104
5.8 Sikap Terhadap Kerentanan dan Keseriusan Yang Dirasakan Pada
Penyakit Gigi Dan Mulut
Berdasarkan tabel 4.13 bahwa hasil penelitian diketahui sebagian besar responden memiliki kategori sikap terhadap kerentanan dan keseriusan yang
dirasakan sangat baikyaitu sebanyak 85 orang 89,5 dan kategori sikapterhadap kerentanan dan keseriusan yang dirasakansedang sebanyak 10 orang 10,5.
Notoatmodjo 2012, bahwa suatu tindakan pencegahan terhadap suatu penyakit akan timbul bila seseorang telah merasakan bahwa ia atau keluarganya
rentan terhadap penyakit tersebut. Dan tindakan indivudu untuk mencari
pencegahan dan pengobatan penyakit akan didorong oleh persepsi keseriusan penyakit tersebut. Contoh, sakit gigi lebih serius bila dibanding dengan flu karena
sakit gigi akibat gigi berlubang dapat mengganggu proses pengunyahan makanan. Penelitian Sihombing Nani J 2007, masalah kesehatan gigi dan mulut
gigi berlubang di masyarakat cenderung meningkat setiap dasawarsa, terutama pada anak-anak Sekolah Dasar sangat rentan dengan masalah gigi. Masalah
kesehatan gigi khususnya gigi berlubang sangat besar dampak keseriusannya terhadap anak-anak dan mempengaruhi derajat kesehatan mereka. Kesehatan gigi
juga mempengaruhi kualitas perkembangan anak karena berefek pada proses pencernaan sehingga timbul kekurangan gizi hingga hilangnya masa depan
mereka akibat menurunnya selera makan mereka dan kemampuan belajar. Responden dapat merasakan bahwa ia rentan terhadap masalah kesehatan
gigi dan mulut kemudian responden melihat keseriusan yang terjadi apabila masalah kesehatan gigi diabaikan sehingga responden akan melakukan tindakan
pencegahanpengobatan terhadap dirinya.
Universitas Sumatera Utara
105
5.9 Tindakan
5.9.1. Distribusi Frekuensi
Tindakan Berdasarkan
Alasan Tidak
Menggunakan Pelayanan Kesehatan Gigi Di Poli Gigi Puskesmas Medan Tuntungan.
Berdasarkan tabel 4.30 diketahui bahwa sebagian besar alasan responden tidak menggunakan pelayanan kesehatan gigi di poli gigi Puskesmas Medan
Tuntungan adalah malas karena tidak yakin dengan pelayanannya kurang memuaskansebanyak 31 orang 32,6.
Teori WHO dalam Notoatmodjo 2012, menyebutkan bahwa faktor perilaku yang mempengaruhi seseorang memanfaatan pelayanan kesehatan adalah
pemikiran dan Perasaan atau Thoughts and Feeling yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-penilaian
seseorang terhadap objek kesehatan, orang Penting sebagai Referensi Personal Referensi, sumber-Sumber Daya, kebudayaan.
Penelitian Ningsih Vera 2013, yang mempengaruhi masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yaitu pemikiran dan perasaan
dalam bentuk pengetahuan dan kepercayaan terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut, orang penting untuk referensi sebagai pendorong untuk mau
menggunakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut serta adanya sumber daya yang dimiliki seseorang untuk berobat.
Penelitian Anggraheni Nila 2012 Penggunaan pelayanan kesehatan berhubungan dengan kepercayaan dan keyakinan masyarakat terhadap suatu
instansi kesehatan. Ketika masyarkat menyatakan akan memanfaatkan jasa pelayanan
kesehatan sebuah
instansi kesehatan
maka mereka
telah mempertimbangkan antara kualitas yang akan didapatkan, fasilitas yang akan
Universitas Sumatera Utara
106
diterima dan biaya yang akan ditanggung untuk memperoleh jasa pelayanan kesehatan
Responden tidak menggunakan pelayanan kesehatan disebabkan karena tidak yakin dengan pelayanannya kurang memuaskan seperti kurang tersedianya
saran dan prasaran yang tersedia alat dan bahan untuk penambalan serta alat pembersih karang gigi di Puskesmas Meedan Tuntungan.
5.9.2. Kategori Tindakan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Berdasarkan tabel 4.31 diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki kategori tindakan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Medan Tuntungan yaitu buruk sebanyak 57 orang 60,0, kategoti
tindakan baik yaitu sebanyak 27 orang 28,4 dan sebagian kecil memiliki kategori tindakan sedang sebanyak 11 orang 11,6.
Notoatmodjo 2007, tindakan adalah realisasi dari pengetahuan dan sikap menjadi suatu perbuatan nyata. Tindakan juga merupakan respon seseorang
terhadap stimulus dalam bentuk nyata atau tebuka. Budiharto 2010 sikap dapat menjadi suatu tindakan yang nyata yaitu
diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan antara lain, adanya saran dan prasarana atau fasilitas.
Penelitian Anggraheni Nila 2012, faktor yang mempengaruhi tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu penyediaan pelayanan kesehatan di suatu
instansi fasilitas sarana kesehatan, biaya pelayanan dan jarak, pendidikan dan status sosial masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
107
Responden memiliki kategori tindakan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi buruk karena kurang tersedianya fasilitas sarana kesehatan gigi alat dan
bahan penambalan gigi serta alat scelling gigi di poli gigi sehingga masyarakat kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas Medan Tuntungan.
Universitas Sumatera Utara
108
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 95 KK di wilayah kerja Puskesmas Medan Tuntungan dapat disimpulkan :
1. Variabel demografi meliputi jenis kelamin, dimana jenis kelamin responden
yang paling banyak adalah laki-laki dengan umur terbanyak 45 tahun dimana rata-rata pendidikan responden adalah tamatan SLTA dengan bermata
pencaharian terbanyak adalah sebagai wiraswasta dan penghasilan responden setiap bulannya yang paling sebesar Rp 1.800.000
2. Tingkat kategori akses ke pelayanan kesehatan gigidi wilayah kerja
Puskesmas Medan Tuntunganbaik, namun disisi lain sebagian besar responden mengatakan bahwa sarana dan prasarana kesehatan gigi di poli gigi
tidak lengkap hal ini yang menyebabkan responden tidak menggunakan pelayanan puskesmas Medan Tuntungan.
3. Tingkat kategori dorongan untuk mau bertindak yang diperoleh dari keluarga,
teman dan media cetakelektronik untuk mau menjaga kesehatan gigi dan mulut serta menggunakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut baik, akan
tetapi petugas kesehatan kurang memberikan informasi tentang kesehatan gigi dan mulut serta pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang tersedia di
Puskesmas Medan Tuntungan. 4.
Tingkat kategori pengetahuan terhadap ancaman yang dirasakan responden pada penyakit gigi dan mulut sebelum melakukan pemanfaatan pelayanan
poli gigi baik sedangkan pengetahuan terhadap pelayanan kesehatan gigi dan
Universitas Sumatera Utara
109
mulut yang terdapat di Puskesmas Medan Tuntungan memiliki kategori sedang, hal ini menunjukkan bahwa responden masih kurang mendapatkan
informasi tentang pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas. 5.
Tingkat kategori sikap responden terhadap kerentanan dan keseriusan yang dirasakan pada penyakit gigi dan mulut baik
6. Tingkat kategori tindakan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut di poli gigi Puskesmas Medan Tuntungan buruk, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak melakukan tindakan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut disebabkan karena kurang tersedianya fasilitas sarana kesehatan gigi di poli gigi sehingga masyarakat kurang memanfaatkan
pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas Medan Tuntungan.
6.2. Saran