METODE TEKNIK ANALISIS DATA

Semarang dan mahasiswa unnes.

3.5. METODE TEKNIK ANALISIS DATA

Metode analisis data adalah cara pengolahan data yang diperoleh dari hasil pengujian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa varian anava klasifikasi tunggal untuk mengetahui perbedaan kualitas antar sampel egg roll tepung sukun dan analisis deskriptif persentase digunakan untuk uji kesukaan. Sedang untuk mengetahui kandungan gizi yang berupa kalsium, fosfor, dan vitamin C maka dilakukan uji laboratorium. 3.5.1. Analisis Varian Klasifikasi Tunggal Dalam penelitian perbedaan kualitas organoleptik egg roll yang disebabkan adanya pengaruh tepung tapioka akan diamati dan dinilai secara inderawi oleh panelis, selanjutnya hasil uji inderawi tersebut dianalisis menggunakan anava klasifikasi tunggal. Tujuan penggunaan analisis varian anava klasifikasi tunggal yaitu untuk mengetahui adanya perbedaan yang produk egg roll hasil eksperimen. Namun sebelum uji anava dilakukan maka dilakukan uji normalitas dan homogenitas sebagai pra syarat hipotesis. 3.5.2. Uji Normalitas Uji normalitas adalah suatu cara untuk mengetahui apakah data yang dari penilaian itu normal atau tidak. Untuk membuktikannya maka perlu dilakukan uji normalitas dengan metode liliefors karena jumlah sampel kurang dari 30 Sudjana 2002: 467. Uji kenormalan ini dapat dipenuhi melalui dua jalan. Pertama, mengadakan pengetesan normalitas test of normality dengan rumus- rumus yang sudah diketahui. Ini dilakukan jika belum mempunyai bukti-bukti bahwa gejala yang diselidiki mengikuti ciri-ciri distribusi normal. Kedua, jika telah mempunyai bukti-bukti bahwa variable yang diselidiki telah mengikuti distribusi normal, baik bukti ini diperoleh dari penyelidikan-penyelidikan pendahuluan maupun dari penyelidikan-penyelidikan orang lain yang mendahului, dapat menggunakan bukti-bukti ini sebagai landasan untuk memenuhi syarat atau tuntutan normalitas ini. Uji kenormalan dilakukan secara parametrik dengan menggunakan penaksir rata-rata dan simpangan baku, maka dalam bagian ini akan diperlihatkan uji kenormalan secara nonparametric. Uji yang digunakan dikenal dengan nama uji liliefors. Misalkan kita mempunyai sampel acak dengan hasil pengamatan x , x ,….,xn. Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa distribusi tidak normal. Untuk pengujian hipotesis nol tersebut kita tempuh prosedur berikut : a. Pengamatan x ,x ,….,xn dijadikan bilangan baku z , z ,….,zn dengan menggunakan rumus Zi = Xi - x x dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel. b. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang Fzi = P z≤zi. c. Selanjutnya dihitung proporsi z ,z ,….,zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh Szi, maka Szi = banyaknya z , z , …,zn yang ≤ zi d. Hitung selisih Fzi – Szi kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut. Misalnya harga terbesar ini Lo. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, kita bandingkan Lo ini dengan nilai krisis L yang diambil dari daftar XIX 11 untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima. Sudjana 1996 : 466-467 3.5.3. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah masing-masing kelompok mempunyai kesamaan rerata varians. Uji homogenitas adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari penilaian panelis agak terlatih itu homogen atau tidak. Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Membuat tabel harga-harga yang diperoleh dengan uji Bartlett. b. Menghitung varian gabungan dari semua sampel, dengan rumus : Sampel Dk 1dk Si log Si² Dk log Si 1 n1-1 1n1-1 S1² log S1² n1-1 log S1² 2 n2-1 1n2-1 S2² log S2² n2-1 log S2² K nk-1 1nk-1 Sk² log Sk² nk-1 log Sk² Jumlah Σni-1 Σ 1 ni-1 - - Σni-1log . Si s² = {Σni-1si² Σni-1} c. Menghitung harga satuan B, dengan rumus : B = log s² Σ ni-1 d. Menghitung harga data, dengan rumus : x² = 2,303 log B – n-1 e. Menghitung harga x² yang diperoleh dengan harga tabel Kriteria : Ho ditolak jika x² hitung x² tabeldata homogen, dengan keterangan Dk : derajat kebebasan masing-masing sampel Si : varian masing-masing sampel Ni : jumlah masing-masing sampel S 2 : varian gabungan B : Koefisien Bartlett Berikut table analisis variasi klasifikasi tunggal Tabel 3.3. Tabel Analisis Varian Klasifikasi Tunggal Sumber : Sudjana, 1996 Keterangan : a : Banyaknya sampel Sumber varian Derajat bebas db Jumlah Rerata JK mk Panelis a Sampel b ErrorKesalahan c Dba = a – 1 Dbb = b – 1 Dbc = dba . Dbb Jka = Σx² - Σx² a n jkb=Σx1² - Σx1² b N jkc = jk – jka – jkb Mka = jka Dba Mkb = jkb dbb Mkc = jkc Dbc Total Dbt = a.b – 1 Jkt=ΣΣx1 - Σx1² N b : Jumlah panelis N : Jumlah subyek seluruhnya Σx² : Jumlah total nilai panelis Σ Σx1² : Jumlah nilai sampel Σx1² : Jumlah total nilai Σx1² : Faktor koreksi N Apabila data yang dihasilkan signifikan, maka dilanjutkan dengan uji tukey. Metode ANAVA ini digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka Fo hasil perhitungan harus dikonsultasikan dengan nilai F tabel. Adapun ringkasan analisisnya adalah sebagai berikut : Apabila diperoleh harga dari F hitung Fo F tabel F1 pada taraf signifikan 5 , maka hipotesis nol Ho ditolak dan hipotesis kerja Ha diterima dan jika F hitung Fo ≤ F tabel F1 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Apabila F hitung Fo f tabel F1 maka dapat dikatakan bahwa diantara sampel terdapat perbedaan yang nyata. 3.5.4. Uji Tukey Uji tukey digunakan apabila dari perhitungan anava klasifikasi tunggal menyebutkan adanya perbedaan, jika tidak ada perbedaan maka tidak perlu dilakukan uji lanjutan atau uji tukey. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan antar sampel egg roll tepung sukun hasil eksperimen, dilakukan uji tukey dengan nilai pembanding. Nilai pembanding = Standar Error x Nilai Least Signifikan Difference = SE x LSD 5 Dalam uji tukey digunakan rumus sebagai berikut : Standar Error = √ Rata – rata jumlah kuadrat error Jumlah panelis Nilai Least Signifikan Difference dapat dilihat pada tabel. Sebelum dibandingkan harus dicari rata – rata masing – masing sampel dengan rumus sebagai berikut : Nilai rata – rata = ∑x N Ketentuan penilaian adalah jika nilai selisih antar sampel Np nilai pembanding, berarti terdapat perbedaan yang nyata.

5.3.3. Analisis Kandungan Gizi Egg Roll Tepung Sukun

Analisis kandungan gizi egg roll hasil eksperimen terbaik dilaksanakan di laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Semarang. Untuk mengetahui kandungan Kalsium, fosfor, dan Vitamin C pada egg roll hasil eksperimen terbaik.

5.3.4. Analisis Kesukaan dengan Deskriptif Prosentase

Metode analisis perbedaan kesukaan masyarakat terhadap egg roll tepung sukun dengan penggunaan tepung tapioka yang berbeda dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif persentase. Komponen mutu organoleptik yang akan dianalisis yaitu rasa, warna, tekstur, dan aroma. Untuk mengetahui kesukaan masyarakat terhadap egg roll tepung sukun dengan penggunaan tepung tapioka yang berbeda dilakukan dengan analisis deskriptif persentase. Menurut Ali 1996:194 rumus analisis deskriptif persentase adalah sebagai berikut: 100 x N n X Keterangan : X : skor persentase n : Jumlah skor kualitas warna, aroma, rasa dan tekstur N : Skor ideal skor tertinggi x jumlah panelis Untuk merubah data skor persentase menjadi skor terbaik, analisisnya sama dengan analisis deskriptif dengan nilai yang berbeda, yaitu : 1 Menghitung skor maksimal Skor maksimal = Jumlah panelis x nilai tertinggi = 80x4 = 320 2 Menghitung skor minimal Skor minimal = Jumlah panelis x nilai terendah = 80x1 = 80 3 Menghitung persentase maksimal Persentase maksimum = 100 x maksimal skor maksimum Skor = 100 320 320 x = 100 4 Menghitung skor persentase minimal Persentase minimum = 100 min x maksimum Skor imum Skor = 100 320 80 x = 25 5 Menghitung rentang persentase Rentangan = Persentase maksimum- Persentase minimum = 100 - 25 = 75 6 Menghitung interval kelas persentase Interval persentase = Rentangan: Jumlah kriteria = 75 : 4 =18,75 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat dibuat tabel interval persentase dan kriteria kesukaan berikut ini. Tabel 3.4. Interval Persentase dan Kriteria Kesukaan No Persentase Kriteria kesukaan 1 2 3 4 25 - 43,74 43,75 - 62,4 62,5 - 81,24 81,25 – 100 Tidak suka Kurang suka Suka Sangat suka Jumlah skor tiap aspek penilaian berdasarkan tabulasi dan data hitung persentasenya, kemudian hasilnya dikonsultasikan dengan tabel diatas sehingga diketahui kriteria kesukaan masyarakat. 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN