Kadar air Derajat putih Derajat asam Cemaran logam

Proses pembuatan tepung tapioka mengalami perkembangan, dengan ditemukannya tapioka termodifikasi modified tapioca starch. Tapioka termodifikasi bukan varietas baru, namun dimodifikasi untuk memaksimalkan fungsinya di industry pangan. Kelemahan dalam penggunaan tapioka sebelum dimodifikasi adalah tidak larut dalam air dingin, pemasakannya memerlukan waktu cukup lama, dan pasta yang terbentuk cukup keras. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan modifikasi pada tapioka. Modifikasi tapioka dilakukan dengan cara merendamnya dalam asam klorida, sehingga dihasilkan pati yang strukturnya lebih renggang. Pada pembuatan kue kering, tapioka termodifikasi lebih mudah dicampur dalam proses mencampur adonan dan mempercepat proses penguapan air pada saat dipanggang. Kue yang dihasilkan akan menjadi lebih padat, kering, dan gurih. Berikut ini adalah syarat mutu tepung tapioka menurut SNI yang harus dipenuhi oleh para produsen tepung tapioka baik dari industri besar maupun industri rumah tangga. Tabel 2.4. Syarat mutu tepung tapioka menurut SNI 01-3451-1994 No. Jenis uji Satuan Persyaratan Mutu I Mutu II Mutu III

1. Kadar air

Maks.15.0 Maks.15.0 Maks.15.0 2. Kadar abu Maks. 0.60 Maks. 0.60 Maks. 0.60 3. Serat dan benda asing Maks. 0.60 Maks. 0.60 Maks. 0.60

4. Derajat putih

BaSO4=100 Min. 94.5 Min. 92.0 92

5. Derajat asam

Volume NaOH Maks. 3 Maks. 3 Maks. 3

6. Cemaran logam

- Timbal - Tembaga - Seng - Raksa - Arsen mgkg mgkg mgkg mgkg mgkg Maks. 1.0 Maks.10.0 Maks.40.0 Maks.0.05 Maks. 0,5 Maks. 1.0 Maks.10.0 Maks.40.0 Maks.0.05 Maks. 0,5 Maks. 1.0 Maks.10.0 Maks.40.0 Maks.0.05 Maks. 0,5 7. Cemaran mikroba - Angka lempeng total - E. coli - Kapang Kolonig Kolonig Kolonig Maks. 1.0 x 10 6 - Maks.1.0x 10 4 Maks. 1.0x 10 6 - Maks.1.0x 10 4 Maks. 1.0x10 6 - Maks.1.0x 10 4 Pati dalam jaringan tanaman mempunyai bentuk granula butir yang berbeda-beda. Dengan mikroskop jenis pati dapat dibedakan karena mempunyai bentuk, ukuran, letak hilum yang unik dan juga dengan sifar birefringent-nya. Birefringent adalah sifat granula pati merefleksikan cahaya terpolarisasi, sehingga dibawah mikroskop terlihat kristal hitam putih. Pada saat granula mulai pecah, safat birefrigent ini akan menhilang. Winarno, 1991 :28 Granula pati memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda tergantung sumbernya. Menurut Moorthy 2004, ukuran granula tapioka menunjukkan variasi yang besar yaitu sekitar 5-40 µm dengan bentuk oval dan bulat. Variasi tersebut dipengaruhi oleh varietas tanaman singkong dan periode pertumbuhan pada musim yang berbeda. Pada pati, yang berpengaruh tehadap kerenyahan pada makanan adalah kandungan amilosa dan amilopektinnya. Pati yang memiliki kandungan amilopektin tinggi cenderung memberikan karakter produk yang fragile mudah pecah, sedangkan amilosa akan memberikan tekstur yang lebih tahan terhadap kemudahan untuk pecah. Sehingga berdasarkan hasil analisis korelasi dapat disimpulkan bahwa semakin rendah rasio amilosa dan amilopektin pada tepung tapioka maka kerenyahan yang dihasilkan akan semakin tinggi Adie Muhammad R, 2007. Amilosa merupakan rantai lurus yang terdiri dari molekul- molekul glukosa yang berikatan α-141,4-D-glukosa. Panjang polimer dipengaruhi oleh sumber pati dan akan mempengaruhi berat molekul yang lebih besar dibandingkan dengan berat molekul amilosa serealia, dengan rantai polimer lebih panjang daripada rantai polimer amilosa serealia Moorthy, 2004.

2.5. KERANGKA BERPIKIR