4.3.2.3. Jasa-jasa masyarakat Dari hasil uji coba kuisioner variabel jasa-jasa masyarakat yang disebarkan
kepada 25 orang responden yang merupakan responden di luar sampel penelitian di dapat hasil sebagai berikut.
Tabel 4.13. Uji Validitas Variabel Jasa-jasa Masyarakat Butir
R Status
1 0,887
Valid 2
0,930 Valid
3 0,908
Valid 4
0,925 Valid
5 0,783
Valid Sumber: Data Primer diolah, 2011
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa dari 5 lima butir pertanyaan variabel jasa-jasa masyarakat, kelima butir pertanyaan adalah valid sehingga semua
butir pertanyaan dapat digunakan untuk analisa variabel tersebut dengan nilai koefisien korelasi r yang lebih besar dari 0,396. Sedangkan nilai alpha dari variabel
pengembangan objek wisata perdesaan adalah 0,823 lebih besar dari 0,6 yang berarti bahwa kuisioner variabel jasa-jasa masyarakat tersebut variabel Lampiran 4.
4.3.3. Uji Hipotesis
Dengan menggunakan persamaan regresi berganda, dibentuk fungsi persamaan pengembangan wilayah dari variabel-variabel yang mempengaruhi.
Variabel-variabel yang dianggap memberikan pengaruh terhadap pengembangan wilayah dalam penelitian ini adalah pengaruh Kota Tebing Tinggi sebagai Kota
Perdagangan dan Jasa-jasa, yaitu: Perdagangan Masyarakat X1, dan Jasa-jasa X2
Universitas Sumatera Utara
Seluruh variabel tersebut secara serentak dimasukkan kedalam persamaan regresi berganda, diperoleh hasil sebagai berikut:
Secara keseluruhan model statistik regresi berganda sangat mempengaruh, dimana nilai F-hitung F tabel 88,986 3,15, hal tersebut menunjukkan secara
bersama perdagangan dan jasa masyarakat mempengaruhi pengembangan wilayah Kota Tebing Tinggi.
Koefisien determinan R squared R
2
Secara parsial variabel bebas perdagangan masyarakat dan jasa-jasa masyarakat, diperoleh hasil persamaan regresi berganda sebagai berikut:
= 0,757, artinya variasi variabel bebas perdagangan masyarakat dan jasa-jasa masyarakat secara bersama-sama mampu
menjelaskan variasi variabel terikat pengembangan wilayah sebesar 75,7 sedangkan sisanya sebesar 24,3 dijelaskan variabel lain tetapi tidak disertakan dalam model
persamaan estimasi.
Y = 1,015 + 0,661 X1 + 0,299 X2
Tabel 4.14. Hasil Analisis Regresi Berganda Variabel
Koefisien t-hitung
Signifikan
Konstanta Perdagangan Masyarakat
Jasa-jasa Masyarakat 1,015
0,661 0,299
0,810 4,966
2,598 0,421
0,000 0,012
R t-tabel
2
F-hitung F-tabel
0,757 2,000
88,986 3,15
Sumber: Data Primer diolah, 2011
Universitas Sumatera Utara
Dari persamaan diatas dapat penulis interpretasikan sebagai berikut: a = 1,015 atau konstanta regresi, yang berarti jika tidak ada nilai independent variabel bebas
perdagangan masyarakat dan jasa-jasa masyarakat. Dalam hal ini variabel bebas sama dengan 0 nol maka nilaia pengembangan wilayah akan sebesar 1,015.
Perdagangan Masyarakat X1 = 0,661 untuk independent variabel X
1
Jasa-jasa Masyarakat X2 = 0,299 untuk independent variabel X perdagangan masyarakat yang bertanda positif berarti memiliki hubungan yang
searah yang artinya setiap penambahan atau kenaikan nilai satu satuan akan menambah nilai pengembangan wilayah sebesar 0,661. Perdagangan masyarakat
memberikan pengaruh yang positif dan signifikan pada pengujian α 5 terhadap pengembangan wilayah Kota Tebing Tinggi, di mana nilai t-hitung lebih besar dari t-
tabel 4,966 2,000. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu perdagangan masyarakat berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan
wilayah Kota Tebing Tinggi.
2
jasa-jasa masyarakat yang bertanda positif berarti memiliki hubungan yang searah yang
artinya setiap penambahan atau kenaikan nilai satu satuan akan menambah nilai pengembangan wilayah sebesar 0,299. Jasa-jasa masyarakat memberikan pengaruh
yang positif dan signifikan pada pengujian α 5 terhadap pengembangan wilayah Kota Tebing Tinggi, di mana nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel 2,598 2,000.
Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima, yaitu jasa-jasa masyarakat berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan wilayah Kota Tebing
Tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Kondisi pengaruh Kota Tebing Tinggi sebagai kota perdagangan dan jasa terhadap pengembangan wilayah didukung dengan meningkatnya sarana dan
infrastruktur jalan yang dibangun Pemerintah Kota Tebing Tinggi, seperti yang disajikan pada Tabel 4.15 sampai dengan 4.18.
Dampak posisi Kota Tebing Tinggi sebagai kota perdagangan dan jasa terhadap sarana perdagangan toko dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15. Jumlah Sarana Perdagangan Toko di Kota Tebing Tinggi Tahun 2005-2009
Tahun
Sarana Perdagangan Unit Pertumbuhan
2005 691
2006 720
4,20 2007
826 14,72
2008 1.075
30,15 2009
1.161 8,00
Rata-rata pertumbuhan 14,27
Sumber: Data Primer diolah, 2011 Pada Tabel 4.15 terlihat bahwa sarana perdagangan di Kota Tebing Tinggi
menunjukkan peningkatan selama periode Tahun 2005-2009. Pada tahun 2005 sarana perdagangan sejumlah 691 unit, meningkat menjadi 1.161 unit pada tahun 2009. Ini
menunjukkan bahwa posisi Kota Tebing Tinggi sebagai kota perdagangan dan jasa memberikan dampak yang positif terhadap sarana perdagangan di Kota Tebing
Tinggi, dengan rata-rata pertumbuhan jumlah sarana perdagangan selama periode tahun 2005-2009 sebesar 14,27.
Dampak posisi Kota Tebing Tinggi sebagai kota perdagangan dan jasa terhadap sarana pendidikan TK, SD, SMP, SMA dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16. Jumlah Sarana Pendidikan TK, SD, SMP, SMA di Kota Tebing Tinggi Tahun 2005-2009
Tahun Sarana Pendidikan Unit
Pertumbuhan
2005 171
2006 178
4,09 2007
197 10,67
2008 202
2,54 2009
202 0,00
Rata-rata Pertumbuhan 4,33
Sumber: Data Primer diolah, 2011 Pada Tabel 4.16 terlihat bahwa sarana pendidikan di Kota Tebing Tinggi
menunjukkan peningkatan selama periode Tahun 2005-2009. Pada tahun 2005 sarana pendidikan sejumlah 171 unit, meningkat menjadi 202 unit pada tahun 2009. Ini
menunjukkan bahwa posisi Kota Tebing Tinggi sebagai kota perdagangan dan jasa memberikan dampak yang positif terhadap sarana pendidikan di Kota Tebing Tinggi,
dengan rata-rata pertumbuhan jumlah sarana pendidikan selama periode tahuan 2005- 2009 sebesar 4,33.
Dampak posisi Kota Tebing Tinggi sebagai kota perdagangan dan jasa terhadap sarana kesehatan Puskesmas dan Rumah Sakit dapat dilihat pada Tabel
4.17.
Tabel 4.17. Jumlah Sarana Kesehatan Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Tebing Tinggi Tahun 2005-2009
Tahun Sarana Kesehatan Unit
Pertumbuhan
2005 126
2006 133
5,56 2007
141 6,02
2008 148
4,96 2009
153 3,38
Rata-rata Pertumbuhan 4,98
Sumber: Data Primer diolah, 2011
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 4.17 terlihat bahwa sarana kesehatan di Kota Tebing Tinggi menunjukkan peningkatan selama periode Tahun 2005-2009. Pada tahun 2005 sarana
kesehatan sejumlah 126 unit, meningkat menjadi 253 unit pada tahun 2009. Ini menunjukkan bahwa posisi Kota Tebing Tinggi sebagai kota perdagangan dan jasa
memberikan dampak yang positif terhadap sarana kesehatan di Kota Tebing Tinggi, dengan rata-rata pertumbuhan jumlah sarana kesehatan selama periode tahun 2005-
2009 sebesar 4,98. Dampak posisi Kota Tebing Tinggi sebagai kota perdagangan dan jasa
terhadap infrastruktur jalan dapat dilihat pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18. Infrastruktur Jalan di Kota Tebing Tinggi Tahun 2005-2009 Tahun
Infrastruktur Jalan km Negara
Provinsi Kota
Total Panjang Jalan
2005 21,7
36.12 132.41
190,23 2006
21,7 36,12
132,41 190,23
2007 19,20
5,00 194,76
218,96 2008
19,20 5,00
196,43 220,63
2009 19,20
5,00 235,72
259,92 Sumber: Data Primer diolah, 2011
Pada Tabel 4.18 terlihat bahwa infrastruktur jalan di Kota Tebing Tinggi menunjukkan peningkatan selama periode Tahun 2005-2009. Pada tahun 2005
infrastruktur jalan sepanjang 190,23 km, meningkat menjadi 259 km pada tahun 2009. Ini menunjukkan bahwa posisi Kota Tebing Tinggi sebagai kota perdagangan
dan jasa memberikan dampak yang positif terhadap infrastruktur jalan di Kota Tebing Tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu pengaruh Kota Tebing Tinggi sebagai kota perdagangan dan jasa memberikan kontribusi dalam peningkatan PAD Kota Tebing Tinggi, baik itu dari
pajak daerah maupun retribusi daerah, yang disajikan pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19. Penerimaan PAD Kota Tebing Tinggi Tahun 2009-2010 Rp. Jutaan Tahun 2009
Tahun 2010 Target
Realisasi Target
Realisasi
Pajak 4.396,66
5.286,93 120,25
4.700,00 4.700,00
100 Retribusi
7.041,18 6.475,85
91,97 8.831,94
8.831,94 100
Jumlah 11.437,84
11.762,78 102,84
13.531,94 13.531,94 100 Sumber : Kantor Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi, 2011
Pada Tabel 4.19 dapat dilihat bahwa realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah PAD Kota Tebing Tinggi dari pajak daerah dan retribusi daerah
menunjukkan peningkatan dari tahun 2009 sebesar Rp. 11.762,78 juta menjadi Rp. 13.531,94 juta. Pada Tabel 4.19 dapat dilihat juga bahwa realisasi tahun 2009 lebih
Tinggi dari target yang direncanakan Pemerintah Kota Tebing Tinggi, yang menunjukkan adanya kenaikan 2,84 dari target Pemerintah Kota Tebing Tinggi.
Sedangkan pada Tahun 2010 target dan realisasi penerimaan PAD Kota Tebing Tinggi adalah sama.
Posisi Kota Tebing Tinggi sebagai kota perdagangan dan jasa memberikan dampak yang positif terhadap pengembangan wilayah, hal ini dapat dilihat dari
meningkatnya sarana perdagangan, sarana pendidikan, sarana kesehatan, infrastruktur jalan, dan penerimaan PAD Kota Tebing Tinggi. Selain itu Kota Tebing Tinggi
sebagai kota perdagangan dan jasa dapat berimplikasi pada kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Posisi Kota Tebing Tinggi sebagai kota perdagangan dan jasa sesuai dengan nilai LQ yang lebih dari satu, termasuk sektor yang maju dan tumbuh pesat
berdasarkan tipologi klassen dan tumbuh cepat di Kabupaten berdasarkan analisis shift share, kecuali sektor jasa-jasa yang tumbuh lambat.
2. Kota Tebing Tinggi sebagai kota perdagangan dan jasa, yang dilihat dari variabel perdagangan masyarakat dan jasa-jasa masyarakat secara simultan maupun secara
parsial memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan wilayah Kota Tebing Tinggi.
5.2.
Saran
1. Pemerintah Kota Tebing Tinggi diharapkan perlu mengggalakkan sektor industri seperti industri rumah tangga, sebagai input dari sektor perdagangan dan jasa.
2. Pemerintah Kota Tebing Tinggi harus dapat mengoptimalkan fungsinya sebagai kota perdagangan dan jasa dengan membuat suatu lokasi usaha bagi masyarakat
untuk berdagang makanan khas Kota Tebing Tinggi. 3. Pemerintah Kota Tebing Tinggi harus dapat memberikan bantuan modal usaha
kepada masyarakat dalam mengelola perdagangan dan jasanya.
Universitas Sumatera Utara