Pendekatan Saintifik Landasan Teori

Karakteristik yang paling jelas mengenai discovery sebagai metode mengajar ialah bahwa sesudah tingkat – tingkat inisial pemulaan mengajar, bimbingan guru hendaklah lebih berkurang dari pada metode – metode mengajar lainnya Kemendikbud, 2013. Hal ini tak berarti bahwa guru menghentikan untuk memberikan suatu bimbingan setelah problema disajikan kepada pelajar. Akan tetapi bimbingan yang diberikan tidak hanya dikurangi direktifnya melainkan pelajar diberi responsibilitas yang lebih besar untuk belajar sendiri.

2.1.4 Pendekatan Saintifik

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan – tahapan mengamati untuk mengidentifikasi masalah yang ingin diketahui, merumuskan pertanyaan dan merumuskan hipotesis, mengumpulkan datainformasi dengan berbagai teknik, mengolahmenganalisis datainformasi dan menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan kesimpulan Kemendikbud, 2013. Langkah – langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan mencipta. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu Hosnan, 2014. Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Pembelajaran dengan metode saintifik di antaranya bertujuan untuk: 1. meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, 2. membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, 3. memperoleh hasil belajar yang tinggi, 4. melatih siswa dalam mengomunikasikan ide – ide, khususnya dalam menulis karya ilmiah, serta 5. mengembangkan karakter siswa Kemendikbud, 2013. Bentuk kegiatan pembelajaran melalui pendekatan saintifik sebagai berikut Hosnan, 2014. 1. Mengamati Observing Pada tahap mengamati, siswa mengamati objek langsung yang akan dipelajari sehingga siswa mendapatkan fakta berbentuk data objektif yang kemudian dianalisi sesuai tingkat perkembangan siswa. Kegiatan belajarnya adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat tanpa atau dengan alat. Dalam hal ini guru menyajikan perangkat pembelajaran berupa media pembelajaran video, gambar, miniatur, tayangan, atau objek asli. 2. Menanya Questioning Langkah kedua ini kegiatan belajarnya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan. Pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang konkret sampai pada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, ataupun hal lain yang lebih abstrak. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. 3. Mengumpulkan Infomasi Data Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Peserta didik dapat membaca buku ynge lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. 4. MengasosiasikanMenalar Associating Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta – fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Associating mengasosiasi manalar dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan atau eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. 5. Mengkomunikasikan Pada langkah ini, peserta didik diharapkan sudah dapat mempresentasikan hasil temuannya untuk kemudian ditampilkan di depan khalayak ramai sehingga rasa berani dan percaya dirinya dapat lebih terasah. Kegiatan mengkomunikasikan dapat diberikan klarifikasi oleh guru agar peserta didik mengetahui apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki. Peserta didik dalam mengomunikasikan dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Pada Tabel 2.1 akan dijelaskan mengenai keterkaitan antara langkah pembelajaran dengan kegiatan belajar Hosnan, 2014. Tabel 2.1 Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar Langkah Kegiatan Pembelajaran Aktivitas Belajar Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat tanpa atau dengan alat Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati dimulai dari pertanyaan faktual sampai pertanyaan yang bersifat hipotetik Mengumpulkan Informasi - Melakukan eksperimen - Membaca sumber lain selain buku teks - Mengamati objekkejadianaktivitas - Wawancara dengan narasumber Mengasosiasikan - Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkaneksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. - Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai pada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai pada yang bertentangan. Mengomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Hasil yang diperoleh dari pembelajaran dengan pendekatan saintifik berupa konsep, hukum, atau prinsip yang dikonstruk oleh siswa dengan bantuan guru. Pada kondisi tertentu, data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan tidak mungkin diperoleh secara langsung oleh siswa karena kadang – kadang data tersebut perlu dikumpulkan dalam waktu yang lama. Guru dapat memberikan data yang dibutuhkan untuk kemudian dianalisis oleh siswa.

2.1.5 Discovery Learning dengan Pendekatan Saintifik

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran Connected Mathematics Project (CMP) terhadap kemampuan Representasi matematis siswa: penelitian kuasi eksperimen di kelas VII SMP Muhammadiyah 17 Ciputat

9 68 187

KEEFEKTIFAN MODEL DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN RESITASI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII

1 44 410

KOMPARASI KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF SISWA KELAS X MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN INDEX CARD DAN WORKSHEET

8 56 387

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK

1 14 207

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN STRATEGI Implementasi Pendekatan Saintifik Dengan Strategi Problem Based Learning Dan Discovery Learning Ditinjau Dari Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Kelas Viii Smp Negeri 1 Teras Tahun Ajaran 2015/2016.

0 2 15

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN STRATEGI Implementasi Pendekatan Saintifik Dengan Strategi Problem Based Learning Dan Discovery Learning Ditinjau Dari Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Kelas Viii Smp Negeri 1 Teras Tahun Ajaran 2015/2016.

0 2 16

PENINGKATAN PENALARAN MATEMATIK MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA Peningkatan Penalaran Matematik Melalui Pendekatan Saintifik Dengan Model Discovery Learning Pada Siswa Kelas VIII E MTs Muhammadiyah Blimbing ( PTK Siswa

0 2 17

PENDEKATAN PENGAJUAN MASALAH SECARA BERKELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI VISUAL MATEMATIK SISWA SMP.

0 1 37

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PMRI BERBANTUAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA SISWA

0 0 61

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPASIAL MATEMATIS SISWA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN GEOGEBRA DI LINGKUNGAN PESANTREN

0 0 10