 dalam tesisnya “Analisis Keterkaitan Alokasi Anggaran dan
Sektor Unggulan Dalam Mengoptimalkan Kinerja Pembangunan Daerah di Kota Bogor”, dengan varibel penelitian yang diteliti adalah: sektor unggulan, potensi
dan pengembangan sektor unggulan, dan alokasi anggaran untuk sektor unggulan di Kota Bogor. Metode yang digunakan adalah analisis input-output, analisis
kewilayahan, analisis kelembagaan alokasi anggaran dan pembuatan peta tematik. Hasil penelitian menunjukkan sektor unggulan di Kota Bogor adalah industri
pengolahan, perdagangan, bangunan dan pertanian tanaman pangan. Sektor unggulan seperti industri pengolahan dan perdagangan lokasinya memusat di
wilayah utara Bogor Bagian Tengah dan Bogor Bagian Timur. Sedangkan sektor unggulan tanaman bahan makanan pertanian sebagian besar berlokasi di Bogor
Universitas Sumatera Utara
Bagian Barat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dukungan anggaran pembangunan Kota Bogor untuk sektor unggulan masih sangat kurang tidak ada
keterkaitan kecuali untuk sektor Bangunan. Namun untuk sektor unggulan seperti industri pengolahan dan perdagangan sebenarnya tidak perlu didukung
oleh anggaran pembangunan yang besar karena akan mengakibatkan semakin besarnya ketimpangan wilayah pembangunan di Kota Bogor. Sedangkan sektor
unggulan tanaman bahan makanan masih perlu didukung oleh anggaran pembangunan yang besar agar sektor tersebut bisa semakin berkembang sehingga
diharapkan dapat mengatasi ketimpangan wilayah pembangunan di Kota Bogor.
2.8. Kerangka Pemikiran