Kadar RS Kim, et al., 2003 Analisis kadar gula pereduksi metode Luff Schoorl SNI 01-2892-1992

29

11. Kadar RS Kim, et al., 2003

Pati 0.5g dilarutkan ke dalam 0.08 M buffer fosfat 25 ml, pH 6.0 dan kemudian ditambahkan enzim α-amilase stabil terhadap panas. Gelas piala yang digunakan dilapisi dengan alumunium foil dan diinkubasi ke dalam water bath pada suhu 95 C selama 15 menit, sambil diaduk lembut setiap 5 menit sekali. Setelah didinginkan sampai suhu ruang, pH larutan diatur hingga 7.5 dengan menambahkan 0.275 N larutan NaOH 5 ml dan dilakukan penambahan enzim protease 0.05 ml, 50 mgml protease dalam buffer fosfat. Campuran larutan ini kemudian diinkubasi di dalam shaking water bath pada suhu 60 C selama 30 menit. Empat bagian etanol 95 ditambahkan dan campuran didiamkan selama satu malam pada suhu ruang. Endapan yang terkumpul kemudian dikumpulkan dalam kertas saring Toyo No. 2. Residu yang tertinggal dicuci dengan etanol 78 20 ml, 3 kali, etanol murni 10 ml, 2 kali, dan aseton 10 ml, 2 kali. Residu yang didapat dikeringkan di oven bersuhu 40 C. Sampel kemudian ditambahkan dengan α-amilase heat stable. Residu yang didapat dinyatakan tahan α-amilase heat stable dan disebut dengan A-RS. Kadar RS dihitung dengan cara sebagai berikut: RS = Bobot residu g x100 Bobot sampel g

12. Analisis kadar gula pereduksi metode Luff Schoorl SNI 01-2892-1992

Analisa kadar gula dilakukan dengan menggunakan metode Luff Schoorl. Pada metode ini, 25 ml sampel dipipet dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan ditepatkan sampai tanda tera. Sebanyak 25 ml dari larutan ini dipipet ke dalam labu ukur 100 ml kemudian ditambah Pb-asetat setengah basa dan 30 ml Na-fosfat 10. Larutan kemudian ditepatkan sampai tanda tera, disaring, dan dari larutan terakhir dipipet 5 ml ke dalam erlenmeyer 250 ml, ditambah 25 ml larutan Luff dan air suling sampai 50 ml. Larutan dipanaskan 10 menit, kemudian segera didinginkan dalam es. Larutan 30 kemudian dibubuhi 10-15 ml larutan KI 30 dan 25 ml asam sulfat 25 dan dititrasi dengan Na-tiosulfat 0.1 N memakai indikator pati 2-3 ml. Untuk memperjelas perubahan warna, pada akhir titrasi sebaiknya pati ditambahkan pada saat titrasi hampir berakhir. Penetapan berat glukosa dilakukan dengan membandingkan volume Na-tiosulfat yang diperlukan dalam suatu daftar. Perhitungan kadar gula dilakukan dengan memakai rumus: Kadar gula = mg glukosa x pengenceran x 100 mg sampel

13. Analisis Dietary Fiber Hellendoorn, et al., 1975