21 MMRSB + RS
sRS
Analisis fisiko kimia: • Densitas kamba dan densitas padat
• a
w
• Kelarutan dalam air • uji amilograf
• Derajat putih • kadar amilosa,
• Kadar RS
Jenis BAL dan RS terpilih
ANALISIS DIETARY FIBER DAN SCFA
Gambar 7. Diagram alir penelitian
1. Ekstraksi pati dari umbi-umbian
Dalam penelitian ini digunakan 3 jenis umbi, yaitu ganyong, kentang, dan kimpul yang diekstraksi patinya dengan cara: umbi dikupas, dicuci,
dihancurkan, diekstraksi dengan air umbi:air = 1:4, diendapkan, disaring, dikeringkan dengan oven suhu 40
C, dan terakhir disaring dengan saringan 100 mesh.
Inkubasi 24 jam, 37 C
22
2. Pembuatan RS tipe III Metode Lehmann, 2002
Pati dibuat menjadi RS tipe III sebagai berikut: pati disuspensikan dalam air 20 ww, di-autoklaf selama 30 menit pada suhu 121
o
C, dididinginkan dan disimpan pada suhu 4 selama 24 jam, kemudian
dikeringkan dengan freeze dryer.
3. Pembuatan RS tipe IV
Pembuatan RS tipe IV sebagai berikut: Sebanyak 100 gram pati dilarutkan dalam 150 ml akuades, diatur pH sampai 10.5 dengan NaOH 5
sambil diaduk dengan kuat. Selanjutnya ditambah dengan POCl
3
0.2 dari berat tepung, diinkubasi pada environmental orbital shaker T = 40
o
C, kecepatan putaran 200 rpm, selama 2 jam, kemudian diatur pH-nya sampai
5.5 menggunakan HCl dan disaring dengan penyaring vakum. Endapan pati yang diperoleh dicuci dengan air 150 ml sebanyak 5 kali. Selanjutnya pati
dikeringkan dalam oven vakum 50
o
C, 24 jam, digiling dan diayak.
4. Uji Prebiotik secara in vitro
a. Persiapan kultur BAL Fardiaz, 1989
BAL dibuka dari ampul dan disegarkan ke dalam 10 ml MRSB. MRSB tersebut kemudian dimasukkan ke dalam inkubator 37
C selama 48 jam. Setelah 48 jam, BAL tersebut kembali disegarkan dengan
mengambil 1 ml dari tabung MRSB lama ke tabung berisi MRSB baru. MRSB itu kemudian diinkubasi kembali selama 48 jam pada suhu 37
C. Metode ini dilakukan untuk setiap BAL Lactobacillus casei subsp.
Rhamnosus, Lactobacillus plantarum, dan Bifidobacterium bifidum yang digunakan. Untuk Bifidobacterium bifidum penanganannya sedikit
berbeda karena bakteri ini hidup secara anaerobik tanpa udara, maka inkubasi dilakukan dalam alat Anoxomat.
23 b.
Uji viabilitas BAL • Persiapan jumlah BAL
Sebanyak 1 ml BAL dipindahkan ke dalam MRSB lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37
C. Kemudian sebanyak 1 ml BAL dipipet dan dimasukkan ke dalam larutan pengencer NaCl 0.85
9 ml pengenceran 10
-1
. Selanjutnya dibuat pengenceran sampai 10
-7
dengan cara yang sama. Pemupukan dilakukan pada pengenceran 10
-5
- 10
-8
dengan menggunakan media MRSA dalam cawan petri. Pemupukan dilakukan duplo setiap pengenceran. Cawan petri
selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 C selama 48 jam Harrigan,
1998 dan dinyatakan dalam CFUml. N = ____
∑ c____ n
1
+ 0.1 n
2
x d N: Jumlah mikroba CFUml
∑c: Jumlah koloni dari semua cawan 25-250 koloni n
1
: Jumlah cawan pada pengenceran pertama 25-250 koloni n
2
: Jumlah cawan pada pengenceran kedua 25-250 koloni d: Pengenceran terendah dimana bakteri ditemukan
• Pertumbuhan BAL dalam media RS Disiapkan RS steril, air steril 50 mlsampel dan m-MRSB
MRSB tanpa dektrosa 50mlsampel. Sebanyak 2.5 ml BAL yang berumur 1 hari dipipet dan dimasukkan ke dalam campuran larutan 50
ml MRSBr + 2.5 RS dan larutan 50 ml air steril + 2.5 RS. Larutan ini kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37
C. Setelah inkubasi 24 jam, 1 ml larutan dipipet dan dimasukkan ke
dalam larutan pengencer NaCl 0.85 9 ml dan divorteks untuk memperoleh pengenceran 10
-1
. Selanjutnya dibuat pengenceran sampai 10
-7
dengan cara yang sama. Pemupukan dilakukan pada pengenceran 10
-5
-10
-8
dengan menggunakan media MRSA dalam cawan petri.
24 Cawan petri selanjutnya diinkubasi pada suhu 37
C dalam posisi terbalik. Pemupukan dilakukan duplo setiap pengenceran. Perhitungan
koloni dilakukan setelah 48 jam berdasarkan metode ISO Harrigan, 1998 dan dinyatakan dalam CFUml.
C. METODE ANALISIS
1. Analisis kadar air AOAC, 1984