artinya, setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrumen. Untuk pengujian ini
digunakan korelasi product moment Arikunto, 2006. Kriteria uji validitas secara singkat rule of tumb adalah berdasarkan tabel r Product Moment dengan responden
25 orang adalah 0,396. Jika korelasi sudah lebih besar dari 0,396, pertanyaan yang dibuat dikatagorikan validshahih.
3.6.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan dengan menghitung nilai alfa atau dengan Cronbach’s Alpha. Penghitungan Cronbach’s Alpha dilakukan dengan menghitung
rata-rata interkorelasi di antara butir-butir pernyataan dalam kuesioner. Secara umum, Sekaran 2000 menyatakan bahwa reliabilitas yang ditentukan oleh nilai Cronbach’s
Alpha – kurang dari 0,60 dinyatakan kurang baik. Cronbach’s Alpha dengan nilai range 0,70 dinyatakan dapat diterima dan nilai lebih dari 0,80 adalah baik.
3.7. Analisis Data
Untuk menganalisis hipotesis dan perumusan masalah pertama menggunakan analisis Location Quotient LQ, yaitu untuk menganalisis sektor perdagangan dan
jasa merupakan sektor basis dan non basis di Kota Tebing Tinggi. Analisis LQ merupakan salah satu pendekatan yang umum digunakan dalam model ekonomi basis
sebagai langkah awal untuk memahami sektor kegiatan dari PDRB Kota Tebing Tinggi yang menjadi pemacu pertumbuhan. Metode LQ digunakan untuk mengkaji
kondisi perekonomian, mengarah pada identifikasi spesialisasi kegiatan
Universitas Sumatera Utara
perekonomian. Sehingga nilai LQ yang sering digunakan untuk penentuan sektor basis dapat dikatakan sebagai sektor yang akan mendorong tumbuhnya atau
berkembangnya sektor lain serta berdampak pada penciptaan lapangan kerja. Untuk mendapatkan nilai LQ menggunakan metode yang mengacu pada formula yang
dikemukakan oleh Bendavid-Val dalam Kuncoro 2004 dan Tarigan 2007 sebagai berikut:
Perhitungan LQ menggunakan rumus sebagai: SiS
LQ = --------- NiN
Keterangan:
LQ : Nilai Location Quotient Si : PDRB Sektor i di Kota Tebing Tinggi
S : PDRB total di Kota Tebing Tinggi Ni : PDRB Sektor i di Provinsi Sumatera Utara
N : PDRB total di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan formulasi yang ditunjukkan dalam persamaan di atas, maka ada
tiga kemungkingan nilai LQ yang dapat diperoleh, yaitu: a. Nilai LQ = 1. Ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor i di daerah Kota Tebing
Tinggi adalah sama dengan sektor yang sama dalam perekonomian Provinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
b. Nilai LQ 1. Ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor i di daerah Kota Tebing Tinggi lebih besar dibandingkan dengan sektor yang sama dalam perekonomian
Provinsi Sumatera Utara. c. Nilai LQ 1. Ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor i di daerah Kota Tebing
Tinggi lebih kecil dibandingkan dengan sektor yang sama dalam perekonomian Provinsi Sumatera Utara.
Apabila nilai LQ1, maka dapat disimpulkan bahwa sektor tersebut merupakan sektor basis dan potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak
perekonomian Kota Tebing Tinggi. Sebaliknya apabila nilai LQ1, maka sektor tersebut bukan merupakan sektor basis dan kurang potensial untuk dikembangkan
sebagai penggerak perekonomian Kota Tebing Tinggi. Data yang digunakan dalam analisis Location Quotient LQ ini adalah PDRB
Kota Tebing Tinggi dan Provinsi Sumatera Utara tahun 2005-2009 menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan tahun 2000.
Untuk menjawab hipotesis dan perumusan masalah kedua dilakukan dengan uji regresi berganda, yaitu:
Y = a + bX
1
+ bX
2
di mana : + µ
Y = Pengembangan Wilayah
X
1
X = Perdagangan masyarakat
2
a = konstanta
= Jasa-jasa masyarakat
Universitas Sumatera Utara
b = koefisien variabel
µ = Error
Selanjutnya dilakukan pengujian keberartian persamaan regresi berganda untuk melihat apakah persamaan tersebut berarti atau tidak dalam menjelaskan
populasi. Langkah selanjutnya adalah mencari besarnya kontribusi masing-masing variabel baik secara parsial maupun simultan. Penghitungan di atas dilakukan
sepenuhnya dengan bantuan software komputer. 3.8.
Definisi Variabel Penelitian
1. PDRB Produk Domestik Regional Bruto adalah seluruh nilai tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektorlapangan usaha yang melakukan kegiatan
usahanya di suatu wilayah, tanpa memperhatikan kepemilikan atas faktor produksi. Secara agregatif PDRB merupakan kemampuan suatu daerah dlaam
menghasilkan pendapatanbalas jasa kepada faktor-faktor produksi yang ikut berpartisipasi dalam proses produksi di daerah tersebut milyar rupiah.
2. Perdagangan masyarakat dalam penelitian ini adalah pendapatan dan kesempatan kerja masyarakat dari sektor perdagangan dengan adanya Kota Tebing Tinggi
sebagai kota perdagangan skala likert. 3. Jasa-jasa masyarakat dalam penelitian ini adalah pendapatan dan kesempatan
kerja masyarakat dari sektor jasa-jasa dengan adanya Kota Tebing Tinggi sebagai kota jasa-jasa skala likert.
Universitas Sumatera Utara
4.
Pengembangan wilayah dalam penelitian ini adalah peningkatan nilai manfaat wilayah dilihat dari aspek ekonomi, sosial, dan budaya dengan adanya Kota
Tebing Tinggi sebagai kota perdagangan dan jasa-jasa sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat skala likert.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Kota Tebing Tinggi
4.1.1. Sejarah Terbentuknya Kota Tebing Tinggi
Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatera yang secara historis administrasi pemerintahannya telah ada sejak zaman penjajahan
Belanda, dimana pada tahun 1887 oleh Pemerintah Hindia Belanda, Tebing Tinggi ditetapkan sebagai Kota Pemerintahan dengan Kepala Pemerintahannya adalah
seorang Kontreleur. Dalam perundang-undangan yang berlaku pada
Desentralisasiewef yang ditetapkan pada tanggal 23 Juli 1903 untuk selanjutnya dapat disebut daerah Otonom Kota kecil Tebing Tinggi oleh pemerintah Hindia
Belanda, pemerintahan Kota Tebing Tinggi sebagai kota otonom dapat kita baca dari tulisan J.J. Mendelaar, dalam “Nota Betrefende Degemente Tebing Tinggi” yang
dibuatnya sekitar bulan Juli 1930. Dalam salah satu bab dari tulisan J.J. Mendelaar tersebut dinyatakan, setelah beberapa tahun dalam keadaan vakum mengenai
perluasan pelaksanaan desentralisasi, maka pada tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Desentralisasiewef berdirilah Gemente Tebing Tinggi dengan Stelings Ordanitie Van
Statblaad 1917 yang berlaku 1 Juli 1917. Berdasarkan hal inilaha maka tanggal 1 Juli ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Tebing Tinggi.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor: 9 Drt Tahun 1956, Kota Tebing Tinggi ditetapkan sebagai Daerah Otonom Kota-kota Kecil dalam lingkungan Daerah
Universitas Sumatera Utara