Uji Prebiotik secara In Vitro

47

2. Uji Prebiotik secara In Vitro

Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi prebiotik dari RS tipe III dan tipe IV dari pati umbi terpilih. Sehingga, tahap selanjutnya setelah didapatkan umbi terpilih adalah menguji potensi prebiotik RS secara in vitro dengan metode uji viabilitas BAL. Uji ini dilakukan dalam dua jenis media yaitu m-MRSB+RS MRSB tanpa dekstrosa+RS dan s-RS suspensi RS dalam air. a. Pengaruh jenis media Uji dalam media m-MRSB+RS dilakukan untuk mengetahui ketahanan BAL untuk dapat hidup pada media lengkap namun sumber karbonnya diganti dengan RS. Uji viabilitas BAL pada media s-RS dilakukan untuk melihat seberapa jauh kemampuan RS dalam meningkatkan, atau paling tidak mempertahankan jumlah BAL. 7.6 7.2 8. 2 8. 4 8.1 8.1 8. 2 8. 3 7.1 7 8.5 7.8 2 4 6 8 10 Jumlah BA L log CFUm l L.rhamnosus L.plantarum B.bifidum Jenis BAL s-RS3 s-RS4 m-MRSB+RS3 m-MRSB+RS4 Gambar 17. Pengaruh RS kimpul tipe III dan tipe IV terhadap viabilitas BAL pada konsentrasi kultur 5 Berdasarkan analisis statistik rancangan acak lengkap pada taraf nyata α = 0.05, peluang pada media adalah 0.003. Karena p0.05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara media s-RS dan 48 m-MRSB terhadap viabilitas BAL. Hasil uji statistik dapat dilihat pada Lampiran 13. Berdasarkan Gambar 17 dapat terlihat bahwa terdapat perbedaan yang cukup jauh antara media s-RS dengan m-MRSB+RS antara 0.5-1 log CFUml. Hal ini terutama terdapat pada L. rhamnosus dan B. bifidum dimana viabilitas lebih tinggi terjadi pada media m-MRSB+RS. Perbedaan viabilitas ini terjadi karena pada media m-MRSB+RS terdapat sumber N dan sumber mineral yang dibutuhkan untuk kehidupan BAL. Namun, perbedaan viabilitas tidak terjadi pada L. plantarum dimana viabilitas BAL yang ditumbuhkan baik pada media s-RS maupun media m-MRSB tidak terlalu berbeda. Viabilitas BAL tertinggi untuk konsentrasi kultur BAL 5 terdapat pada B. bifidum yang ditumbuhkan pada media m-MRSB+RS 3 2.8 x 10 8 CFUml. Pada dasarnya, media m-MRSB+RS dapat menstimulir BAL lebih baik dibandingkan dengan media s-RS. Menurut Fardiaz 1992, hal ini disebabkan karena Lactobacillus tidak dapat tumbuh pada makanan yang kandungan vitaminnya rendah. Walaupun viabilitas BAL lebih tinggi pada media m-MRSB, penelitian tahap selanjutnya dilakukan dengan menggunakan media s-RS. Hal ini disebabkan media s-RS dianggap lebih dapat menunjukkan pengaruh RS terhadap pertumbuhan BAL karena satu- satunya bahan makanan untuk BAL dalam media s-RS adalah Resistant starch . 49 b. Pengaruh jenis RS 7.6 8.1 7.1 7.2 8.1 7 6.4 6.6 6.8 7 7.2 7.4 7.6 7.8 8 8.2 Ju m lah BAL l o g CF U m l s-RS3 s-RS4 Jenis media L.rhamnosus L.plantarum B.bifidum Gambar 18. Pengaruh RS kimpul tipe III dan tipe IV terhadap viabilitas BAL pada media s-RS Gamabar 18 menunjukkan bahwa viabilitas BAL tertinggi terdapat pada L. plantarum 1.2 x 10 8 CFUml baik yang ditumbuhkan pada s-RS 3 maupun pada s-RS 4 . 8.2 8.2 8.5 8.4 8.3 7.8 7.4 7.6 7.8 8 8.2 8.4 8.6 Ju m lah BAL l o g CF U m l m-MRSB+RS3 m-MRSB+RS4 Jenis media L.rhamnosus L.plantarum B.bifidum Gambar 19. Pengaruh RS kimpul tipe III dan tipe IV terhadap viabilitas BAL pada media m-MRSB + RS Gambar 19 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang cukup jauh antara BAL yang ditumbuhkan pada media m-MRSB+RS 3 dan media 50 m-MRSB+RS 4 kecuali pada B. bifidum. Viabilitas B. bifidum pada media m-MRSB+RS 3 2.8 x 10 8 CFUml jauh lebih tinggi dibandingkan dengan viabilitasnya pada media m-MRSB+RS 4 5.6 x 10 7 CFUml. Berdasarkan analisis statistik rancangan acak lengkap pada taraf nyata α = 0.05, uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa RS tipe III dan RS tipe IV berada pada subset yang sama baik pada media s-RS maupun media m-MRSB. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata antara jenis RS yang digunakan terhadap viabilitas BAL. Hasil ini menunjukkan RS tipe III maupun RS tipe IV dapat digunakan untuk penelitian tahap selanjutnya. Hasil uji statistik dapat dilihat pada Lampiran 13. Walaupun begitu jika RS akan dikembangkan untuk produk makanan lebih baik menggunakan RS tipe IV karena RS tipe IV memiliki derajat putih 100.85 lebih tinggi dan a w 0.358 yang paling rendah dibandingkan dengan derajat putih 81.55 dan a w 0.367 RS tipe III. Derajat putih yang tinggi lebih disukai konsumen, sedangkan a w yang rendah akan menghambat pertumbuhan mikroba. c. Pengaruh konsentrasi Konsentrasi RS yang digunakan adalah 2.5 dan BAL yang ditambahkan ke dalam media adalah sebanyak 5 pada media dengan volume 50 ml. BAL yang digunakan dalam penelitian ini adalah L. casei rhamnosus, L. plantarum, dan B. bifidum yang berumur 24 jam dengan jumlah sel L. casei subsp. rhamnosus, L. plantarum, dan B. Bifidum, berturut-turut sebesar 1.6x10 9 CFUml, 2.3x10 9 CFUml, dan 1.5x10 9 CFUml. Konsentrasi kultur yang ditambahkan pada uji viabilitas L. plantarum dan B. bifidum pada media air dan RS tipe III, dikurangi menjadi 1 sehingga tingkat pengenceran juga diturunkan menjadi 10 -4 – 10 -6 . Hal tersebut disebabkan pengaruh RS dalam meningkatkan pertumbuhan BAL 51 tidak dapat dilihat secara nyata. Konsentrasi kultur sebelumnya, yaitu 5, dinilai terlalu tinggi sehingga penambahan substrat prebiotik tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan BAL. 6. 2 6. 6 7. 6 8. 1 7. 1 8 7. 6 7. 9 8. 2 8. 2 8. 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ju m lah BAL lo g CF U ml s-RS3 1 s-RS3 5 m-MRSB+RS3 1 m-MRSB+RS3 5 Jenis media L.rhamnosus L.plantarum B.bifidum Gambar 20. Pengaruh konsentrasi kultur BAL terhadap viabilitas BAL pada RS kimpul tipe III Uji viabilitas BAL pada konsentrasi 1 dan 5 Gambar 20 menunjukkan bahwa konsentrasi kultur BAL yang ditambahkan mempengaruhi viabilitas BAL. Namun hal ini tidak terjadi pada L. rhamnosus yang ditumbuhkan pada media m-MRSB dimana perbedaan viabilitas antara viabilitas BAL pada media m-MRSB+RS 3 1 1.0 x 10 8 CFUml dan media m-MRSB+RS 3 5 1.6 x 10 8 CFUml hanya 0.2 log CFUml. Percobaan yang dilakukan oleh Kleessen, et al., 1997, menunjukkan bahwa dari tiga jenis ransum yang diberikan pada tikus pati, RS tipe I, dan RS tipe II, Bifidobacterium hanya muncul pada tikus yang diberi ransum dengan tambahan RS tipe I dan tipe II. Dari sini terbukti bahwa RS mempengaruhi viabilitas BAL terutama Bifidobacterium. Viabilitas 52 tertinggi terdapat pada B. bifidum 3.2x10 8 CFUml yang ditumbuhkan pada media m-MRSB+ RS 3 . C. ANALISIS SERAT PANGAN DAN ASAM LEMAK RANTAI PENDEK UNTUK RS DAN BAL TERPILIH Analisis serat pangan dietary fiber dilakukan dengan menggunakan RS tipe IV dari umbi terpilih kimpul dan untuk analisis SCFA digunakan hasil degradasi bakteri Lactobacilus plantarum pada media s-RS 4 kimpul.

1. Analisis Serat Pangan Dietary Fiber