Perilaku Kesehatan 1. Pengertian Perilaku Kesehatan Proses Perubahan Tingkah Laku dalam Kesehatan Gigi

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perilaku Kesehatan 2.1.1. Pengertian Perilaku Kesehatan Di dalam Budiharto 2010 perilaku kesehatan adalah respons seseorang terhadap stimulus yang berhubungan dengan konsep sehat, sakit, dan penyakit. Bentuk operasional perilaku kesehatan dapat dikelompokkan menjadi tiga wujud, yaitu: 1. Perilaku dalam wujud pengetahuan yakni dengan mengetahui situasi atau ransangan dari luar yang berupa konsep sehat, sakit, dan penyakit. 2. Perilaku dalam wujud sikap yakni tanggapan batin terhadap ransangan dari luar yang dipengaruhi faktor lingkungan: fisik kondisi alam, biologis berkaitan dengan makhluk hidup, lingkungan sosial masyarakat sekitarnya. 3. Perilaku dalam wujud tindakan yakni berupa perbuatan terhadap situasi atau ransangan luar. Di dalam Budiharto 2010 ada beberapa ahli mengatakan bahwa perilaku kesehatan merupakan fungsi dari: 1. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau pemeliharaan kesehatan Behavior intention. 2. Dukungan sosial dari masyarakat sekitar Social support 3. Ada atau tidaknya informasi kesehatan atau fasilitas kesehatan Accessibility of information. 4. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak Action situation. Universitas Sumatera Utara 11 Menurut Budiharto 2010 perilaku kesehatan gigi juga meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan yang berkaitan dengan konsep sehat dan sakit serta upaya pencegahan. Dalam konsep yang dimaksud dengan kesehatan gigi adalah gigi dan semua jaringan yang ada di dalam mulut termasuk gusi. 2.2. Pengetahuan 2.2.1 Pengertian Pengetahuan Menurut Soekidjo Notoatmodjo 2012 pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Menurut Jane Chumbley dan clare Walters 2003 pengetahuan kesehatan gigi adalah bahwa seseorang memperoleh pengetahuan melalui penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan diperoleh sebagai akibat stimulus yang ditangkap panca indra. Pengetahuan bisa diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Pengetahuan merupakan ranah yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan.

2.2.2 Proses Adopsi Perilaku Pada Pengetahuan

Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers 1974 mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: 1. Awareness kesadaran, orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus objek terlebih dahulu. 2. Interest, yakni orang mulai tartarik kepada objek. Universitas Sumatera Utara 12 3. Evaluation menimbang-nimbang baik tidaknya objek tersebut bagi dirinya. 4. Trial, yakni orang sudah mulai mencoba perilaku baru. 5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap objek. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetauan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.

2.2.3 Tingkat Pengetahuan di Dalam Ranah Kognitif

Di dalam Chumbley, J dan Walters, C 2003 pengetahuan merupakan ranah kognitif yang mempunyai enam tingkatan terhadap kesehatan gigi yaitu: 1. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, misalnya mengingat kembali suatu objek atau rangsangan tertentu. Contohnya, gigi putih bersih berkat iklan pasta gigi tertentu. Akibat iklan ini seseorang tertarik dan menjadi tahu bahwa untuk memperoleh gigi bersih seperti yang terdapat dalam iklan diperlukan pasta gigi. 2. Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui. 3. Aplikasi yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Contohnya, memilih sikat gigi yang benar untuk menggosok gigi dari sejumlah model sikat gigi yang ada, setelah diberi penjelasan dengan contoh. Universitas Sumatera Utara 13 4. Analisis yaitu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut. 5. Sintesis yaitu kemampuan untuk menggabungkan bagian-bagian tertentu ke bentuk yang baru. Contohnya, menggosok gigi yang tepat waktu, serta mengambil tindakan yang tepat bila ada kelainan gigi untuk usaha mencegah penyakit gigi. 6. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain: 1. Pendidikan Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah pula bagi mereka untuk menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang mereka miliki. 2. Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. 3. Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis mental, dimana pada aspek psikologis ini, taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa. Universitas Sumatera Utara 14 4. Minat Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang mendalam. 5. Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh individu baik dari dalam dirinya ataupun dari lingkungannya. Pada dasarnya pengalaman mungkin saja menyenangkan atau tidak menyenangkan dan dijadikan sebagai pengetahuan bagi individu. 6. Informasi Kemudahan seseorang untuk memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru wahid dkk,2007 2.3. Sikap dan Tindakan tentang Kesehatan Gigi 2.3.1. Sikap tentang Kesehatan Gigi Sikap adalah suatu reaksi atau respon seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Dalam kehidupan sehari-hari sikap memiliki arti sebagai reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap tidak merupakan suatu tindakan atau aktivitas melainkan merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Di dalam Budiharto 2010 sikap adalah suasana batin atau hasil dari proses sosialisasi yaitu reaksi seseorang terhadap rangsangan yang diterima berupa objek kesehatan gigi yaitu tentang gigi dan gusi sehat dan sakit serta upaya pemeliharaan. Universitas Sumatera Utara 15 Menurut Pintauli 2008 kesehatan gigi sangat penting, maka sikap kemandirian masyarakat perlu didorong terus-menerus melalui berbagai upaya dan kegiatan untuk meningkatkan kesehatan yang berkesinambungan. Upaya itu tidak saja oleh pihak organisasi profesi tetapi akan lebih baik jika melibatkan pihak-pihak lain yang mempunyai kompetensi dan kepentingan yang sama untuk meningkatkan upaya peningkatan dan pencegahan sehingga pada akhirnya dapat tercapai derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Sikap mengenai kesehatan gigi terdiri dari tiga komponen pokok yaitu : 1 Kepercayaan atau keyakinan terhadap suatu objek. Misalnya seorang ibu berkeyakinan bahwa radang gusi pada anak dapat dicegah dengan menggosok gigi anak secara teratur, maka ibu akan berusaha keras untuk menggosok gigi anaknya dengan teratur. 2 Kehidupan emosional atau evaluasi emosional. Misalnya pengalaman bahwa gigi berlubang walau sudah ditambal dokter gigi masih juga sakit, tetapi setelah dicabut tidak lagi ada keluhan, membuat seseorang menolak menambal gigi tetapi meminta langsung dicabut jika ada gigi yang berlubang. 3 Kecenderungan untuk bertindak. Misalnya seorang ibu tahu jika gusi berdarah disebabkan oleh kekurangan vitamin C maka ibu akan memberi vitamin C pada keluarga sehingga terpenuhi kebutuhan vitamin C keluarga. Universitas Sumatera Utara 16 Sikap tentang kesehatan gigi dibagi menjadi empat tingkatan yaitu: 1. Menerima Artinya seseorang subjek mau memperhatikan stimulus yang diberikan objek. Misalnya, para ibu diminta agar memperhatikan cara mengajari anak menggosok gigi yang benar sehingga para ibu dapat menerimanya. 2. Merespon Suatu indikasi sikap pada tingkat kedua, yaitu kemampuan untuk memberikan jawaban baik jawaban benar maupun salah bila ditanya, dikerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Misalnya, seorang ibu yang telah diberi pendidikan mengenai cara menggosok gigi anak, dan sewaktu ditanya ibu tersebut akan berusaha menjawab bagaimana mengajari cara menggosok gigi anak dengan benar. 3. Menghargai Suatu indikasi sikap pada tingkat ketiga yaitu kemampuan untuk mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. Misalnya, mengajak orang lain berdiskusi tentang gusi berdarah, sebab dan akibatnya, serta upaya pencegahannya. 4. Bertanggung jawab Suatu indikasi sikap pada tingkat keempat yaitu, kemampuan untuk bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilih dengan segala konsekuensinya. Misalnya, memilih berobat ke dokter gigi dengan konsekuensi mengeluarkan biaya yang tidak sedikit bila dibanding berobat ke Puskesmas Notoatmodjo, 2007. Universitas Sumatera Utara 17

2.3.2. Tindakan tentang Kesehatan Gigi

Menurut Budiharto 2010 sikap dapat menjadi suatu tindakan yang nyata yaitu diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan antara lain, adanya saran dan prasarana atau fasilitas. Tindakan kesehatan gigi mempunyai empat tingkatan, yaitu: 1. Persepsi Merupakan tindakan tingkat pertama yaitu memilih dan mengenal objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. Contohnya, mengambil sikat gigi yang benar dari bermacam-macam sikat gigi yang disajikan dengan berbagai bentuk dan kekerasan bulu sikat bulu sikat yang lunak, sedang, keras untuk menggosok gigi. 2. Respons terpimpin Jika seseorang mampu melakukan sesuatu sesuai urutan yang benar dan sesuai dengan contoh yang diberikan. Contohnya, mendidik cara menggosok gigi untuk anak berumur dibawah lima tahun dengan posisi ibu di belakang anaknya, dan anak serta ibu menghadap cermin agar anak dapat melihat. Selanjutnya ibu melakukan gerakan menggosok gigi dan anak dapat mencontohnya. 3. Mekanisme Seseorang mampu melakukan sesuatu dengan benar secara teratur atau sudah merupakan kebiasaan. Contohnya, anak umur lima tahun sudah mampu menggosok gigi dengan benar secara teratur yaitu pagi hari sesudah makan dan malam hari sebelum tidur. Universitas Sumatera Utara 18 4. Adaptasi suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakannya sudah dimodifikasi sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakan yang dimaksudkan. Contohnya, anak yang masih dibawah lima tahun dan mempunyai kebiasaan minum susu dalam botol maka ibu dapat mengurangi jumlah gula dalam susu dan setelah memberi minum, ibu segera membersihkan gigi anak dengan kain bersih yang dibasahi, sebab akan sangat sulit untuk langsung menggosok gigi anak.

2.4. Proses Perubahan Tingkah Laku dalam Kesehatan Gigi

Mengubah tingkah laku individu atau masyarakat sangat diperlukan pengetahuan dan keterampilan karena untuk mengubah tingkah laku individu atau masyarakat akan melibatkan proses perubahan mental. Menurut paham Roger yang dikutip dari Notoatmodjo 2007 seseorang akan memiliki tingkah laku yang baru dengan melalui beberapa tahap sebagai berikut: 1. Tingkat kesadaran Pada tahap ini seseorang terlebih dahulu mengetahui adanya masalah kesehatan dan menyadari akan adanya satu tindakan yang baru, misalnya seseorang sadar bahwa gigi yang berlubang dapat dirawat di poli gigi dengan cara penambalan. 2. Tingkat perhatian Pada tingkat ini seseorang memperhatikan tindakan yang akan dilakukan tersebut dan memiliki keinginan untuk mengetahui keuntungan dari tindakan yang akan dilakukan serta kerugian jika tidak dilakukan tindakan pada dirinya. Universitas Sumatera Utara 19 3. Tingkat evaluasi Dalam tingkat ini seseorang memerlukan dukungan dari orang lain yang lebih berpengalaman serta contoh nyata dengan pergi ke poli gigi. 4. Tingkat percobaan Pada tingkat percobaan seseorang akan mencobanya setelah mengetahui keuntungan, kerugian jika tidak segera dilakukan tindakan serta dukungan dari oarang yang berpengalaman. 5. Tingkat adopsi Bila seseorang memiliki pengalaman yang menyenangkan pada tingkat percobaan maka pembinaan teratur sangat diperlukan agar semakin memperkuat keyakinan. Misalnya seseorang mau mengikuti tingkah laku yang baru dengan tidak ragu-ragu datang ke poli gigi bila ada masalah yang dirasakan pada gigi dan mulut.

2.5. Kesehatan Gigi dan Mulut

Dokumen yang terkait

Perilaku Ibu dalam Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Usia Sekolah di SDN 054936 Wonorejo Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat Tahun 2013

2 102 90

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Pasien terhadap Pemanfaatan Ulang Pelayanan Poli Gigi dan Mulut di Puskesmas Dalu Sepuluh B Kecamatan Tanjung Morawa

6 130 158

Determinan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Oleh Peserta Jamkesmas Di Puskesmas Medan Helvetia Tahun 2013

9 106 138

Efektivitas Pelayanan Kesehatan Di Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

26 187 137

Determinan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Oleh Peserta Jamkesmas di Puskesmas Medan Helvetia Tahun 2013

7 93 146

KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLI GIGI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN 2015

0 3 39

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Kesehatan 2.1.1. Pengertian Perilaku Kesehatan - Gambaran Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Dalam Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Poli Gigi Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2015

0 0 35

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Gambaran Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Dalam Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Poli Gigi Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2015

0 0 9

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLI GIGI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN 2015

1 0 15

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Pasien terhadap Pemanfaatan Ulang Pelayanan Poli Gigi dan Mulut di Puskesmas Dalu Sepuluh B Kecamatan Tanjung Morawa

0 0 27