81,25 – 100
: sangat suka
Tabel  diatas  menunjukkan  pada  sampel  424  aspek  warna  persentasenya 81,56  ,  rasa  manis  76,56  ,  rasa  sukun  77,19  ,  aroma  68,75  ,  dan  tekstur
59,06  .  Sampel  332  aspek  warna  persentasenya  83,75  ,  rasa  manis  81,56  , rasa sukun 71,88 , aroma 68,75  dan tekstur 63,75 . Sedangkan sampel 231
persentase  dari  aspek  warna  65,63  ,  rasa  manis  60  ,  rasa  sukun  74,06  , aroma  69,38  ,  dan  tekstur  84,06  .  Secara  keseluruhan  yang  jumlah  rata-rata
dan jumlah prosentasenya paling banyak adalah sampel 332, yaitu egg roll tepung sukun yang menggunakan tepung tapioka sebanyak 110 g dalam satu resep.
4.2. PEMBAHASAN
Uraian  pembahasan  hasil  penelitian  meliputi  pembahasan  hasil  yang diperoleh  dari  uji  inderawi,  kandungan  gizi,  serta  tingkat  kesukaan  masyarakat
hasil eksperimen.
4.2.1. Uji Indrawi
4.2.1.1. Warna
Warna    merupakan  faktor  mutu  yang  sangat  mempengaruhi  kenampakan suatu  produk  pangan.  Warna  dalam  bahan  makanan  memegang  peranan  penting
karena faktor warna merupakan faktor yang pertama kali diamati oleh konsumen, sedangkan faktor lainnya akan diamati kemudian Bambang Kartika, 1988 : 6.
Berdasarkan  hasil  perhitungan  analisis  varians  klasifikasi  tunggal  pada indikator  warna  egg  roll  tepung  sukun  menunjukkan  bahwa  ada  perbedaan  yang
nyata pada sampel 424  dan sampel 231. Sedangkan sampel 424 dengan  332 dan sampel 332 dengan 231 menunjukkan tidak berbeda nyata
Pada uji inderawi yang telah dillakukan oleh 16 orang panelis terlatih, nilai rerata yang tertinggi pada sampel 424 yaitu 3,38. Hal tersebut menujukkan bahwa
sampel  424  memiliki  warna  kuning  keemasan.  Pada  sampel  332  nilai  reratanya adalah 3,00  menunjukkan warna kuning. Sampel 231 nilai  reratanya adalah 2,25
menunjukkan warna kuning keputihan. Perpaduan  bahan-bahan  yang  digunakan  menghasilkan  warna  kuning
keemasan  hingga  kuning  pucat  pada  egg  roll.  Tepung  sukun  berwarna  putih kekuningan, margarin dan butter memberikan warna kuning dalam pembuatan egg
roll  tepung  sukun.  Sedangkan  gula  setelah  dipanaskan  mengalami  proses karamelisasi  dan  menghasilkan  warna  kecoklatan.    Jumlah  penggunaan  tepung
tapioka  yang  berbeda  menyebabkan  kadar  gula  yang  terkandung  dalam  adonan juga  berbeda.  Pada  tahap  pemanggangan  terjadi  proses  karamelisasi  dari  gula
yang  menghasilkan  warna  kecoklatan  pada  egg  roll.  Pada  adonan  yang  kadar gulanya paling tinggi akan menghasilkan warna egg roll paling coklat.
Tepung  tapioka  berwarna  putih  terang,  sehingga  semakin  banyak  tepung tapioka  yang  digunakan  semakin  terang  pucat  warna  pada  egg  roll  yang
dihasilkan. D
alam SNI 01-3451-1994 yang membagi tepung tapioka menjadi tiga kelas berdasarkan derajat keputihan yang dapat dilihat pada tabel syarat mutu tepung tapioka.
Derajat putih  BaSo4 = 100 yang ditentukkan yaitu mutu I minimal 94,5 , mutu II minimal 92,0 , mutu III kurang dari 92 .
Derajat putih pada tepung tapioka diukur menggunakan alat Kett
Electric Laboratory C-100-3 Whitenessmeter.
Menurut Meyer 1960  dalam  Mulyandari  1992,  derajat  putih  sangat  dipengaruhi  oleh  proses
ekstraksi pati. Semakin murni proses ekstraksi pati, maka tepung yang dihasilkan
akan  semakin  putih.  Jika  proses  ekstraksi  pati  dilakukan  dengan  baik  maka semakin banyak komponen pengotor yang hilang bersama air pada saat pencucian
pati. Kriteria  warna  egg  roll  yang  baik  adalah  berwarna  kuning  keemasan.
Sampel  424,  yaitu  egg  roll  tepung  sukun  yang  menggunakan  tepung  tapioka sebanyak 90 g memiliki warna kuning keemasan, sehingga sampel ini merupakan
sampel paling baik pada aspek warna dibandingkan sampel yang lain.
4.2.1.2. Rasa
Rasa  pada  suatu  makanan  mempunyai  peran  yang  sangat  penting,  sebab dengan  rasa  seseorang  dapat  mengetahui  dan  menilai  apakah  makanan  itu  enak
atau  tidak.  Rasa  pada  suatu  bahan  makanan  dipengaruhi  oleh  bahan  dasar  yang digunakan.  Bahan  pangan  pada  umumnya  tidak  hanya  memiliki  satu  rasa
melainkan  gabungan  berbagai  macam  rasa  secara  terpadu  Kartika,  1988:  14. Rasa  lebih  banyak  melibatkan  panca  indera  yaitu  lidah,  karena  lidah  senyawa
dapat dikenali rasanya. Berdasarkan perhitungan analisis varians klasifikasi tunggal pada indikator
rasa manis egg roll hasil eksperimen menujukkan pada sampel 424 dengan sampel 332  tidak  berbeda  nyata,  sedangkan  sampel  424  dengan  sampel  231  dan  332
dengan 231 berbeda nyata. Pada  hasil  uji  inderawi  menunjukkan  sampel  332,  yaitu  egg  roll  yang
menggunakan  tepung  sukun  sebanyak  100  g  dan  tepung  tapioka  sebanyak  110  g adalah sampel  yang memiliki  rasa manis  yang paling ideal  dibandingkan dengan
sampel yang lain. Rasa manis pada egg roll berasal dari gula pasir dan karbohidrat
yang  terkandung  dalam  bahan-bahan  yang  digunakan.  Karbohidrat  apabila direaksikan  dengan  air  dihidrolisis,  akan  terurai  menjadi  monosakarida-
monosakarida gula-gula. Komposisi gula yang digunakan dalam pembuatan egg roll  harus  tepat  agar  mendapatkan  rasa  manis  yang  sangat  ideal.  Penggunaan
tepung  tapioka  dengan  jumlah  yang  berbeda  dan  jumlah  gula  yang  sama  akan menghasilkan  rasa  manis  yang  berbeda.  Semakin  banyak  tepung  tapioka  maka
kurang.  Rasa  manis  yang  berlebihan  atau  kurang  dapat  mengurangi  kualitas  egg roll tepung sukun yang dibuat.
Tepung sukun memiliki  rasa khas sukun  yang cukup kuat,  sehingga pada egg roll hasil eksperimen rasa sukun yang nyata. Pada sampel 424 memiliki rasa
sukun  paling  nyata  dibandingkan  sampel  yang  lain,  karena  tepung  tapioka  yang digunakan jumlahnya paling sedikit yaitu sebanyak 90 g. Semakin sedikit tepung
tapioka  yang  digunakan  berarti  jumlah  campuran  pada  adonan  egg  roll  semakin sedikit, sehingga rasa sukun yang dihasilkan semakin nyata.
4.2.1.3. Aroma
Aroma  dapat  didefinisikan  sebagai  sesuatu  yang  dapat  diamati  dengan indera  pembau.  Aroma  sukar  untuk  diukur  sehingga  biasanya  menimbulkan
pendapat  yang  berlainan  dalam  menilai  kualitas  aromanya  Bambang  Kartika, 1988:10.  Perbedaan  pendapat  tersebut  disebabkan  karena  setiap  orang  memiliki
intensitas  penciuman  yang  tidak  sama  meskipun  mereka  dapat  membedakan aroma, namun setiap orang mempunyai kesukaan yang berlainan.
Berdasarkan  hasil  perhitungan  analisis  varians  klasifikasi  tunggal  pada indikator aroma harum menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata pada
masing-masing  sampel.  Aroma  harum  khas  egg  roll  tepung  sukun  timbul  dari bahan-bahan  yang  digunakan,  yaitu  telur,  gula,  margarin,  butter,  dan  tepung
sukun.  Tepung  tapioka  dalam  pembuatan  egg  roll  tidak  banyak  berpengaruh terhadap aroma.
Indikator aroma yang baik pada egg roll tepung sukun adalah aroma sukun yang  sangat  nyata.  Tepung  sukun  mempunyai  aroma  khas  yang  cukup  kuat,
sehingga aroma sukun ini cukup dominan dalam  egg roll hasil eksperimen. Pada ketiga  sampel  eksperimen  aroma  yang  dihasilkan  tidak  berbeda  nyata  atau  kecil
perbedaanya. Tepung tapioka tidak memiliki aroma yang kuat dan selisih jumlah penggunaan  masing-masing  sampel  tidak  terlalu  banyak,  sehingga  penambahan
tepung  tapioka  dalam  pembuatan  egg  roll  tepung  sukun  ini  tidak  terlalu memberikan pengaruh.
4.2.1.4. Tekstur
Tekstur  merupakan  sensasi  tekanan  yang  dapat  dirasakan  dengan  mulut dan dirasakan pada waktu digigit, dikunyah, ditelan ataupun perabaan dengan jari
Bambang  Kartika,  1988:10.  Tekstur  yang  baik  dipengaruhi  oleh  bahan  dasar yang digunakan.
Berdasarkan  hasil  perhitungan  analisis  varians  klasifikasi  tunggal  pada indikator tekstur egg roll tepung sukun menggunakan jumlah tepung tapioka yang
berbeda menunjukkan bahwa sampel 231 merupakan sampel yang paling renyah. Pada  sampel  231  menggunakan  tepung  tapika  dengan  jumlah  paling  panyak
dibandingkan  sampel  yang  lain,  yaitu  sebanyak  130  g.  Tepung  tapioka  dalam pembuatan  egg  roll  ini  berfungsi  sebagai  perenyah.  Pati  memiliki  daya  serap  air
yang  cukup  tinggi.  Pada  proses  pemanggangan,  air  yang  menguap  lebih  banyak, sehingga  kandungan  air  pada  egg  roll  semakin  rendah  dan  menghasilkan  tekstur
yang renyah. Semakin banyak tepung tapioka yang digunakan maka egg roll yang digunakan akan semakin renyah.
Menurut  Matz  1992,    tingkat  pengembangan  dan  tekstur  dari  makanan ringan  snack  dipengaruhi  oleh  rasio  amilosa  dan  amilopektin.  Pati  yang
memiliki  kandungan  amilopektin  tinggi  cenderung  memberikan  karakter  produk yang  fragile  mudah  pecah,  sedangkan  amilosa  akan  memberikan  tekstur  yang
lebih tahan terhadap kemudahan untuk pecah.
Sehingga,  semakin  rendah  rasio  amilosa  dan  amilopektin  pada  tepung tapioka maka kerenyahan pada egg roll yang dihasilkan akan semakin tinggi.
Egg  roll  tepung  sukun  sukun  hasil  eksperimen  masih  kurang  renyah.  Hal tersebut  dipengaruhi  oleh  tepung  sukun  yang  digunakan  kurang  kering  kadar
airnya  masih  cukup  tinggi.  Untuk  mendapatkan  tepung  sukun  yang  kering  bisa dilakukan dengan menjemur kembali atau dengan disangrai sebelum digunakan.
4.2.2. Uji Kandungan Gizi
Hasil  uji  kandungan  gizi  egg  roll  terbaik  dibandingkan  dengan  standar SNI  yang ada. Menurut SNI 01-2973-1992, biskuit diklasifikasikan dalam empat
jenis: biskuit keras,  crackers,  cookies dan  wafer. Egg roll masuk dalam  kategori cookies,  sehingga  egg  roll  tepung  sukun  terbaik  di  bandingkan  dengan  SNI
cookies.  Perbandingan  kandungan  gizi  pada  egg  roll  tepung  sukun  dengan  SNI dapat diliihat pada tabel berikut :
Tabel 4.17. Tabel Kandungan Gizi Egg Roll tepung Sukun dan SNI No
Zat gizi Kandungan gizi egg
roll tepung sukun SNI
1 Kadar air
11,1 Maksimum 5
2 Kadar abu
2,17 Maksimum 2
3 Kadar lemak
3.72 Minimum 7
4 Protein
6,19 Minimum 6
5 Karbohidrat
52,77 Minimum 70
6 Vitamin C mg
16,78 -
7 Fosfor mg
0,12 -
8 Calsium mg
17,89 -
Dari  tabel  diatas  menunjukkan  bahwa  kadar  air,  kadar  abu,  kadar  lemak, protein dan karbohidrat pada egg roll tepung sukun dengan kulitas terbaik belum
memenuhi syarat SNI, sedangkan kandungan vitamin C, fosfor dan kalsium belum menjadi  syarat  mutu  pada  SNI.  Egg  roll  tepung  sukun  hasil  eksperimen  terbaik
baik  untuk  dikonsumsi  karena  memiliki  sejumlah  kandungan  gizi  yang dibutuhkan oleh tubuh, meskipun belum memenuhi standard yang ditentukan oleh
SNI.  Kelebihan  dari  egg  roll  tepug  sukun  ini  adalah  mengandung  vitamin  C, fosfor, dan kalsium  walaupun dalam SNI  belum  mencantumkan zat  gizi  tersebut
sebagai syarat mutu pada cookies. Kalsium,  fosfor  dan  vitamin  C  memiliki  banyak  manfaat  dan  merupakan
zat  gizi  yang  dibutuhkan  oleh  tubuh  manusia.  Kalsium  berfungsi  untuk pembentukan  dan  pemeliharaan  tulang  dan  gigi,  mencegah  osteoporosis,
penyimpanan glikogen, dan melancarkan fungsi otot, otak dan sistem syaraf. Fosfor  berfungsi
untuk  pembentukan  tulang  dan  gigi,  penyimpanan  dan
pengeluaran energi perubahan antara ATP dengan ADP. DNA dan RNA terdiri dari  fosfor  dalam  bentuk  fosfat,  demikian  juga  membran  sel  yang  membantu
menjaga  permeabilitas  sel.  Fungsi  Vitamin  C  diantaranya    untuk  meningkatkan sistem  kekebalan  tubuh,  mencegah  sariawan  dan  sebagainya.  Dilihat  dari
kandungan  gizi  tersebut  maka  egg  roll  tepung  sukun  baik  dikonsumsi  untuk memenuhi kebutuhan gizi pada tubuh manusia.
4.2.3. Uji Kesukaan
Berdasarkan  uji  kesukaan  yang  dilaksanakan  oleh  80  orang  panelis  tidak terlatih.  Pada  aspek  warna  panelis  lebih  menyukai  sampel  424  karena
menghasilkan  warna  kuning  keemasan.  Panelis  menganggap  warna  kuning keemasan  adalah  warna  terbaik,  karena  egg  roll  pada  umumnya  juga  memiliki
warna kuning keemasan. Warna kuning keemasan berasal dari perpaduan warna- warna bahan yang digunakan. Bahan yang paling berpengaruh adalah kuning dari
tepung  sukun  yang  berwarna  putih  kekuningan,  margarin  dan  butter,  dan  warna kecoklatan  yang  dihasilkan  gula  yang  mengalami  proses  karameliasasi,  sehingga
menghasilkan warna kuning keemasan. Pada aspek rasa manis dan rasa sukun, sampel 332  paling disukai karena
rasa manis dan rasa sukun yang dihasilkan paling ideal dibandingkan sampel yang lain.  Komposisi  bahan-bahan  yang  tepat  pada  sampel  332,  yaitu  100  g  tepung
sukun, 110 g tepung tapioka. Dari hasil uji kesukaan sampel yang paling disukai adalah  sampel  332,  yaitu  egg  roll  tepung  sukun  yang  menggunakan  tepung
tapioka  sebanyak  110g.  Hal  tersebut  menunjukkan  egg  roll  tepung  sukun  yang dengan rasa sukun yang sangat nyata atau terlalu kuat kurang disukai.
Tingkat kesukan masyarakat pada aspek aroma dari ketiga sampel egg roll tepung  sukun  hasilnya  relatif  sama,  karena  aroma  sukun  yang  dihasilkan  sangat
nyata.  Tepung  sukun  memiliki  aroma  yang  cukup  kuat,  sehingga  aroma  yang dihasilkan  dari  ketiga  egg  roll  hasil  eksperimen  sangat  nyata.  Tepung  sukun
memilki aroma agak langu khas sukun. Dari hasil uji kesukaan dihasilkan aroma yang  paling  disukai  adalah  sampel  egg  roll  yang  menggunakan  tepung  tapioka
sebanyak  110g.  Hal  tersebut  menunjukkan  bahwa  masyarakat  kurang  menyukai aroma sukun yang sangat kuat, karena aroma langu yang muncul sangat nyata.
Pada  aspek  tekstur  egg  roll  hasil  eksperimen  yang  paling  disukai  adalah sampel 231, karena memiliki tekstur yang paling renyah dan kering dibandingkan
dengan  sampel  lainnya.  Hal  tersebut  disebabkan  pada  sampel  ini  menggunakan tepung  tapioka  paling  banyak  daripada  sampel  yang  lainnnya,  yaitu  pada  100  g
tepung sukun  menggunakan tepung tapioka sebanyak 130 g.
84
BAB V PENUTUP