persegi panjang, persegi, trapesium, jajar genjang, belah ketupat, dan layang –
layang; menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah; melukis segitiga, garis tinggi, garis
bagi, garis berat, dan garis sumbu Depdiknas 2006. Namun, yang menjadi fokus dalam penelitian ini hanya kompetensi dasar menghitung keliling dan luas bangun
segiempat belah ketupat, layang – layang, trapesium serta menggunakannya
dalam pemecahan masalah.
2.2 Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelian yang telah dilakukan yang terkait dengan penelitian ini adalah:
1. Pratiwi 2014 dalam penelitiannya terhadap siswa kelas X SMA Negeri 7 Pontianak menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model Discovery
Learning dengan pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis antara siswa yang
diajar menggunakan model discovery learning dengan pendekatan saintifik dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model cooperative learning
dengan pendekatan saintifik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan U -Mann Whitney pada taraf nyata = 5. Hasil uji U-Man Whitney
dengan taraf nyata = 5 terhadap nilai pretest pada kelas eksperimen dan
kontrol diperoleh nilai sama yaitu Asymp.Sig 2-tailed sebesar 0,0080 dengan Ha diterima. Pembelajaran dengan model discovery learning
dengan pendekatan saintifik memberikan peningkatan hasil belajar dengan
effect size sebesar 0,78 tergolong sedang pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.
2. Effendi 2012 dalam penelitiannya terhadap siswa salah satu SMP Negeri Bandung kelas VIII menunjukkan bahwa
model pembelajaran
matematika dengan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan kemampuan
representasi dan pemecahan masalah matematis siswa. Berdasarkan hasil penelitian Effendi dapat disimpulkan bahwa:
a. Secara keseluruhan peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran
dengan metode penemuan terbimbing lebih baik daripada pembelajaran konvensional.
b. Peningkatan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa berbeda signifikan antar kemampuan awal matematis.
c. Terdapat interaksi yang signifikan antara faktor pembelajaran dan kemampuan awal matematis terhadap kemampuan representasi dan
pemecahan masalah matematis. 3. Damayanti dan Sukestiyarno 2014 dalam penelitiannya terhadap kelas VIII
C SMP N 1 Pecangaan menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan Brain
– Based Learning berbantuan Sirkuit Matematika dapat meningkatkan karakter jujur dan keterampilan pemecahan masalah.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pembelajaran tersebut dapat mengembangkan karakter jujur peserta didik. Peningkatan keterampilan
pemecahan masalah dapat dilakukan melalui pembelajaran pendekatan BBL
berbantuan Sirkuit Matematika. Hal tersebut dilaksanakan dengan memberi peserta didik latihan soal pemecahan masalah yang cukup dari
segi kualitas dan kuantitas. Latihan yang diberikan terdiri dari dua tahapan, yaitu latihan dengan bantuan dan latihan secara mandiri. Latihan dilakukan
dalam suasana pembelajaran yang menantang, bermakna, dan menyenangkan. Pembelajaran tersebut dapat meningkatkan keterampilan
pemecahan masalah peserta didik. Kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik yang diajar dengan tersebut dapat mencapai kriteria
ketuntasan minimal yang ditentukan. 4. Aryanti, dkk 2011 dalam penelitiannya menunjukkan bahwa siswa tingkat
kemampuan atas memiliki kemampuan representai enaktif tinggi, kemampuan representasi ikonik rendah dan kemampuan representasi
simbolik sangat tinggi. Siswa tingkat kemampuan menengah memiliki kemampuan representasi enaktif tinggi, kemampuan representasi ikonik
dan simboliknya sangat rendah. Siswa tingkat kemampuan bawah memiliki kemampuan enaktif sedang, kemampuan ikonik dan simboliknya
sangat rendah. Kecenderungan representasi matematis ketiganya adalah representasi enaktif. Persamaan penelitian Aryanti dengan penelitian ini
yaitu keduanya sama – sama membahas tentang kemampuan representasi
matematis untuk materi segiempat. Perbedaan kedua penelitian ini adalah pada penelitian Aryanti, didasarkan pada pengelompokkan siswa menurut
tingkat kemampuan siswa, sementara penelitian ini tidak mengelompokkan tingkat kemampuan siswa.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tersebut dikembangkan penelitian eksperimen model pembelajaran discovery learning dengan pendekatan
saintifik berbantuan mathematics circuit terhadap kemampuan representasi matematik siswa kelas VII SMP N 1 Mungkid pada materi segiempat belah
ketupat, layang – layang, trapesium.
2.3 Kerangka Berpikir