Analisis Dietary Fiber Hellendoorn, et al., 1975 Analisis Asam Lemak Rantai Pendek SCFA

30 kemudian dibubuhi 10-15 ml larutan KI 30 dan 25 ml asam sulfat 25 dan dititrasi dengan Na-tiosulfat 0.1 N memakai indikator pati 2-3 ml. Untuk memperjelas perubahan warna, pada akhir titrasi sebaiknya pati ditambahkan pada saat titrasi hampir berakhir. Penetapan berat glukosa dilakukan dengan membandingkan volume Na-tiosulfat yang diperlukan dalam suatu daftar. Perhitungan kadar gula dilakukan dengan memakai rumus: Kadar gula = mg glukosa x pengenceran x 100 mg sampel

13. Analisis Dietary Fiber Hellendoorn, et al., 1975

Sejumlah sampel yang akan dianalisis dihancurkan dengan blender. Kemudian ditambahkan beberapa tetes isoamil alkohol dan kristal timol. Suspensi yang diperoleh dijadikan 1 liter. Sebanyak 50 ml dari suspensi tersebut mengandung tidak lebih dari 1 gram pati dipipet ke dalam gelas piala 250 ml, lalu tambahkan 50 ml HCl 0.2 N dan 100 mg pepsin. Setelah diaduk dengan rata, campuran tersebut diinkubasikan pada suhu 40°C selama 18 jam. Setelah pencernan pepsin, campuran dinetralkan dengan larutan NaOH 4 N dan 50 ml larutan bufer pH 6.8. Kemudian ditambahkan 100 mg pankreatin dan 300 mg sodium dodesilsulfat. Campuran diinkubasikan pada suhu 40°C selama 1 jam sambil diaduk. Setelah pencernaan, campuran tersebut diasamkan dengan HCl 4 N sampai mencapai pH 4-5. Suspensi kemudian disentrifusi selama 30 menit . Supernatan disaring dengan filter gelas 1-G-3 yang berisi pasir setebal 15 mm. Endapan dicuci dengan air destilata dan disentrifusi kembali. Cuci residu yang diperoleh dan disaring dengan filter gelas 1-G-3. Bilas tiga kali dengan air dan tiga kali dengan aseton. Filter gelas yang mengandung residu dikeringkan pada suhu 105°C semalam. Berat residu kering menyatakan kandungan serat makanan dari sampel. 31

14. Analisis Asam Lemak Rantai Pendek SCFA

Sampel disaring dengan membran filter dan sampel diinjeksikan sebanyak 10 μl ke HPLC dengan kondisi fase gerak H 2 SO 4 0.01 N, flow 0.5 mlmenit, kolom organik couloum, suhu oven 50°C, detector UV 210 nm. Standar yang digunakan adalah asam format 0.236 , asam asetat 0.257 , asam propionat 0.3254 dan asam butirat 0.2139 . D. PENGOLAHAN DATA Pengaruh jenis media, jenis RS, serta jenis BAL terhadap pertumbuhan bakteri dapat diketahui dengan menggunakan rancangan percobaan acak lengkap RAL faktorial. Program yang digunakan yaitu program SPSS Statistical Program for Social Sciense , metode ANOVA Analysis of Variance dan uji lanjut Duncan pada taraf kepercayaan 0.05. 32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SELEKSI UMBI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi prebiotik dari Resistant Starch RS yang diperoleh dari umbi-umbi lokal Indonesia. Ketiga umbi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu ganyong Canna edulis, kentang Solanum tuberosum , dan kimpul Xanthosoma violaceum Schott dapat dilihat pada Gambar 8. Pemilihan ketiga umbi ini didasarkan pada rendemen pati dan amilosa umbi karena dalam pembuatan RS diperlukan bahan dasar pati sedangkan kadar amilosa akan berpengaruh pada pembuatan RS. Menurut Sievert dan Pomeranz 1989, kadar amilosa tinggi akan meningkatkan rendemen RS. Umbi-umbian yang digunakan adalah umbi yang sudah cukup tua sehingga memiliki kadar pati yang cukup tinggi. a b c Gambar 8. Ketiga umbi yang digunakan dalam penelitian: a ganyong; b kentang yang digunakan dalam penelitian; c kimpul. 33

1. Rendemen dan Kadar Air Pati