24 Cawan petri selanjutnya diinkubasi pada suhu 37
C dalam posisi terbalik. Pemupukan dilakukan duplo setiap pengenceran. Perhitungan
koloni dilakukan setelah 48 jam berdasarkan metode ISO Harrigan, 1998 dan dinyatakan dalam CFUml.
C. METODE ANALISIS
1. Analisis kadar air AOAC, 1984
Cawan kosong dikeringkan dalam oven selama 15 menit dan dinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang. Timbang dengan cepat kurang lebih 5
gram sampel yang sudah dihomogenkan dalam cawan. Tempatkan cawan ke dalam oven selama 6 jam. Untuk produk yang tidak mengalami dekomposisi
dengan pengeringan yang lama, dapat dikeringkan selama 1 malam 16 jam. Pindahkan cawan ke desikator, lalu dinginkan. Setelah dingin, penimbangan
dilakukan kembali. Keringkan kembali ke dalam oven sampai diperoleh bobot yang tetap.
Kadar air dry basis = W
3
x 100 W
2
Kadar air wet basis = W
3
x 100 W
1
Keterangan: W
1
: Bobot sampel sebelum dikeringkan g W
2
: Bobot sampel setelah dikeringkan g W
3
: W
3
-W
1
2. Rendemen
Pengukuran rendemen pati umbi dihitung berdasarkan perbandingan bobot pati yang diperoleh terhadap bobot umbi tanpa kulit yang dinyatakan
dalam persen . Rendemen pati = b × 100
a
25 Keterangan:
a = bobot umbi setelah dikupas g b = bobot patig
3. Uji daya cerna pati di dalam: Muchtadi et al.,1992
Enzim α-amilase dilarutkan di dalam buffer Na-Fosfat 0.05 M pH 7.
Pereaksi dinitrosalisilat dibuat dengan melarutkan 1 gram 3,5-dinitrosalisilat, 30 gram Na-K tartarat dan 1,6 gram NaOH dalam 100 ml aquades. Larutan
maltosa standar yang digunakan adalah 0-10 mg masing-masing dalam 10 ml aquades.
Sampel dibuat suspensi dalam aquades 1, kemudian dipanaskan dalam penangas air selama 30 menit pada suhu 90
C kemudian didinginkan. Sebanyak 2 ml sampel dalam tabung ditambahkan 3 ml aquades dan 5 ml
buffer Na-Fosfat 0.1 M, pH 7. Lalu diinkubasikan pada suhu 37 C selama 15
menit. Selanjutnya ditambahkan larutan enzim α-amilase dan diinkubasi lagi
pada suhu 37 C selama 30 menit.
Sebanyak 1 ml sampel dipipet ke dalam tabung reaksi lain, ditambah 2 ml pereaksi dinitrosalisilat. Lalu dipanaskan pada suhu 100
C selama 10 menit. Warna merah oranye yang terbentuk diukur absorbansinya pada
panjang gelombang 520 nm. Kadar maltosa campuran reaksi dihitung dengan menggunakan kurva standar maltosa murni yang diperoleh dengan
mereaksikan larutan maltosa standar dengan pereaksi dinitrosalisilat menggunakan prosedur seperti di atas. Blanko dibuat untuk menghitung kadar
maltosa awal bukan hasil hidrolisis enzim. Prosedur pembuatan blanko sama seperti prosedur untuk sampel hanya saja tanpa sampel dan tidak
ditambahkan larutan enzim α-amilase. Sebagai gantinya untuk blanko diganti
buffer Na-fosfat 0.1 M pH 7. DC pati = kadar maltosa sampel-kadar maltosa blanko sampel x100
kadar maltosa pati murni-kadar maltosa blanko pati murni
26
4. Densitas kamba Khalil, 1999